Desniar - -
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Telepon. (0251) 8622909-8622906, Faks. (0251) 8622907, Bogor-Jawa Barat 16680.

Published : 39 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

The Influence of Salt Concentration on Peda Chub Mackerel (Rastrelliger Sp.) with Spontaneous Fermentation . Desniar; Djoko Poernomo; Wini Wijatur
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 1 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.567 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v12i1.898

Abstract

Peda is one of fermented fish product without further drying process, so it still classified as an intermediate moisture food where the fermentation process is still exist. The objective of research was to know the influence of salt concentration on peda spontaneous fermentation process. The treatment was immersion on salt concentrations (30%, 40%and 50%) with two salting phase. Parameters which observed were pH, water activity (aw), total viable count (TVC), lactic acid bacteria count (LAB) and salt content during 0, 6, and 14 days of fermentation. The changes of raw material and its chemical composition were also analyzed include moisture, ash, protein and lipid, while total volatile basic (TVB) and trimethylamine (TMA) were observed at the end product a long with the sensory test. During the fermentation process, the value of pH, aw, salt content and log TVC decreased, while the BAL total log increased. The proximate analyses showed that the moisture and protein on raw material were 73.91% and 22.01% respectively which higher with the product 52.71-53.94% for moisture and 20.15-21.54% for protein, while ash and lipid raw material were 3,22% and 0,22% respectively which lower from its product 1.25-1.37% for ash dan 15.96-16.90% for lipid. The content of TVB (18.42-16.78mg/ 100 gr) and TMA (3.35-2.23 mg/ 100 gr) of peda were decrease while increasing the salt content (30-50%). The sensory test indicated no significant different result in between all treatments. Therefore, the determination of selected product was based on the result of sensory test eg. 30% salt.Keywords: chub mackerel, fermenstation, peda, Rastrelliger sp
Isolation and Chracterization of Lactic Acid Bacteria from Bandeng (Chanos chanos) Bekasam Joddi Iryadi Candra; Winarti Zahiruddin; . Desniar
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 10 No 2 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.087 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v10i2.948

Abstract

Bekasam is one of the fishery product fermentation by using lactic acid bacteria. Bekasam is still made traditionally by applying spontaneous fermentation that cause product’s quality inconsistent. This research aims to analyze bacteria characteristics that isolated from bekasam and predict its types based on morphology and physiology characteristics. This research consists of three steps which are material analysis, isolation, and bacteria characterization. The result of this characterization is used to predict the bacteria type based on identification key. In this research milkfish bekasam is from traditional fishery product (pengolah) in Indramayu. It is predicted that milkfish has been fermented for two (2) weeks so that bekasam can be obtained. The analysis results shows that milkfish bekasam has Na Cl concentration 3.26 %, pH 4.46 and lactic acid total 1.30 %. Bacteria isolation from bekasam is chosen 5 (five) colony which grows dominantly and have different morphology. Those colony are isolated several times  by quadrant scratch methode by using MRSA media until the pure culture can be obtained. The isolate are characterized based on morphology and physiology characteristic. Based onthe characterization result, it is predicted that isolate B1, B3, and B5 are bacteria Staphylococcus sp., isolate B2 is Erysipelothrix or Lactobacillus, and isolate B4 is family of Streptococcacea which are Streptococcus sp. or Gemella.Key words : characterization, fermentation, isolation, lactic acid bacteria, milkfish(Chanos chanos) bekasam
Pengaruh Variasi pH dan NaCl terhadap Produksi Inhibitor Protease yang Dihasilkan oleh Acinetobacter baumanii (Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Plakortis nigra) Tati Nurhayati; Maggy T. Suhartono; . Desniar; Rini Suwardinni
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 9 No 2 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.855 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v9i2.990

