Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Kimia

PENGARUH KONSENTRASI ASAM DAN WAKTU HIDROLISIS PADA PEMBENTUKAN BIOETANOL DARI DAUN NANAS Nina Haryani; Novia; Viesta Listuyeri Syarif; Soraya Rizky Ananda
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi yang kian meningkat tidak diimbangi dengan cadangan bahan bakar fosil yang semakinmenipis. Krisis energi ini menuntut adanya pengembanganenergi alternatif pengganti bahan bakar fosil.Salah satunya ialah pemanfaatan biomassa menjadi bioenergi. Daun nanas merupakan biomassa yangmengandung selulosa yang cukup tinggisehingga dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatanbioetanol. Penelitian ini bertujuan untukmemproduksi bioetanol dari daun nanas melalui alkalinepretreatment, kemudian dihidrolisis dengan asam sulfat, dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae.Jangkauan variabel yang digunakan ialah konsentrasi asam sulfat 1, 2, 3, 4, dan 5% dengan waktuhidrolisis 30, 60, 90, dan 120 menit. Diperoleh bioetanol tertinggi pada konsentrasi asam sulfat 2%dengan waktu 120 menit sebesar 6,244%.
Simulasi evaporasi sweet water di unit evaporasi di unit produksi fatty acid menggunakan Hysys Novia Novia; Jefry Muliady. A; Agung Prabowo
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 2 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i2.29

Abstract

Dalam proses pengolahan sweet water yang akan menjadi gliserin di industri oleochemical akan melalui tahapan proses evaporasi. Proses evaporasi ini akan mempengaruhi dari % gliserin yang akan dihasilkan, semakin baik proses evaporasi maka akan semakin tinggi % gliserin yang didapatkan. Kegagalan dari proses evaporasi akan mengakibatkan kualitas dari % gliserin yang menurun dan tidak sesuai dengan mutu produk gliserin yang telah ditetapkan oleh industri oleochemical. HYSYS merupakan program untuk mensimulasikan proses didalam suatu pabrik. Berdasarkan simulasi HYSYS, dapat diketahui mass flow steam yang digunakan secara praktek sebesar 3.518 kg/h. Berdasarkan operasi praktek, nilai total gliserin pada setiap stage adalah balance. Tidak ada gliserin yang teruapkan. Stage I memiliki performansi penguapan air paling tinggi yaitu 72.558%, sementara stage II dan stage III hanya 3,756% dan 0,079%. Steam bertekanan lebih tinggi akan menghasilkan heat flow yang lebih tinggi pada pemanasan di EX742.01. Steam bertekanan yang lebih tinggi akan menghasilkan fraksi massa dan temperatur gliserin yang lebih tinggi pada produk akhir crude glycerine. Penggunaan steam yang bertekanan lebih tinggi tidak mempengaruhi nilai total gliserin yang dihasilkan sebagai produk crude glycerine.
Pengaruh penambahan bahan pengental pembuatan bioetanol gel dan uji perpindahan panas dengan simulasi ansys fluent16 Novia Novia; Dhika Uljanah; Eko Safitri
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 2 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v24i2.256

