Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan

TECHNETRONIC ETHNOCIDE DAN ETIKA BEREKSPRESI Ahmad Sihabudin
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 13, No 1 (2017): Rausyan Fikr
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v13i1.68

Abstract

Abstrak;Tulisan  ini memaparkan  bagaimana  pengaruh  teknologi  komunikasi  berpengaruh  padakehidupan sosial dan budaya masyarakat. Kini sebuah raksasa budaya dengan rakus menelan budaya-budaya  lokal  di  seluruh  bumi.  Keragaman  kultural  telah  didesak  oleh  standarisasi kultural yang dilahirkan industrialisme. Telah terjadi budaya baru. Dalam budaya baru yang memerintah bukan Raja atau kepala suku, tetapi teknologi mengatur hidup dan mati anda sejak makan, minum, sampai sehat dan sekarat. Teknologi informasi sebagai bagian dari teknosfer akan mewarnai infosfer-yakni,  budaya pertukaran  informasi, pada akhirnya akan membentuk dan mengubah sosiosfer-yakni norma-norma sosial, pola-pola interaksi, dan organisasi sosial kemasyarakatan.  Saat  ini  kebebasan  menyampaikan  pendapat  dan  mengekspresikan  hampir tidak  melihat  etika,  khususnya  para  pengguna  media  sosial  dan  media  on  line.  Siapakah manusia  yang  memperoleh  kebebasan  murni dan menafikan  tanggung  jawab?  Pasti  seorang tiran. Bila anda  tiran anda dapat melakukan  apapun  yang anda  kehendaki  semaunya  tanpa batas, kecuali bertanggung  jawab. Kita dapat menyanjung  atau memaki tanpa digugat siapa pun. Anda dapat memenuhi hak apapun kecuali hak orang lain. Menurut Ibn Khaldun bahwa komunikasi yang didasarkan pada etika merupakan suatu jaringan masyarakat yang manusiawi, dan mengalirnya komunikasi seperti itu, menentukan arah dan laju perkembangan sosial yang dinamis.
MEMBANGUN FILM KULTUR EDUKATIF1 Ahmad Sihabudin
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 13, No 2 (2017): Rausyan FIkr
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v13i2.297

Abstract

Tulisan tentang kefektifan film sebagai media yang dapat membangun kultur tradisi baik postif maupun negatif. Film, dalam posisinya sebagai media, adalah sebuah media yang, selain menghubungkan dan menjadi perantara bagi sebuah realita (s), juga menjadi pembentuk realita baru serta pemberi makna bagi realita tersebut.Melvin DeFleur dalam Teori Norma Budaya, media menawarkan norma budaya, mampu mengubah norma tradisi masyarakat, ekstrimnya mengganti norma budaya yang ada. Seperti halnya koran, televisi, ataupun media lainnya, posisi film sebagai media di masyarakat cukup kuat. Sebagai media yang bersifat dua arah, film dapat membuat masyarakat bertanya-tanya tentang sebuah realita yang ditampilkan. Margaret R. Miles dalam bukunya Seeing and Believing: Religion and Values in The Movies dalam balutan hiburan, film dapat membuat masyarakat bertanya, menegosiasikan, serta melawan nilai dan budaya yang sudah dipercayai di masyarakat.