Abstract

Mengingat semakin jelasnya keterlibatan protease dalam penyebab penyakit, maka diperlukan suatu senyawa untuk menghambat aktivitas enzim tersebut, yaitu inhibitor protease. Senyawa tersebut dapat dihasilkan oleh makro dan mikroorganisme laut. Untuk memproduksi inhibitor protease diperlukan suatu kondisi produksi yang tepat, termasuk NaCl dan pH media. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menentukan konsentrasi NaCl dan pH yang tepat dalam media untuk menghasilkan inhibitor protease dengan aktivitas tertinggi. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menumbuhkan Acinetobacter baumanii dalam media marine broth+glukosa 0,05 %(w/v) dengan melakukan variasi NaCl (0 %,2 %, dan 4 %(w/v)) dan juga pH (6,7, dan 8). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi NaCl yang tepat untuk produksi maksimum adalah 2 %(w/v) dan pH media 8 dengan waktu inkubasi 20-28 jam. Aktivitas tertinggi yang dihasilkan adalah 1,64-1,93 U/ml.Kata kunci: Acinetobacter baumanii, inhibitor protease
Modifikasi Media Marine Broth pada Produksi Inhibitor Protease dari Bakteri Acinetobacter baumanni yang Hidup Bersimbiosis dengan Sponge Plakortis nigra . Desniar; Tati Nurhayati; Maggy T. Suhartono; Eko Muhammad Isa
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 9 No 1 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.837 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v9i1.1008

Abstract

Enzim protease memiliki peranan penting dalam proses metabolisme bakteri patogen. Protease bakteri tersebut dapat dihambat aktivitasnya oleh inhibitor protease. Iinhibitor protease dapat diproduksi dari bakteri Acinetobacter baumanni yang hidup bersimbiosis dengan sponge laut (Plakortis nigra). Agar produksi inhibitor protease dapat lebih optimal maka perlu diketahui komposisi media marine broth yang baik. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi konsentrasi peptone (0,5% dan 1%) dan modifikasi konsentrasi yeast extract (0,1%; 0,5% dan 1%). Peningkatan konsentrasi yeast extract memperpanjang waktu propagasi bakteri A. baumanni dan memperlambat awal produksi inhibitor. Peningkatan konsentrasi pepton cenderung menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Aktivitas penghambatan inhibitor protease tertinggi terjadi pada media dengan kombinasi konsentrasi pepton dan yeast extract masing-masing 0,5%.Kata kunci: inhibitor protease, Acinetobacter, simbiosis sponge, produksi
Konsentrasi Hambatan Minimum Ekstrak Chlorella sp. terhadap Bakteri dan Kapang Iriani Setyaningsih; . Desniar; Tresna Sriwardani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 8 No 1 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.353 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v8i1.1024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak antimikroba intraseluler dari mikroalga jenis Chlorella sp. dan menentukan konsentrasi hambatan minimumnya pada bakteri Salmonella typhi dan Escherichia coli serta kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp. Tahapan penelitian meliputi kultivasi, ekstraksi antimikroba dan uji aktivitasnya terhadap bakteri dan kapang serta penentuan konsentrasi hambatan minimum. Chlorella sp. dikultur dalam medium PHM, yang dilengkapi dengan aerator dan lampu neon sebagai sumber cahaya. Ekstraksi antimikroba dilakukan terhadap sel biomassa yang dipanen pada hari ke-40. Biomassa yang diperoleh sebesar 53,85 gram. Konsentrasi hambatan minimum dari esktrak intraseluler Chlorella sp. dalam menhambat Salmonella typhi adalah 500 ppm dan potensi hambatan terhadap streptomycin sebesar 40 %, konsentrasi hambatan minimum ekstrak terhapad E. coli adalah 250 ppm dan potensi hambatan terhadap streptomycin adalah 46,2 %. Akan tetapi ekstrak yang dihasilkan tidak dapat menghambat pertumbuhan kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp.sampai pada konsentrasi 3000 ppm.Key words : Bakteri, chlorella, hambatan minimum.
Pemisahan Ekstrak Intraseluler dari Mikroalga Nitzschia closterium dan Penentuan Konsentrasi Hambatan Minimumnya terhadap Mikroba Patogen Iriani Setyaningsih; . Desniar; Lyli Pangagabean; Titik Harsita Widyah
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 7 No 2 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.537 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v7i2.1041

