Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam sektor perikanan dan ekosistem mangrove. Namun, pemanfaatan hasil perikanan di Desa Babulu Laut, Kabupaten Penajam Paser Utara masih menghadapi tantangan, terutama pada aspek pascapanen, diversifikasi produk, dan keberlanjutan ekosistem. Pengabdian masyarakat melalui program sekolah lapang dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM, dalam pengolahan hasil perikanan dan pemanfaatan buah mangrove jenis pidada. Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi, dan Participatory Action Research (PAR), dengan praktik pengolahan produk seperti abon ikan, bakso ikan, dan sambal bajak. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta, serta antusiasme tinggi dalam diskusi dan praktik tertama dalam penyelesaian resep parktik olahan yang mencapai 100%. Meskipun masih terdapat kekurangan karena kesalahan teknis dalam proses memasak. Program ini juga memberikan wawasan penting tentang desain kemasan produk, keamanan pangan, dan keberlanjutan sumber daya. Dukungan dari akademisi dan pemerintah setempat memperkuat dampak kegiatan ini. Kesimpulannya, kegiatan sekolah lapang berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat pesisir, memberikan nilai tambah ekonomi, serta mendukung konservasi ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Namun perlu peningkatan pada legalitas produk, manajemen keuangan, serta inovasi rasa dan kemasan.