Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Depolimerisasi Kitosan dari Cangkang Udang dengan Enzim Papain dan Iradiasi Sinar Ultraviolet: Depolymerization of Chitosan from Shrimp Shell Using Papain Enzyme and Ultraviolet Light Irradiation Rizfi Fariz Pari; Dewi Mayangsari; Safrina Dyah Hardiningtyas
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.40311

Abstract

Chitosan is a natural polymer with positive charge that is good to be applied in the pharmaceutical field as a drug carrier. However, commercial chitosan has a large molecular weight and low degree of deacetylation, so its application is limited due to its low solubility in water. This study aims to determine the effect of the depolymerization method of two classes of chitosan on the market. The types of chitosan used to produce chitooligosaccharide are pharmaceutical grade and food grade. The method used were UV-C light irradiation (75 minutes), papain enzyme hydrolysis (15 g/L for 16 hours, 40oC and pH 5) and a combination of UV and enzymes. The results showed that the grade of chitosan and the depolymerization method affected the characteristics of the product. The three methods used in pharmaceutical grade chitosan produce chitooligosaccharide which dissolved directly in water with a neutral pH. Chitooligosaccharide had yield of >62%, whiteness degree of 99.33%, molecular weight <5.5 KDa, and degree of deacetylation >85%. Food grade chitosan which has been depolymerized by different methods cannot be dissolved in water with a neutral pH. Food grade chitosan through the combination of UV+enzyme depolymerization has the same deacetylation quality as pharmaceutical grade chitosan.
Ekstraksi Polisakarida Ulvan dari Rumput Laut Ulva lactuca Berbantu Gelombang Ultrasonik pada Suhu Rendah : Ultrasonic Wave Assisted Extraction of Ulvan Polysaccharide from Ulva Seaweed at Low Temperature Wahyu Ramadhan; Uju Uju; Safrina Dyah Hardiningtyas; Rizfi Fariz Pari; Nurhayati Nurhayati; Devani Sevica
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.40407

Abstract

Ulvan merupakan polisakarida bersulfat utama dari rumput laut Ulva yang memiliki aktivitas biologis penting. Umumnya ulvan diekstrak menggunakan suhu tinggi dan dengan rentang waktu yang lama, oleh karena itu diperlukan metode ekstraksi alternatif yang dapat menghasilkan ulvan yang memiliki kualitas yang baik namun tetap mendukung konsep efisiensi energi. Salah satu metode green extraction yang dapat mengurangi penggunaan pelarut organik dan energi yang tinggi selama ekstraksi adalah dengan bantuan gelombang ultrasonik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan waktu, suhu dan jenis pelarut dengan bantuan ultrasonik yang paling baik dalam menghasilkan rendemen dan karakteristik ulvan yang sesuai dibandingkan dengan ulvan yang diekstraksi dengan metode konvensional atau tanpa bantuan ultrasonikasi. Pada penelitian tahap awal digunakan kombinasi antara jenis pelarut (akuades, HCl dan NaOH) dengan kondisi ekstraksi suhu rendah (50, 60, dan 70℃) selama 45 dan 90 menit dengan bantuan ultrasonik. Rendemen tertinggi ulvan diperoleh dari ekstraksi menggunakan NaOH pada suhu 70℃ selama 90 menit dengan bantuan ultrasonik sebesar 16,90±0,45%. molekul dan viskositas ulvan yang dihasilkan dengan berbantu ultrasonik menunjukkan penurunan nilai dibandingkan dengan tanpa ultrasonikasi. Hasil Fourier-transform infrared spectroscopy mengkonfirmasi pita serapan grup sulfat yang merupakan residu gula rhamnose pada panjang gelombang 1125 cm-1 dan C-O-S pada 983 cm-1. Ulvan yang diekstrak dengan sonikasi menunjukkan kandungan sulfat 39, 58 dan 53% untuk masing- masing pelarut akuades, HCl dan NaOH. Perlakuan ultrasonikasi memberikan pengaruh pada kandungan sulfat 2-14% lebih tinggi dibandingkan dengan sulfat yang dihasilkan dari metode konvensional.
Profil asam lemak minyak dari jeroan ikan nila dan mas dengan rasio pelarut yang berbeda: Fatty acid profiles of fish oil from tilapia and carp with different solvent ratio Suseno, Sugeng Heri; Pari, Rizfi Fariz; Ibrahim, Bustami; Ramadhan, Rizki Tri Kurnia; Listiana, Desi; Nurjannah, Farah; Adha, As Syaffa Amalia
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.45781

Abstract

Extraction of fish oil from the by-products of tilapia and carp can be achieved using an appropriate extraction process. The purpose of this study was to determine the proportion of acetone and fish oil solvents in relation to the oxidation parameters, iodine number, and concentration profile of omega-3 fatty acids present in tilapia and goldfish oil. This study utilized a completely randomized design, in which the treatment ratios of acetone and oil solvent were varied as 3:1, 4:1, 5:1, 6:1, and 7:1 (v/v). The following parameters were examined: the chemical composition, free amino acids, acid value, peroxide value, p-anisidine, total oxidation, iodine value, and fatty acid profile.The omega-3 levels in tilapia and carp were 1.20% and 1.53%, respectively. An Iodine Number Test was employed to identify the most effective solvent treatment, revealing a 5:1 (v/v) ratio as the optimal solution. The increase in the value of omega-3 in tilapia oil amounted to 1.76%, whereas that in carp oil increased from 0.78% to 2.96%, resulting in an average increase of 2.31%.