Jenta Puspariki
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)

PEMBUATAN DAN UJI STABILITAS SEDIAAN SERBUK INSTAN DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.) UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN TUBUH Isfina Azmiyanti; Jenta Puspariki; Risa Kota Putra
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol 6 No 1 (2022): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.324 KB) | DOI: 10.51873/jhhs.v6i1.169

Abstract

Background: Since long ago Indonesian people often use medicinal plants, one of which is the community of Kel. Ciseureuh Purwakarta who use gedi leaves (Abelmoschus manihot L.) to reduce fever, defecate and relieve deep heat. Gedi leaves have a pharmacological effect as an antioxidant, where the pharmacological effect of these antioxidants comes from flafonoid content. Purpose: This study aims to find out how to make instant powder preparations, the stability of instant powder preparations based on organoleptic tests and the level of public fondness for gedi leaf instant powder preparations. Method: The research method used is to use action research methods consisting of four components, namely planning, action, observation, and reflection. Instant powder preparations are made with 500 grams of wet gedi leaves, then made into 1500 ml of liquid extract, then divided into three formulas that each 500 ml of F1 liquid extract with white crystal sugar 2, F2 with white crystal sugar 1, and F3 with palm sugar as much as 250 gr.  Conclusion: The conclusion of this study is the most stable instant powder preparation for three weeks and most preferred by respondents, namely F1 white crystal sugar 2.
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL KULIT SEMANGKA (Citrullus lanatus) DENGAN MENGGUNAKAN TRAGAKAN SEBAGAI PEMBENTUK GEL (Gelling Agent) Ratika Nuri; Suharti Suharti; Jenta Puspariki
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol 5 No 2 (2021): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.047 KB) | DOI: 10.51873/jhhs.v5i2.88

Abstract

Latar Belakang: Kosmetik berbahan alami adalah produk kecantikan yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami tanpa ada tambahan bahan kimia didalamnya. Pemanfaatan bahan alami dari kulit buah semangka (Citrullus lanatus) sebagai antioksidan untuk kulit wajah, yang diformulasikan sebagai sediaan masker dengan menggunakan bahan pembentuk gel (Gelling agent) alami dari tragakan. Kulit semangka ini memiliki kandungan Citrullin yang berfungsi sebagai antioksidan dan bermanfaat sebagai antipenuaan dini. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan sediaan masker gel dengan menggunakan tragakan sebagai gelling agent, dengan menambahkan kulit semangka sebagai bahan berkhasiat antioksidan, kemudian dilakukan uji stabilitas fisik yang meliputi uji organoleptik dan uji pH untuk mendapatkan hasil sediaan masker gel yang stabil. Pengujian organoleptik dan pH dilakukan pada suhu kamar (15- 30? C). Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain action research, yaitu menambahkan ekstrak kental kulit putih semangka dengan konsentrasi 20% dan 40%, kemudian sedian jadi berupa masker gel diuji stabilitasnya secara organoleptis, dan uji pH yang dilakukan selama 3 minggu pada suhu kamar (15-30?C). Hasil: Penelitian menunjukan bahwa sediaan masker gel berbahan dasar tragakan yang mengandung ekstrak kental kulit putih semangka dapat dibuat, dan memenuhi mutu fisik sediaan dengan hasil uji organoleptik yang cukup stabil dan pH yang sesuai dengan rentang pH kulit yaitu berkisar 5-6,5. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada sediaan masker gel formulasi II dengan konsentrasi 20% menghasilkan sediaan yang lebih stabil dari segi warna, bau, dan tekstur dalam penyimpanan selama 2 minggu pada suhu kamar (15-30?C) dan lebih mendekati karakteristik gel yang jernih dan tembus pandang
PEMBUATAN DAN UJI STABILITAS SEDIAAN DEODORAN SEMPROT DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides) DAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI ANTIBAKTERI Wartika Wilyanti; Farhan Farhan; Jenta Puspariki
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol 5 No 2 (2021): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.633 KB) | DOI: 10.51873/jhhs.v5i2.153

