Desmelati Desmelati
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Riau Kampus Bina Widia Jalan HR Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru Panam Pekanbaru, Riau

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Karakteristik hedonik dan kimia cendol instan ikan gabus dengan formulasi sumber karbohidrat lokal berbeda : Hedonic and chemical characteristics of instant cendol fortified snakehead fish flour using different local carbohydrate sources Dewita, Dewita; Sidauruk, Santhy Wisuda; Desmelati, Desmelati; Hidayat, Taufik
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.49609

Abstract

Cendol merupakan minuman tradisional Indonesia yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Cendol memiliki kekurangan, yaitu kandungan gizi rendah karena didominasi tepung beras dan kadar air yang tinggi. Peningkatan kandungan gizi dan pengurangan kadar air pada cendol dapat dilakukan melalui fortifikasi 1,25% tepung ikan gabus dan diversifikasi berbagai sumber karbohidrat lokal untuk mensubstitusi tepung beras menggunakan metode pengeringan oven. Tujuan penelitian yaitu menentukan komibinasi tepung lokal terbaik pada cendol instan yang difortifikasi tepung ikan gabus berdasarkan parameter hedonik dan kimia. Produksi tepung ikan menggunakan metode steaming dengan parameter uji rendemen dan proksimat. Produksi cendol instan ikan gabus menggunakan metode pengeringan oven dengan parameter uji hedonik dan kimia. Perlakuan rasio sumber karbohidrat lokal yang digunakan, yaitu tepung beras:tepung sagu:tepung porang C1 (3:1:0), C2 (3:0:1), C3 (2:1:1), C4 (0:2:2), C5 (0:1:3), dan C6 (0:3:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung ikan gabus memiliki rendemen 15,23% dan kadar protein sebesar 84,42±0,53%. Secara keseluruhan, cendol instan dengan formulasi tepung beras dan tepung sagu (C1) merupakan cendol instan terbaik. Tingkat kesukaan panelis terhadap penilaian warna, aroma, tekstur, dan rasa cendol instan ikan gabus memilih lebih menyukai pada perlakuan C1 dengan karakteristik kimia terutama protein tertinggi sebesar 15.48±0.13%, diikuti kadar air yang rendah sebesar 11.45±0.16%.
Karakteristik fisikokimia dan umur simpan cendol sagu instan dengan variasi kemasan dan metode pengeringan: Physicochemical characteristics and shelf life of instant sago cendol with variations in packaging and drying methods Sidauruk , Santhy Wisuda; Dewita, Dewita; Sidauruk, Santhy Wisuda; Desmelati, Desmelati; Syahda, Melania; Hidayat, Taufik
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 4 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(4)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i4.62300

Abstract

Cendol merupakan minuman tradisional yang banyak diminati, namun memiliki kandungan gizi rendah karena didominasi tepung beras dan kadar air yang tinggi. Kandungan gizi cendol yang rendah dapat ditingkatkan melalui fortifikasi 1,25% tepung ikan gabus, sementara kadar airnya dapat dikurangi dengan metode pengeringan oven dan cabinet dryer. Selain itu, diversifikasi sumber karbohidrat dengan substitusi tepung beras menggunakan tepung sagu juga dapat dilakukan. Penurunan kadar air ini berkontribusi pada peningkatan umur simpan cendol. Tujuan penelitian, yaitu menentukan jenis kemasan (HDPE, foil aluminium, dan kombinasi keduanya) dan metode pengeringan terbaik terhadap karakteristik fisikokimia, umur simpan, dan angka lempeng total cendol sagu instan dengan fortifikasi ikan gabus. Metode umur simpan menggunakan perlakuan metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) dengan model Arrhenius diterapkan pada suhu 25°C, 35°C, dan 45°C dengan penyimpanan selama 0, 5, 10, 15, dan 20 hari. Hasil menunjukkan bahwa cendol instan dengan pengeringan cabinet dyer menghasilkan karakteristik fisikokimia yang tinggi dengan kadar albumin 5,6%. Cendol instan yang dikemas dengan foil aluminium memiliki umur simpan lebih lama, yaitu mencapai 10 bulan dibandingkan dengan kemasan HDPE maupun kombinasi keduanya, baik dengan pengeringan cabinet dryer maupun oven dengan jumlah total mikrob <1,0×106.