Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Forum Penelitian Agro Ekonomi

Relasi Sosial dan Resiliensi Komunitas Petani Korban Erupsi Gunung Berapi di Kawasan Relokasi Sri Suharyono; Nurmala K. Panjaitan; nFN Saharuddin
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v37n2.2019.159-172

Abstract

Volcanic eruption victims to be relocated deal with two sequential shaking conditions, namely when a volcano erupts and when the community is relocated. This paper reviews the literatures on social relations and community resilience to the natural disasters, especially volcanoes, as well as how the relocation policy is implemented for farmer community victims. The ability of the community to rise from adversity due to natural disasters and to deal with challenges of a new life in the relocation area is determined by  existing resources and their adaptive capacity. The more various the resources and the stronger the adaptive the community, the community will be more resilient. Social relations will further accelerate community resilience. Relocation is expected to improve the community’s life, but in fact in several places it raises new problems. Some considerations are needed for relocation such as location, natural and social environment, and social ties in the community. It is essential to design an efficient, effective policy to deal with natural disasters which includes sustainable livelihood and social systems. AbstrakKomunitas korban erupsi gunung berapi yang direlokasi dihadapkan pada dua kondisi goncangan yang berurutan, yakni pada saat terjadinya erupsi dan saat komunitas tersebut direlokasi. Tulisan ini mengulas sejumlah literatur yang terkait dengan relasi sosial, resiliensi komunitas terhadap bencana alam yang mereka hadapi, khususnya gunung berapi. Ulasan juga mencakup bagaimana kebijakan relokasi yang diterapkan bagi komunitas petani korban bencana alam. Kemampuan komunitas untuk bangkit dari keterpurukan akibat bencana alam dan untuk menghadapi tantangan kehidupan yang baru di kawasan relokasi ditentukan oleh kekuatan sumber daya dan kapasitas adaptif yang dimiliki oleh komunitas. Semakin bervariasi sumber daya dan semakin kuat kapasitas adaptif yang dimiliki oleh komunitas maka menentukan sejauh mana resiliensi komunitas itu berlangsung. Relasi sosial dalam bentuknya yang asosiatif semakin mempercepat terjadinya resiliensi komunitas. Relokasi yang diharapkan mampu memperbaiki kehidupan komunitas dengan menjauhkannya dari ancaman bencana yang akan datang, justru di beberapa tempat menimbulkan persoalan. Diperlukan pertimbangan dalam pelaksanaan relokasi seperti lokasi, lingkungan alam dan sosial, dan juga ikatan sosial dalam komunitas. Perlu dirumuskan kebijakan yang efektif dan efisien untuk penanggulangan dampak bencana alam yang meliputi sistem penghidupan dan sistem sosial secara berkelanjutan.
Pola Komunikasi dalam Pengembangan Modal Manusia dan Sosial Pertanian Retno Sri Hartati Mulyandari; Sumardjo Sumardjo; Nurmala K. Pandjaitan; Djuara P. Lubis
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v28n2.2010.135-158