Abstract

Bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi yang memiliki potensi untuk di kembangkan di Indonesia adalah bioetanol. Bioetanol merupakan biofuel yang hadir sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan yang dihasilkan dari proses fermentasi. Sifat fisik bioetanol yang berbentuk cairan menyebabkan bioetanol mudah tumpah saat pendistribusian. Penelitian ini mengkonversikan bioethanol cair menjadi berbentuk gel dengan adanya penambahan thickening agent. Larutan bioetanol (70%) akan ditambahkan bahan pengental CMC dan Carbopol dengan variasi penambahan 1,0;1,2 ; 1,4; 1,6; 1,8; 2,0 gram. Bioetanol gel dengan bahan pengental CMC dan Carbopol menghasilkan spesifikasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengental CMC menghasilkan formulasi terbaik saat penambahan 1,8 gram viskositas 75,7288 m.Pa/s dan residu pembakaran 5,3%. Sementara bahan pengental Carbopol menghasilkan formulasi terbaik pada penambahan 2,0 gram dengan viskositas 102,443 m.Pa/s dan residu pembakaran 0,6%.
Pengaruh konsentrasi natrium hidroksida saat pretreatment dan waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol dari daun nanas Novia Novia; Khairunnas Khairunnas; Gigih Tejo Purboyo
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 3 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia menyebabkan defisit dan harus dilakukan impor untuk memenuhinya. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pada tahun 2012 konsumsi BBM Indonesia sebesar 1,25 juta barrel per hari, sementara produksinya hanya sebesar 875 ribu barrel.Berdasarkan hal tersebut untuk mengurangi impor BBM, pemerintah menghimbau agar memanfaatkan Bahan Bakar Nabati (BBN). Salah satu jenis BBN adalah bioetanol. Pembuatan bioetanol generasi pertama kurang efektif karena bahan bakunya juga berfungsi sebagai bahan pangan. Bioetanol generasi kedua dibuat dari bahan lignoselulosa, seperti daun nanas. Daun nanas merupakan limbah dari hasil perkebunan nanas dan jumlahnya melimpah. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan daun nanas sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kadar lignin dan glukosa serta pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol dari daun nanas. Pada persiapan bahan baku, daun nanas dijemur, dicacah dan dihaluskan. Pretreatment dilakukan dengan delignifikasi serbuk daun nanas menggunakan NaOH (variasi konsentrasi 0,2 N ; 0,4 N ; 0,6 N ; dan 0,8 N). selanjutnya, tahap hidrolisis menggunakan larutan Asam sulfat 2% (v/v). langkah terakhir yaitu fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan variasi waktu fementasi 1, 2, 3, 4 dan 5 hari. Bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi dimurnikan dengan destilasi. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar konsentrasi NaOH semakin kecil kadar lignin dan semakin besar kadar glukosa. Perlakuan delignifikasi 0,8 N NaOH dan waktu fermentasi 3 hari menghasilkan bioetanol dengan kemurnian tertinggi yaitu 3,213 % (v/v).
Pengaruh konsentrasi asam dan waktu hidrolisis pada pembentukan bioetanol dari daun nanas Nina Haryani; Novia Novia; Viesta Listuyeri Syarif
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi yang kian meningkat tidak diimbangi dengan cadangan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Krisis energi ini menuntut adanya pengembanganenergi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Salah satunya ialah pemanfaatan biomassa menjadi bioenergi. Daun nanas merupakan biomassa yang mengandung selulosa yang cukup tinggisehingga dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untukmemproduksi bioetanol dari daun nanas melalui alkaline pretreatment, kemudian dihidrolisis dengan asam sulfat, dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae. Jangkauan variabel yang digunakan ialah konsentrasi asam sulfat 1, 2, 3, 4, dan 5% dengan waktu hidrolisis 30, 60, 90, dan 120 menit. Diperoleh bioetanol tertinggi pada konsentrasi asam sulfat 2% dengan waktu 120 menit sebesar 6,244%.
Pengaruh temperatur dan waktu tinggal pada perlakuan awal bagas sorgum dengan metode steam explosion Yanni Sudiyani; Joko Waluyo; Andika Putra Riandy; Prasetyo Primandaru; Novia Novia
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagas sorgum merupakan salah satu sumber biomassa lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pada proses pembuatan bioetanol, tahap perlakuan awal bahan baku merupakan salah satu tahapan penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan waktu tinggalpada perlakuan awal bagas sorgum denganmetode steam explosion. Pada penelitian ini, rasio bagas sorgum dan larutan NaOH 10% yang dimasukkan ke dalam reaktor Steam Explosionyaitu 1:5 (m:v),tekanan 4 bar, variasi temperatur110oC, 130oC, 150oC dan variasi waktu tinggal 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.Pada tahapan sakarifikasi enzimatik, digunakan enzim selulase dan β-glukosidase dengan perbandingan 5:1.Kadar komponen gula diukur denganHigh Performance Liquid Chromatography sedangkankadarlignin diukur denganUV Spectrophotometer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan temperatur perlakuan awal 130oC dan waktu tinggal 30 menit memiliki kadarselulosa tertinggi sebesar 88.25% dari kadar mula-mula 39.49%. Sementara itu kadar hemiselulosa dan ligninnya masing-masing menurun sebesar 8.01% dan 19.3% dari kadar mula-mula.Kadar glukosa tertinggi ditunjukkan oleh sampel dengan temperatur perlakuan awal 110oC dan waktu tinggal 20 menit yaitu sebesar 8.53%.
Pengaruh waktu delignifikasi terhadap lignin dan waktu ssf terhadap etanol pembuatan bioetanol dari sekam padi Novia Novia; Destarani Wijaya; Putri Yanti
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 1 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan bahan bakar minyak secara terus menerus dapat menyebabkan krisis energi dan akan mempengaruhi kehidupan manusia. Untuk mengatasi krisis ini diperlukan energi alternatif yang dapat menjanjikan di masa yang akan datang. Bioetanol ialah salah satu contoh energi alternatif yang dapat dihasilkan dari konversi biomassa ke bioenergi. Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian yang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dibuang secara langsung ke alam. Namun, ternyata sekam padi memiliki kandungan selulosa cukup tinggi yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioetanol dari sekam padi melalui alkaline-acid pretreatment, kemudian proses hidrolisis dan fermentasi yang dilakukan secara bersamaan (Simultaneous Saccharification and Fermentation). Variabel yang dikaji adalah waktu delignifikasi 30, 45, 60, 75, 90 menit dan waktu SSF 3, 4, 5, 6, 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lignin terendah diperoleh pada waktu delignifikasi 90 menit yaitu 1,09%, kadar selulosa tertinggi pada waktu delignifikasi 75 menit yaitu 78,67%, kadar hemiselulosa terendah pada waktu delignifikasi 30 menit yaitu 0,12%, dan kadar etanol tertinggi didapatkan pada waktu SSF 5 hari yaitu 1%.