Abstract

Latar Belakang: Keluarnya keringat yang berlebihan dapat menimbulkan masalah seperti menimbulkan bau badan yang tidak sedap. Bau badan dihasilkan oleh bakteri yang mengkolonisasi sekresi keringat dan kelenjar sebasea. Deodoran merupakan salah satu produk yang digunakan untuk mengatasi bau badan. Masyarakat banyak menggunakan deodoran kimia karena masih jarangnya deodoran herbal. Hasil ekstrak daun sintrong diketahui berpotensi dapat menekan pertumbuhan mikroba. Buah jeruk nipis dari beberapa tinjauan literatur mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan deodoran semprot dari daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) dan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai antibakteri, dan mengetahui kestabilan sediaan deodoran semprot dari hasil uji orgonoleptik, uji pH, dan Uji Iritasi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan (Action Research) dan menggunakan model penelitian Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Penelitian ini menggunakan  instrumen penelitian berupa  lembar  observasi. Hasil: Hasil uji organoleptik menunjukan adanya perubahan pada sediaan Formula 1 dan Formula 2  dalam  hal  warna dan bentuk, sedangkan sediaan Formula 3 tidak mengalami perubahan. pada uji pH selama tiga minggu semua formula sediaan semprot menunjukan bahwa pH stabil di pH 4, dan pada uji iritasi dengan 10 responden secara sukarela menguji ketiga formula menunjukan bahwa semua formula tidak mengiritasi kulit. Simpulan: Sediaan deodoran semprot memiliki stabilitas yang baik dapat dilihat dari hasil uji organoleptik, uji pH, dan uji iritasi. Dari ketiga formula yang stabil yaitu formula 3
PEMBUATAN FOOT SPRAY YANG MENGANDUNG BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI ANTIBAKTERI Intan Rusaria Gustin Wulandari; Susi Andriani; Jenta Puspariki
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol 6 No 2 (2022): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51873/jhhs.v6i2.179

Abstract

Latar belakang: Kaki yang tertutup sepatu dalam waktu yang cukup lama dapat membuat kaki lembab dan bau. Foot Spray didesain untuk dapat digunakan sebagai pembersih kaki yang ideal untuk membunuh bakteri penyebab bau kaki karena penggunaan zat aktif rempah-rempah yaitu biji papaya dan kayu manis. Tujuan: Mengetahui cara pembuatan foot spray yang mengandung kombinasi biji papaya dan kayu manis dan menguji stabilitas fisik secara organoleptik dan uji PH selama 21 hari. Metode: Metode penelitian tindakan yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi meliputi pembuatan simplisia dan ekstrak biji pepaya dan kayu manis dengan 3 formula dengan perbedaan konsentrasi gliserin yang terkandung pada FI (0,5gr), FII (1,0gr) dan FIII (1,5gr) kemudian diamati organoleptik dan ph untuk mengetahui formula yang paling baik. Hasil: Ketiga formula sediaan sampai hari ke 12 masih memiliki aroma wangi khas dan kuat, namun setelah hari ke 12 pada ketiga formula tersebut wangi khas tidak sekuat sebelumnya atau melemah. Warna sediaan pada FI dan FII memiliki perubahan dengan memudar nya warna di hari ke 18 dan pada F III warna sediaan memudar di hari ke 21. Bentuk sediaan berubah di hari ke 9 untuk F I, di hari ke 12 untuk F II, dan hari ke 21 untuk F III. Hasil uji PH sediaan foot spray ini 5,7 untuk FI, 5,6 untuk FII, dan 5,5 untuk FIII. Simpulan: Formula paling baik sediaan foot spray ini adalah pada formula III setelah dilakukan hasil pengamatan organoleptik dan uji PH selama 3 minggu.