Abstract

EnglishThis paper aims to analyze the high quality of agricultural human capital and social indicators in improving the performance of national development and to formulate their communication patterns to support capacity building of human and social capital of agriculture in every line of agricultural development. The lack of agricultural human capital and social capital capacity is one of the constraints causing the accessibility limitation for Indonesian agriculture to face the global competition. The low farmer’s education attainment has caused a low capacity of farmers to manage information and to adopt new technology resulting the low products quality. At the extension level, the shortage number and quality of the extension workers has also contributed to that situation. Beside low of basic capability, most of the extension workers do not have adequate mental capacity, especially related to integrity, communication skills, and moral and ethical capacity. At the policy maker’s level, many local government institutions have no capacity to mapping agricultural resources along with their capability to make use of the available resources. With the high technical ability, agricultural human resource as a capital resource and as a social resource should have shared values and rules that expressed through personal relationships, trust, and common sense about the community responsibilities. To strengthen agricultural sector In supporting national development, agricultural sector need appropriate communication patterns for agricultural human resource improvement at each level of agricultural development. Such communication pattern should be based on the convergent-interaction communication through knowledge sharing model. This model is appropriate for both agricultural personnel and for farmers. Through active role of various institutions within the Ministry of Agriculture and with the help of modern information technology, a network to reach farmers could be achieved. The extension workers or village facilitators are required in the development of agricultural community because of its important function as problem analyst, group supervisor, trainers, innovators, and liaison officers.IndonesianTulisan ini ditujukan untuk menganalisis indikator modal manusia dan sosial pertanian yang berkualitas dalam meningkatkan kinerja pembangunan nasional, dan merumuskan pola komunikasi untuk mendukung peningkatan kapasitas modal manusia dan sosial pertanian di setiap lini pembangunan pertanian. Keterbatasan kapasitas modal manusia dan sosial pertanian merupakan salah satu penyebab kurang mampunya pertanian Indonesia dalam menghadapi persaingan global. Rendahnya tingkat pendidikan petani menyebabkan kemampuan dalam mengolah informasi dan mengadopsi teknologi relatif sangat terbatas sehingga menghasilkan produk yang berkualitas rendah. Pada tingkat penyuluh, ketersediaannya di lapangan juga sangat terbatas jumlah dan kualitasnya. Selain kemampuan dasar yang masih rendah, sebagian besar penyuluh juga belum memiliki kapasitas mental yang memadai, khususnya terkait dengan integritas, kemampuannya dalam berkomunikasi, serta kapasitas moral dan etika. Sedangkan di tingkat pengambil kebijakan, masih banyak instansi daerah yang belum mampu memetakan sumber daya pertanian di daerah secara komprehensif dan memiliki kecermatan dalam membuat konsep pemanfaatannya. Selain memiliki kemampuan teknis yang tinggi, SDM pertanian sebagai modal manusia dan sosial pertanian juga harus memiliki dan berbagi nilai (shared values) serta pengorganisasian peran-peran (rules) yang diekspresikan dalam hubungan-hubungan personal (personal relationships), kepercayaan (trust), dan common sense tentang tanggung jawab komunitas (bersama). Agar sektor pertanian semakin kuat dalam mendukung pembangunan nasional, diperlukan pola komunikasi yang tepat untuk mendukung peningkatan kapasitas SDM pertanian di setiap lini pembangunan pertanian. Pola komunikasi dalam peningkatan kapasitas SDM pertanian dalam konsep sebagai modal manusia dan sosial yang unggul mengacu pada pola komunikasi interaksional konvergen melalui model berbagi pengetahuan (knowledge sharing model). Model ini tidak hanya sesuai untuk SDM dalam kategori aparatur pertanian, namun juga sesuai untuk petani. Peran aktif berbagai institusi dalam lingkup Departemen Pertanian yang diintegrasikan dengan perkembangan teknologi informasi, upaya untuk mewujudkan jaringan informasi bidang pertanian sampai di tingkat petani dapat diwujudkan. Fasilitator atau pendamping, khususnya penyuluh pertanian sangat dibutuhkan dalam pengembangan masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai analis masalah, pembimbing kelompok, pelatih, inovator, dan penghubung.
Co-Authors -, Macfud -, Nahrowi A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abbas, Ria Renita Abidi, Aulia Rizqi Nur Adriana, Galuh Aida Vitayala Hubeis Aida Vitayala Hubeis Aida Vitayala S Hubeis Aida Vitayala S. Hubeis Aisyah Karimatunnisa Aji Hermawan Aji Hermawan Amalia Dianah Ami Pujiawati Amir Tengku Ramly Amiruddin Saleh Anggraini Sukmawati Aprilianti Pratiwi Arif Satria Aruman, Akhmad Edhy Arya Hadi Dharmawan Awaluddin Hamzah Azki, Ahmad Azkiya Banata Belva Fawwaz Adhiyatma Bomer Pasaribu Budi Yuwono Candra, Hadi Cesna, Galih Putra Dillashandy, Nyimas Ayu Djuara P Lubis Dwi Sadono Eka Intan Kumala Putri Ekawati S. Wahyuni Eko Sri Mulyani Endriatmo Soetarto Fatimah Azzahra Fransiska Rungkat Zakaria Fredian Tonny Nasdian Garnieta Febrianty Utami Hadi Syamsul Hadi Syamsul, Hadi Hana Indriana Hermanu Triwidodo Hilda Nurul Hidayati Hutagaol, Manuntun Paruliah Intan Cahyani, Renita Isnaeni Alfi Kurnia Istikasari, Yani Joko Affandi Karimatunnisa, Aisyah Kintan Ayu Septiani Hidayat Kooswardhono Mudikdjo Kooswardhono Mudikdjo Krishnarini Matindas Larasati, Maria Megumi Lasinta, Megafirmawanti Lubis, Indri Wardiah Abriana M. Syamsul Maarif Marina, Diana Martua Sihaloho Musa Hubeis Nadhifa Nur Anasya Nanda Karlita Nanda Karlita, Nanda Nando . Nilamsari, Natalina Novia Annisa Putri Nur Hasanah Nuraini . Nuraini, Endah Nyimas Nadya Izana Okka, Oktavianus Pratiwi, Aprilianti Primadhani, Heradhyta Amalia Pudji Muljono Ratri Virianita Resa Dwi Larasati Retno Sri Hartati Mulyandari Rezeky, Shinta Mutiara Rina Mardiana Rizka Amalia S.E. Friska Sirait Sadikin Kuswanto Sadikin Kuswanto Saharuddin Sarwititi Sarwoprasojdo, Sarwititi Satyawan Sunito Satyawan Sunito Selly Yunelda Meyrizki Septi Sawandi Sidablok, Hasudungan Agustinus Siti Mariyani Siti Mariyani SJAFRIDA MANUWOTO Sofyan Sjaf Sri Maryati Sri Suharyono Sumardjo Susanto, Didik Hari Syafrida Manuwoto Syamsul Hadi Taufik Hidayat Taufiq Azhary Siregar Thriwaty Arsal Tina Suhartini Titiek Siti Yuliani Titik Sumarti Tri Yulyanti Fathonah W Prasodjo, Nuraini Wisman Indra Angkasa Yulanda Chaesfa Yunda Pamuchtia Zessy Ardinal Barlan