Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia

Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Dengan Terapi Walking Exercise (Jalan Kaki) Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Sri Wahyuni; Nengke Puspita Sari; Yayan Kurniawan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Melitus (DM) atau yang biasa disebut dengan kencing manis merupakan penyakit gangguan metabolik yang menahun akibat hormon insulin dalam tubuh yang tidak dapat digunakan secara efektif dalam mengatur keseimbangan gula darah sehingga meningkatkan konsentrasi kadar gula di dalam darah (hiperglikemia). Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL, kadar gula darah 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO) >200 mg/dL dan kadar gula sewaktu >200 mg/dL. Tujuan penelitian ni adalah untuk melakukan Asuhan keperawatan dengan pemberian terapi walking exercise (Jalan kaki) dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan masalah ketidakstabilan glukosa darah dengan pendekatan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Proses pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan pasien dan keluarga, kunjungan rumah, melakukan pemeriksaan fisik, mengobservasi dan membuat pembahasan dengan menggunakan jurnal ataupun buku yang terkait. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 kali kunjungan pada pasien diabetes mellitus dengan ketidakstabilan glukosa darah menunjukan bahwa ketidakstabilan glukosa darah terjadi ditandai dengan nilai kadar gula darah sewaktu pada responden 1 mengalami penurunan dari kadar gula darah sewaktu 304 mg/dL menjadi 270 mg/dL  dan untuk responden 2 dari 272 mg/dL menjadi 212 mg/dL. Masalah teratasi intervensi dihentikan. Didapatakan bahwa terapi walking exercise (jalan kaki) berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus
Asuhan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Dengan Pemberian Fisioterafi Dada Pada Pasien Asma Bronkial Heni Anggraini; Yayan Kurniawan; Nengke Puspita Sari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asma Bronkial adalah merupakan penyakit kronis yang menganggu saluran pernafasan terjadi karena adanya penyumbatan jalan nafas yang diakibatkan  adanya hiperresponsif  bronkus, yang berasal dari rangsangan sehingga menimbulkan inflamasi dan pembekakan di saluran nafas. Kondisi ini mengakibatkan saluran nafas menjadi menyempit dan menyebabkan udara sulit masuk ke dalam paru-paru. Tujuan penelitian untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada gangguan jalan nafas tidak efektif dengan pemberian fisioterafi dada sebagai manajemen bersihan jalan nafas. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus, peneliti melakukan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi fisioterafi dada selama 4 hari beturut-turut pada 2 orang pasien dan membandingkan respon hasil dari setiap tindakan yang diberikan kepada kedua responden kemudian melakukan analisa berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa fisioterafi dada clapping, vibrasi, berpengaruh terhadap kebersihan jalan napas, dan dapat meningkatkan pengeluaran sputum. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi fisioterafi dada berpengaruh terhadap kebersihan jalan napas, dan dapat meningkatkan pengeluaran sputum. Berdasarkan hasil studi kasus ini, disarankan agar terapi fisioterafi dada dapat diterapkan dalam implementasi asuhan keperawatan pada gangguan jalan nafas.
Hubungan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Dengan Keakuratan Kode Diagnosa Chronic Renal Failure Di Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu Maha Tri Yudha Putra Dinata; Deno Harmanto; Djusmalinar; Nengke Puspita Sari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelengkapan dokumen rekam medis merupakan data yang sangat di perlukan oleh coder dalam menetapkan kode diagnosa berdasarkan ICD-10. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kelengkapan dokumen rekam medis dengan keakuratan kode diagnosa chronic renal failure di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Penelitian ini menggunakan penelitian analitik rancangan cross sectional dan chi square. Populasi penelitian ini adalah dokumen rekam medis kasus chronic renal failure bulan januari s/d desember 2021 yang berjumlah 126 berkas dengan sampel total sampling. Dari 126 dokumen rekam medis diagnosa chronic renal failure terdapat 26 (21%) dokumen rekam medis yang lengkap dan 100 (76%) dokumen rekam medis tidak lengkap. Dari 126 kode diagnosa chronic renal failure terdapat 96 (76%) kode diagnosa yang akurat dan 30 (24%) kode diagnosa tidak akurat. Berdasarkan hasil perhitungan chi square ada hubungan yang signifikan antara kelengkapan dokumen rekam medis dengan keakuratan kode diagnosa chronic renal failure di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dengan nilai asymp sig (p) = 0,03 karena nilai p< 0,05.
