Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan

Makna Konsep Catur Guru bagi Suku Tengger sebagai Upaya Pendewasaan Usia Perkawinan (Perspektif Fenomenologi) Alfyananda Kunia Putra; Sumarmi Sumarmi; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 1: JANUARI 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.97 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i1.11668

Abstract

Abstract: The development rate was hampered by high population growth, uneven distribution and the explosion of the young population which one of them caused by early marriage. The effort in maturing the age of marriage to decrease the number of early marriage, need to involving the local wisdom in the society. One of local wisdom in Tengger Tribe to maturing the age of marriage is Catur Guru consept. The purpose of this research is to reveal the meaning of Catur Guru in maturing the age of marriage. The research design is qualitative research with Alfred Schutz phenomenological perspective. The research result revealed that Catur Guru play an important role to maturing the age of marriage in Tengger Ngadisari Tribe, so there is no longer an early marriage happen. Advice from the results of research maturing the age of marrige should not only a policy that issued because certain interest, but also must formulated based on the local wisdom owned by the community.Abstrak: Laju pembangunan terhambat akibat tingginya pertumbuhan penduduk, persebaran yang tidak merata dan ledakan penduduk di usia muda yang salah satunya disebabkan oleh pernikahan dini. Dalam upaya mendewasakan usia perkawinan agar mengurangi pernikahan dini, perlu melibatkan kearifan lokal yang ada di masyarakat. Salah satu kearifan lokal Suku Tengger dalam mendewasakan usia perkawinan yakni konsep Catur Guru. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap makna Catur Guru dalam mendewasakan usia perkawinan. Desain penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi Alfred Schutz. Hasil penelitian mengungkapkan Catur Guru berperan penting dalam pendewasaan usia perkawinan Suku Tengger Ngadisari, hingga tidak lagi terjadi kasus pernikahan dini. Saran dari hasil penelitian pendewasaan usia pekawinan seharusnya tidak hanya sebuah kebijakan yang dikeluarkan karena kepentingan tertentu, melainkan juga harus dirumuskan berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat.
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Geografi pada Siswa SMA Klotilda Margareta Woa; Sugeng Utaya; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 3: MARET 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.806 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i3.10709

Abstract

This research was conducted at SMAN 1 Bajawa with the aim to know the effect of Problem Based Learning model of learning to solve the problem of geography in high school students. This type of research is quasi experiment with pretest and posttest control group design. The results of this study indicate that the average value of the ability to solve the problem of experimental class geography using Problem Based Learning model is higher and increased compared to the control class using the conventional learning model. This is proven also through hypothesis testing with independent samples test the ability to solve the problem of geography obtained results 0.030 <0.05 then the model of learning Problem Based Learning has a significant effect on the ability to solve the problem of geography of high school students. Based on the results of hypothesis testing can be concluded that the model of Problem Based Learning effective learning is used to improve the ability to solve the problem of geography of high school students. For Geography educator, it is suggested to use Problem Based Learning model to improve students' geography problem solving ability.Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Bajawa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan memecahkan masalah geografi pada siswa SMA. Jenis penelitian ini eksperimen semu (quasi experimen) dengan desain pretest and posttest control group. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan memecahkan masalah geografi kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Hal ini dibuktikan juga melalui uji hipotesis dengan independent samples tes kemampuan memecahkan masalah geografi diperoleh hasil 0,030 < 0,05 maka model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh signifikan terhadap kemampuan memecahkan masalah geografi siswa SMA. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan memecahakan masalah geografi siswa SMA. Bagi tenaga pendidik Geografi disarankan untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah geografi pada siswa.
Makna Rendahnya Motivasi Siswa Belajar Geografi Dalam Pendekatan Fenomenologi Farina Amelia; I Nyoman Ruja; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 9: SEPTEMBER 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.248 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i9.11585

Abstract

Abstract: Schutz perspective phenomenological approach becomes an appropriate alternative to this research because understanding not apart from because motive and in order to motive. Research subjects in this study were students of class XII. Data collection techniques used include observation, interviews, and documentation. The results showed that the meaning of geography learning for students who have low motivation to learn geography is geography is a difficult subject, boring, and less perceived benefits for everyday life but must be studied in order to get a good value.Abstrak: Pendekatan fenomenologi perspektif Schutz menjadi alternatif tepat pada penelitian ini karena pemahaman tidak terlepas dari motif sebab dan motif tujuan. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas XII. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna pembelajaran geografi bagi siswa yang memiliki motivasi rendah belajar geografi adalah geografi merupakan mata pelajaran yang sulit, membosankan, dan kurang dirasakan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari, namun harus dipelajari supaya bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Arsitektur Rumah Balla Lompoa Galesong Suku Makassar sebagai Sumber Materi Geografi Budaya Syamsuriadi Syamsuriadi; I Komang Astina; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 4, No 12: DESEMBER 2019
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v4i12.13063

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to describe the meaning of the balla lompoa symbol Galesong in the Makassar tribe while still looking at the geographic context behind the shape of the balla lompoa house. This type of research is qualitative descriptive using an ethnographic approach with a perspective of symbolic interaction. The results of this study indicate that the symbols on balla lompoa have a meaning that is guided by the philosophy of the Makassar tribe, namely sulapa appaka (square). The form of balla lompoa Galesong Makassar tribe is also motivated by the location of the Galesong region which is the coastal area of the Makassar Strait. The meaning and value of the balla lompoa is very relevant to be used as a source of material in the Culture Geography Course, Department of Geography, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Makassar State University.Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan makna simbol balla lompoa di Galesong pada suku Makassar dengan tetap melihat konteks geografi yang melatarbelakangi bentuk rumah balla lompoa itu. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif  menggunakan  pendekatan  etnografi dengan perspektif interaksi simbolik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa simbol pada balla lompoa memiliki makna yang berpedoman pada falsafah suku Makassar yaitu sulapa appaka (persegi empat). Bentuk balla lompoa Galesong Suku Makassar juga dilatarbelakangi oleh letak  wilayah Galesong yang merupakan wilayah pesisir pantai selat Makassar. Makna dan nilai balla lompoa tersebut sangat relevan untuk dijadikan sumber materi pada matakuliah Geografi Budaya Jurusan Geografi Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar.
Pengaruh Gender terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Program IPS pada Mata Pelajaran Geografi Wahyu Wardani; I Komang Astina; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 12: DESEMBER 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.514 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i12.11786