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengekstrak anti mikroba intraselular dari Nitzschia closterium, menguji aktivitasnya dan menentukan konsentrasi hambatan minimunnya terhadap beberapa mikroba patogen. Kultifasi Nitzschia closterium, dilakukan dalam f medium dengan kepadatan awal sel sebesar 1,00 x 104 sel/ml dengan dilengkapi aerasi, lampu neon serta dilakukan pada suhu kamar. Fase eksponensial dicapai pada saat kultifasi awal sampai pada hari ke-7, fase penurunan laju pertumbuhan pada hari ke-8, fase stasioner pada hari ke-9 sampai hari ke-47, dan fase kematian dimulai pada hari ke-48. Pemisahan biomassa dilakukan dengan menggunakan sentrifu, selanjutnya dikeringkan dan ditambah pelarut metanol dan sel dipecah menggunakan soniprep. Kemudian disaring dan pelarutnya di uapkan sehingga diperoleh ekstrak kasar interseluler hasil pengujian aktivitas menunjukan bahwa ekstrak intraseluler dapat menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli, Salmonella typhii dan kapang Penicillumisp., tetapi tidak menghambat Aspergillus niger. Nilai konsentrasi hambatan minimum untuk E. coli dan S. typhii terjadi pada konsentrasi 2000 ppm dengan potensi hambatan masing-masing 30-40% dan 29,41-35,29%.Kata kunci: Nitzschia, mikroalga, bahan aktif
Pemanfaatan Tetes Tebu (Molases) dan Urea Sebagai Sumber Karbon dan Nitrogen dalam Produksi Alginat yang Dihasilkan oleh Bakteri Pseudomonas aeruginosa . Desniar
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 7 No 1 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.613 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v7i1.1053

Abstract

Alginat merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari ekstrak rumput laut kelas Phaeophyceae. Alginat mempunyai nilai ekonomis tinggi. Alginat juga diproduksi oleh bakteri Azotobacter vinelandii dan Pseudomonas aeruginosa. Tetes tebu dan urea masing-masing dapat digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen dalam produksi alginat oleh P. aeruginosa. Penelitian ini bertujuan mencari komposisi media terbaik dari konsentrasi yang dicobakan untuk produksi alginat oleh P. aeruginosa. Perlakuan yang dicobakan adalah kombinasi konsentrasi tetes tebu 1%, 5%, 10% dan 15% (w/v) (tanpa pemucatan maupun dengan pemucatan) dan konsentrasi urea 0,25 dan 0,50 g/l.Fermentasi dilakukan menggunakan labu kocok dengan waterbath shaker pada suhu 37oC dan agitasi 150 rpm selama 96 jam. Pengaruh perlakuan terhadap pH, pertumbuhan dan konsentrasi alginat dianalisis dengan menghitung rata-rata respon menggunakan standar deviasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan konsentrasi tetes tebu dan meningkatkan biomassa kering dan konsentrasi alginat, sedangkan peningkatan konsentrasi urea tidak berpengaruh terhadap konsentrasi alginat akan tetapi dapat meningkatkan bobot biomassa kering baik pada tetes tebu tanpa pemucatan maupun dengan pemucatan. Tetes tebu yang mengalami pemucatan menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dan produk alginat yang lebih bersih dibandingkan dengan tetes tebu tanpa pemucatan.Kata kunci: Alginat, Pseudomonas aeruginosa, tetes tebu.
PENAPISAN BAKTERIOSIN DARI BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL BEKASAM Desniar .; Iman Rusmana; Antonius Suwanto; Nisa Rachmania Mubarik
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 2 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.067 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v14i2.5321

