Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan

DESAIN GEDUNG PELATIHAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI DESA ARGOSARI DIY Ahmad Zaki; Arni Surwanti; Yessi Jusman; Bunsa Jondan Satriawan
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35446/diklatreview.v6i2.1115

Abstract

Ramah difabel merupakan istilah yang sering dilekatkan pada berbagai sarana prasarana maupun layanan publik. Sering pula kita menjumpai istilah puskesmas ramah difabel, sekolah atau kampus ramah difabel, kantor pemerintah ramah difabel, gedung ramah difabel, dan sebagainya. Sehingga sekarang sudah merupakan keharusan semua sarana prasarana dan fasilitas layanan publik bisa digunakan oleh semua kalangan termasuk kaum difabel. Salah satu ciri fasilitas ramah difabel adalah terbukanya seluruh akses dengan baik, misalnya, tersedianya ramp (jalan miring) untuk masuk ke sebuah gedung, adanya tangga dengan pegangan tangan, lift, dan wc atau toilet khusus difabel di setiap gedung. Di sisi lain, kaum difabel sangat membutuhkan berbagai macam pelatihan keterampilan baik softskill dan hardskill untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi pada masyarakat. Sehingga, adanya gedung pelatihan khusus difabel sangat dibutuhkan khususnya di wilayah Bantul, tepatnya di Desa Argosari, Kecamatan Sedayu. Melalui program pengabdian kemitraan masyarakat ini kami bekerjasama dengan Lembaga Amil Zakat Infaq Sodhaqoh Muhammadiyah (LAZISMU) Kecamatan Sedayu untuk mendesain gedung pelatihan ramah difabel. Gedung pelatihan ini akan didirikan pada tanah wakaf kader Muhammadiyah Sedayu. Pengabdian ini dimulai dengan pengukuran tanah dan pemetaan tanah dan desain gedung menggunakan Autocad dan Google SketchUp.
DINDING PENAHAN TANAH UNTUK PERKUATAN TEBING SEBAGAI BAGIAN PRASARANA DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA SABODAM PABELAN Seplika Yadi; Ahmad Zaki; Endra Aji Setiawan; Effendi Yusuf
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35446/diklatreview.v7i1.1116

Abstract

Sabo Dam Kabongan Pabelan sebagai infrastruktur sistem perairan untuk lahan pertanian sangat potensial dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tujuan wisata. Setelah dibangun sejak 2018, area Sabo Dam Kabongan Pabelan belum dimanfaatkan untuk kegiatan lain selain sebagai irigasi. Pemanfaatan area sabo dam atau pun bendungan sebagai objek wisata edukasi yang mulai berkembang di berbagai tempat dewasa ini dirasa sangat tepat diterapkan di Sabo Dam Kabongan Pabelan mengingat wilayah Desa Pabelan merupakan kawasan pintu masuk area wisata internasional Candi Borobudur. Objek wisata pada Sabo Dam Kabongan Pabelan dapat dikembangkan menjadi beberapa jenis wisata, seperti wisata jeep adventure, camping ground, wisata edukasi, dan outbond. Untuk mendukung potensi tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang baik dan terintegrasi dengan wahana yang telah direncanakan. Kondisi saat ini di sekitar sabo dam masih terdapat tebing terjal yang menjadi perbatasan antara sawah warga pada sisi atas tebing dengan lokasi bendungan pada sisi bawahnya. Tebing dengan panjang sekitar 50 m tersebut bisa menjadi hambatan di kemudian hari apabila terjadi bencana longsor. Oleh karenanya perlu dilakukan suatu upaya untuk perkuatan tebing meskipun secara sederhana namun kuat dengan memasang dinding penahan tebing untuk mencegah terjadinya bencana longsor dikemudian hari. Selain itu, dinding penahan tebing tersebut dapat dijadikan fondasi bagi fasilitas-fasilitas penunjang lainnya seperti mushalla dan kamar mandi yang diperlukan oleh pengunjung wisata edukasi sabo dam nantinya. Pada tahap awal, program pengabdian ini dilakukan pembersihan dan penataan tebing terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dinding penahan tebing di sepanjang tebing. Pembangunanan pada tahap 1 dihasilkan dinding penahan tebing sepanjang 15 m dengan ketinggian bervariasi antara 1,5 m hingga 2 m (menyesuaikan kontur tanah yang miring) dengan ketebalan dinding 45 cm.