Asuhan Keperawatan Perfusi Perifer Tidak Efektif Dengan Terapi Buerger Allen Exercise Pada Pasien Diabetes Melitus Refvia Julianti; Nengke Puspita Sari; Djusmalinar; Sutri Yani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 3 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DM tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengankenaikan kadar gula darah akibat kerusakan sel β pankreaskarena ada proses autoimun yang membuat sistem kekebalantubuh menyerang sel-sel pankreas sehingga pankreas tidakdapat memproduksi insulin sama sekali. Pada DM tipe II individu mengalami penurunan sensitivitas terhadap resistensiinsulin dan sekresi insulin sehingga menyebabkan peningkatankadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia denganmelebihi batas normal hingga mencapai >250 mg/dL. TujuanPenelitian ini adalah untuk melakukan Asuhan KeperawatanPerfusi Perifer Tidak Efektif Dengan Terapi Buerger Allen Exercise Pada Pasien Diabetes Melitus  Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dalam bentukstudi kasus untuk mengekplorasi masalah asuhan keperawatanperfusi perifer tidak efektif yang dilakukan selama 4 hari dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore dengan komplementerterapi buerger allen exercise pada pasien diabetes melitusstudi kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan yaitu, pengkajian, diagnosa keperawatan intervensi, implementasidan evaluasi. Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada 2 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa ganguan perfusi perifer tidak terjadi ditandai dengan peningkatan nilai ackle bracial index (ABI) pada responden 1 mengalami peningkatan nilai ackle bracial index (ABI) 0.80  menjadi 0,92 dan untuk responden 2 mengalami peningkatan dari nilai ackle bracial index 0,73 menjadi 0,90. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah terapi buerger allen exercise berpengaruh terhadap peningkatan nilai ackle bracial index pada penderita diabetes melitus. Berdasarkan hasil studi kasus ini, disarankan agar latihan buerger allen exercise dapat diterapkan dalam implementasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitu.
Asuhan Keperawatan Perfusi Perifer Tidak Efektif Dengan Pasien Diabetes Melitus Melalui Manajemen Perawtan Kaki (Foot Care) Disvi Rahma Anugrah; Nengke Puspita Sari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 3 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Mellitus diakibatkan karena jumlah insulin yang dihasilkan sel beta pankreas tidak dapat mencukupi kebutuhan metabolisme secara normal, karena sel beta pankreas mengalami penurunan fungsi mengakibatkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar gula dalam darah mengalami gangguan sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan masalah perfusi perifer tidak efektif melalui manajemen perawatan kaki (foot care). Metodelogi penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rencana studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan perfusi perifer tidak efektif dengan komplementer manajemen perawatan kaki (foot care) pada pasien diabetes mellitus menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada 2 responden selama 4 hari. Hasil penelitian setelah di lakukan tindakan perawatan kaki (foot care) menunjukan bahwa gangguan perfusi perifer tidak terjadi ditandai dengan peningkatan nilai ankle brachial index (ABI) pada responden I mengalami peningkatan nilai ankle brachial index (ABI) 0.77 menjadi 0,93 dan untuk responden 2 mengalami peningkatan dari nilai ankle brachial index 0,75 menjadi 0,95. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah manajemen perawatan kaki (foot care) berpengaruh terhadap peningkatan nilai ankle brachial index pada penderita diabetes mellitus. Berdasarkan hasil studi kasus ini, disarankan agar tindakan perawatan kaki dapat diterapkan dalam implementasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus.  
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Integritas Kulit Dengan Pemberian Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Diabetes Mellitus Di wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Tahun 2022 Dewi Eka Seputri; Nur Elly; Nengke Puspita Sari; Yayan Kurniawan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 4 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh diabetes mellitus adalah ulkus kaki diabetik. Salah satu penanganan diabetes mellitus untuk mengurangi risiko ulkus kaki diabetik adalah latihan Range Of Motion (ROM) yang dapat melancarkan sirkulasi darah ekstremitas bawah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan gangguan integritas kulit dengan pemberian Range Of Motion (ROM) pada pasien diabetes mellitus. Metodelogi Penelitian ini penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada 2 orang pasien dengan membandingkan risiko ulkus kaki diabetik sebelum dan sesudah dilakukan terapi Range Of Motion (ROM). Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat penurunan risiko ulkus diabetik dan perubahan pada warna kulit, bau luka, dan kulit diarea luka setelah dilakukan pemberian Range Of Motion (ROM) pada pasien diabetes mellitus.
Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Dengan Pemberian Terapi ROM Pada Pasien Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bangkahulu Kota Bengkulu Tahun 2022 Ari Saputra; Marrita sari; Nur Elly; Nengke Puspita Sari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 5 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke merupakan suatu keadaan yang mengambarkan adanya gangguan peredaran darah diotak yang menyebabkan perubahan neurologi. Stroke terdiri dari dua jenis iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik disebabkan adanya penyumbatan trombosis dan emboli di dalam pembuluh darah ke dalam otak, sedangkan stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di otak sehingga mengakibatkan pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruang subarkhnoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Dengan Pemberian Terapi ROM Aktif Pada Pasien Stroke. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Penelitian dilakukan pada 2 orang pasien dan membandingkan respon hasil dari setiap tindakan yang dilakukan adalah ROM aktif yang dilakukan 2x sehari dengan waktu 30 menit selama 7 hari berturut- turut kepada kedua responden berbeda tetapi metode terapi yang sama, lalu hasil evaluasi selama 7 hari itu dibahas sesuai dengan teoritis dan dilakukan analisa dari hasil peneliti yang dilakukan oleh peneliti lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kekuatan  otot saat dilakukan ROM aktif pada pasien stroke.