Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi

Kritik Etika Kristen Feminis atas Sikap GMIT Ebenhaezer Naimuti Terhadap Praktik Adat Suus Oef Ora, Thresia Nina; Ludji, Irene
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 5, No 1 (2024): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v5i1.191

Abstract

This article examines the attitude of the Evangelical Christian Church in Timor (GMIT) Ebenhaezer Naimuti towards the suus oef custom in Nekmese Village, South Amarasi, from a feminist Christian ethics perspective. The research employs a qualitative method, including field observations, structured and unstructured interviews, and literature studies. The results indicate that suus oef, part of the bride price, influences how men treat women, with women being considered men's property after payment. GMIT Ebenhaezer Naimuti addresses this issue by providing mass wedding services for couples who have lived together but are not yet legally married in the church. This approach underscores the church's stance that both men and women are made in the image of God (Imago Dei).Artikel ini mengkaji sikap Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Ebenhaezer Naimuti terhadap praktik adat suus oef di Desa Nekmese, Amarasi Selatan, dengan perspektif etika Kristen feminis. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka. Hasil menunjukkan bahwa suus oef, sebagai bagian dari mahar, memengaruhi perlakuan laki-laki terhadap perempuan, di mana perempuan dianggap milik laki-laki setelah pembayaran. GMIT Ebenhaezer Naimuti merespons isu ini dengan menyediakan pelayanan nikah massal bagi pasangan yang sudah tinggal bersama namun belum menikah secara sah di gereja. Pendekatan ini menegaskan pandangan gereja bahwa laki-laki dan perempuan adalah gambar Allah (Imago Dei).
Konflik dan Peran Profetis-Normatif Pendeta: Kajian Etika Sosial Kristen Nakamnanu, Nadya; Ludji, Irene
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 4, No 2 (2023): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v4i2.134

Abstract

This paper reviews Christian social ethics on the prophetic-normative role of pastors in dealing with the rejection of the construction of Gereja Masehi Injili di Timor Bethlehem Oeluan-North Central Timor. The pastor's prophetic-normative role in this study refers to the ability to convey actual teachings that originate from moral responsibility based on the Christian faith. This is qualitative research where data collection was conducted through interviews, observation, and literature study. The study results show that in carrying out the prophetic-normative role, a pastor is seen as, first, parents and shepherds whose presence creates calm and rejection of violence in the congregation. Second, as a solidarity leader who strengthens the congregation. This study concludes that the pastor understands her prophetic-normative role through her calling to serve the congregation despite threats of violence. This prophetic-normative role is manifested in solidarity with congregations who are victims of violence. Tulisan ini mempresentasikan tinjauan etika sosial Kristen terhadap peran Pendeta. Pendeta dalam menghadapi penolakan pembangunan gedung Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Betlehem Oeluan Timor Tengah Utara (TTU). Peran Pendeta yang dimaksud adalah sikap Pendeta dalam menyampaikan ajaran benar yang bersumber dari tanggung jawab moral berdasarkan iman Kristen. Pengambilan data menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan perannya, Pendeta dipandang sebagai: Pertama, orang tua dan gembala yang kehadirannya melahirkan ketenangan dan penolakan terhadap sikap kekerasan di tengah jemaat. Kedua, tokoh solider yang menguatkan jemaat untuk tetap beribadah di dalam gedung gereja Betlehem Oeluan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pendeta memahami perannya di tengah konflik lewat keterpanggilan untuk melayani jemaat yang ada di tengah ancaman kekerasan sekalipun. Peran pendeta di tengah konflik diwujudkan dengan solidaritas bersama jemaat yang menjadi korban kekerasan.
Kajian Etika Solidaritas Terhadap Peran Pekerja Sosial Pendamping Korban Kekerasan Seksual di Sentra Efata Kupang Eluama, Lita Meathy Dawi Ngana; Setyawan, Yusak Budi; Ludji, Irene
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 5, No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v5i2.282

Abstract

This article explores the ethical aspects of solidarity in the role of social workers assisting victims of sexual violence. Social workers are expected to uphold equality and justice for victims, who are often vulnerable and marginalized. Using a qualitative approach, data were collected through observation, interviews, and literature study. The findings reveal that social workers provide protection and empowerment to support victims’ recovery. They emphasize solidarity as a foundation for effective assistance, recognizing its importance in their ethical duties. Despite challenges where some assistance may not be fully embraced by victims, social workers remain committed to their role in fostering solidarity and advocating for justice. This research underscores the ethical responsibility of social workers to assist victims with empathy and dedication, promoting their recovery and rights in the face of societal marginalization.Tulisan ini membahas Etika Solidaritas tentang peran pekerja sosial pendamping korban kekerasan seksual. Peran pekerja sosial yang dimaksudkan adalah sikap pekerja sosial dalam mendampingi korban kekerasan seksual dengan menekankan pentingnya kesetaraan dan keadilan bagi korban kekerasan seksual yang seringkali dianggap sebagai orang-orang paling rentan dan terpinggirkan dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan peran sebagai pendamping korban kekerasan seksual, pekerja sosial memberikan perlindungan serta pemberdayaan sebagai bentuk dukungan terhadap pemulihan diri korban. Selain itu sebagai pendamping yang memahami betul pentingnya solidaritas sebagai landasan dalam mendampingi korban. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pekerja sosial memahami dengan betul pangggilan etisnya melalui pendampingan terhadap korban meskipun beberapa pendampingan yang dilakukan tidak dapat diterima dengan baik oleh korban. Peran pendamping korban kekerasan seksual diwujudkan dengan solidaritas bersama para korban kekerasan seksual.