Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Acta Holistica Pharmaciana

TINJAUAN ANALISIS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA Agustina Nila Yuliawati; Pande Made Desy Ratnasari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 1 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular yang menyebabkan kematian utama di antara penyakit tidak menular (non-communicable disease). Kenaikan prevalensi hipertensi terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan diikuti oleh negara berpenghasilan menengah. Indonesia sebagai negara berpenghasilan rendah hingga menengah menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi sebesar 6,3% pada tahun 2013 ke tahun 2018. Penyakit hipertensi dapat disertai dengan penyakit penyerta lainnya seperti Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Oleh karena itu, biaya pengobatan untuk hipertensi akan menjadi mahal, sehingga diperlukan pengobatan hipertensi yang efisien dari segi biaya dan efektif dari segi terapi. Kajian farmakoekonomi seperti Analisis Efektivitas Biaya perlu dilakukan untuk membantu penentu kebijakan dalam membuat suatu keputusan untuk memberikan terapi yang efektif dengan pengeluaran biaya yang efisien, khususnya pada penggunaan kombinasi antihipertensi pada pasien hipertensi disertai dengan penyakit DM tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan di rumah sakit. Indikator nilai ACER dan/ atau ICER dipakai dalam Analisis Efektivitas Biaya. Semakin rendah nilai ACER, maka akan semakin cost effective obat tersebut. Semakin negatif nilai ICER, maka suatu terapi lebih efektif dan lebih murah dibandingkan alternatifnya. Hasil review ini menunjukkan bahwa kombinasi golongan obat ACEI dan diuretik thiazid memiliki efektivitas biaya terbaik dibandingkan dengan kombinasi lainnya dari beberapa literatur. Review ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam pengambilan keputusan terkait penentuan kebijakan dalam pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi.
POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN KOMPLIKASI NEUROPATI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI DENPASAR BALI I Putu Yuda Pratama; Pande Made Desy Ratnasari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 3 No 2 (2021): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v3i2.60

Abstract

Diabetes Melitus (DM) tipe II merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan resistensi insulin. Dalam perjalanan penyakitnya sebesar 50% penderita DM mengalami komplikasi neuropati. Berkaitan dengan hal tersebut penderita memerlukan terapi untuk mengontrol glukosa darah, mencegah dan mengobati komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien DM tipe II dengan komplikasi neuropati di Unit Rawat Jalan salah satu Rumah Sakit Swasta Denpasar Bali. Rancangan penelitian adalah cross sectional dengan pendekatan deskriptif observational. Pengambilan data berdasarkan rekam medik secara retrospektif pada bulan Juli-Desember 2019 menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi (pasien DM tipe II rawat jalan dengan komplikasi neuropati dan menerima pengobatan yang sama minimal tiga bulan) dan kriteria eksklusi (pasien dalam kondisi hamil atau menyusui). Data diolah menggunakan software Microsoft Excel kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh 120 subjek penelitian yang didominasi oleh usia 45-60 tahun (50%), jenis kelamin wanita (58%), durasi mengidap DM ≤ 5 tahun (91%) serta mengalami komorbid hipertensi (24,16%). Antidiabetik yang paling banyak digunakan adalah golongan biguanid (37,9%) dengan jenis obat metformin (37,9%). Sebesar 43,32% pasien memperoleh kombinasi terapi dua antidiabetik yaitu golongan biguanid dan sulfonilurea dengan jenis metformin dan glimepiride. Pola penggunaan obat lain yang paling banyak digunakan adalah golongan vitamin (41,48%) dengan jenis obat mekobalamin (40,37%).