Abstract

Bacteriocin is proteinaceous compound that has bactericidal action against other microorganisms. Bacteriocin-producing lactic acid bacteria (LAB) is generally considered safe for human consumption and can be applied in food preservation. One source of indigenous LAB is from Indonesian fermented fish products, bekasam. This study aimed to obtain LAB isolates from bekasam that have high potential as  producer of bacteriocin. The steps were screening of bacteriocin compound and protein precipitation using ammonium sulfate with a concentration of 0-10% to 70-80%. Screening of bacteriocin compounds of 25 isolates LAB from bekasam showed that there were 11 isolates (44%) that have the potential as  producer of bacteriocin, in which the cell-free supernatant to pH 5 and or pH 6 produce inhibitory zones on the indicator bacteria Escherichia coli, Salmonella typhimurium ATCC 14028, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus and Listeria monocytogenes. Then, the precipitation of proteins from the cell-free supernantant was done for the selected four isolates that have the potential as  producer of bacteriocin. The supernatant and  the precipitate from yield of protein precipitation in the selected four isolates showed that inhibition zone against the indicator bacteria E. coli, S. typhimurium ATCC 14 028, and L. monocytogenes with inhibition zone around 3.0 to 10.0 mm. Inhibition zones in the supernatant and the precipitate were indication that  active compound is organic acid and bacteriocin, respectively. The highest inhibition zone of the supernatant and the precipitate of the BP(3) and SK(5) isolates against L. monocytogenes and S. typhimurium, respectively.  The highest inhibition zone of the supernatant of the BP(20) and BI(3) isolates against S. typhimurium and  S. typhimurium and E. coli, respectively. While the highest inhibition zone of precipitate of the BP(20) and BI(3) isolates were same, that is against E. coli. Each with ammonium sulfate concentrations were different.Key words: Bacteriocin, lactic acid bacteria, bekasam
PEMBUATAN PEPTON SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU JEROAN IKAN TONGKOL Tati - Nurhayati; - - Desniar; Made - Suhandana
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 16 No 1 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.331 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v16i1.8112

Abstract

AbstrakJeroan ikan tongkol memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan daging ikan sehingga memilikipotensi yang besar untuk dijadikan pepton. Penelitian ini bertujuan memproduksi pepton dari jeroan ikantongkol menggunakan enzim papain dan mengujinya untuk pertumbuhan bakteri. Konsentrasi enzim optimalyang digunakan untuk hidrolisis protein jeroan ikan tongkol adalah 0,26% dengan waktu hidrolisis selama3 jam. Pepton jeroan ikan tongkol memiliki kadar air 7,66%; kadar abu 2,34%; kadar protein 50,18%; dankadar lemak 0,47%. Kadar asam amino tertinggi dan terendah masing-masing adalah asam glutamat (6,38%)dan sistein (0,68%). Pepton jeroan ikan tongkol memiliki kelarutan 98,20%; total nitrogen 8,03%; α-aminonitrogen bebas 1,12%; rasio asam amino bebas terhadap total nitrogen 13,93%; kadar garam 0,79%; rendemen3,92-5,54% dan pH 6,02. Pepton jeroan ikan tongkol dapat digunakan sebagai salah satu penyusun media luriabroth (LB) untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kecepatan pertumbuhanspesifi k maksimum E. coli pada media yang menggunakan pepton jeroan tongkol lebih tinggi dibandingkandengan pepton komersial, sedangkan kecepatan pertumbuhan spesifi k maksimum S. aureus lebih rendah padamedia pertumbuhan LB yang mengandung pepton jeroan tongkol.Kata kunci: hidrolisis, jeroan ikan, papain, pepton
Fermentation of Tambelo and its product characteristics Lely Okmawaty Anwar; Linawati - Hardjito; Desniar - -
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 3 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3111.85 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v17i3.8914

Abstract

Tambelo (Bactronophorus sp.) is a wood borer grouped into mollusc and living in the mangrove logs that have died and suffered from decaying process. Regarding empirical experience of the coastal people of Southeast Sulawesi and some research, it indicates that tambelo has a high nutrition which is so beneficial for human’s health. Tambelo is highly perishable and the usage of it is hardly found so the consumption level is low, therefore fermenting the tambelo is the right way. The objectives of this research are to make fermentated tambelo by using bakasang as a starter and to determine the quality of final product.The value of pH, NaCl concentration, total bacteria, and total lactic acid bacteria (LAB) every week for 4 week were analyzed during fermentation, then the quality of final product were determined based on chemical composition and amino acids. During fermentation pH and NaCl concentration decreased however total bacteria and total lactic acid bacteria (LAB) increased in to two weeks then decreased until the fourth week. Tambelo fermentation has a total protein contents which is higher than the total protein of fresh tambelo and fermentation proses was run perfectly although the level are lower than the total amino acid compotition in fresh tambelo.Keywords: fermentation, mangrove, tambelo