Abstract

Abstract: This research was aimed to determine the effect of gender on the ability and the difference of critical thinking skills. Data collection methods used a test of critical thinking skills with essays to 71 students. It consists of 35 male and 36 female students. The analysis of the test result is done using descriptive quantitative. The result shows that gender has a weak effect on critical thinking skills. Gender has a high enough influence on critical thinking skills with correlation coefficient value of 0.421. Female students have better critical thinking skills than male students. Thus, it can be concluded that gender is one of the factors that influence differences in critical thinking skills of male and female students.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender terhadap kemampuan serta perbedaan berpikir kritis. Metode pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kritis dengan soal esai yang diujikan pada 71 siswa, dengan rincian 35 siswa laki-laki dan 36 siswa perempuan. Analisis hasil tes dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan gender pengaruh lemah terhadap kemampuan berpikir kritis. Gender memiliki pengaruh cukup tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,421. Siswa perempuan memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik daripada siswa laki-laki. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gender merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan.
Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study terhadap Motivasi Belajar Geografi di SMA Anandika Okta Riandanu; Sugeng Utaya; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 3, No 9: SEPTEMBER 2018
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.063 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v3i9.11576

Abstract

Abstract: The application of active and innovative learning model is an important factor to cultivate student learning motivation. The guided inquiry model based on lesson study is designed to maximize the students' ability to investigate so they can find their own learning materials with confidence. Lack of student confidence in following learning is a problem that occurs in the classroom associated with learning motivation. The purpose of this research is to know the influence of guided inquiry model based on lesson study on student learning motivation. The design of this study used quasi experiments. Data collection uses questionnaires to measure learning motivation. The result of the research shows that there is influence of guided inquiry model based on lesson study on learning motivation.Abstrak: Penerapan model pembelajaran yang aktif dan inovatif merupakan faktor penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Model inkuiri terbimbing berbasis lesson study dirancang untuk memaksimalkan kemampuan siswa dalam hal menyelidiki sehingga mampu menemukan sendiri materi pembelajaran dengan percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan permasalahan yang terjadi di kelas yang berhubungan dengan motivasi belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model inkuiri terbimbing berbasis lesson study terhadap motivasi belajar siswa. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu. Pengambilan data menggunakan angket untuk mengukur motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh model inkuiri terbimbing berbasis lesson study terhadap motivasi belajar.
KAJIAN PENDEKATAN SAINTIFIK BUKU SISWA GEOGRAFI SMA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Ana Susiati; Sugeng Utaya; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.8, Agustus 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.65 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i8.6621

Abstract

Scientific approach-based learning which is currently on going can be implemented if it is supported by the learning components arranged based on Curriculum 2013, one of them is learning material such as students’ book. Most of the students’ books which are distributed and used by most of the senior high school students are not based on the scientific approach, so a further study is needed to be conducted. The study on this book was conducted to analyze whether the materials of the book have represented the steps of the scientific approach or not. This research belongs to the content analysis. This research was conducted by analyzing the materials using descriptive analysis method based on the criteria of scientific learning’s assessment in Curriculum 2013. According to the research’s result and discussion, it can be concluded that the scientific approach has not been delivered ideally; there are some principles which have not been given that makes geography learning will not go well. Based the finding mentioned, it is suggested to add the scientific steps which are suitable in discussing the materials.Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik yang saat ini sedang berlangsung dapat dilaksanakan jika didukung oleh komponen pembelajaran yang disusun sesuai dengan kurikulum 2013, salah satunya bahan ajar berupa buku siswa. Buku siswa yang banyak beredar dan digunakan oleh banyak SMA masih belum berbasis pendekatan saintifik sehingga perlu dilakukan telaah lebih lanjut.  Telaah buku ini bertujuan untuk menganalisa apakah materi sudah disajikan dengan mencerminkan langkah-langkah dalam pendekatan saintifik. Penelitian ini termasuk dalam analisis isi (content analysis). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis materi secara deskriptif berdasarkan kriteria penilaian pembelajaran saintifik Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik belum dituangkan secara ideal, ada beberapa prinsip yang belum disampaikan sehingga mengakibatkan pembelajaran geografi tidak akan berjalan dengan lancar. Berdasarkan temuan tersebut disarankan untuk menambahkan langkah saintifik yang sesuai dalam membahas materi.
PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA SMA Mar’atus Sholihah; Sugeng Utaya; Singgih Susilo
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.11, Nopember 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.252 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i11.7869

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of Experiential Learning models developed by Kolb's theory of the critical thinking skills of high school students. This study uses a quasi experiment conducted in SMA Assa'adah Gresik. The population of students of class X IS second semester of academic year 2015/2016. Samples are 2 classes that are homogeneous. Methods of data collection using test questions and the ability to think critically using observation sheet. Data were analyzed by comparing the average acquisition value of critical thinking skills with experimental class control class. Average value of the critical thinking skills using model Experiential Learning higher at 80.9 while the control class is 71.2. Based on the average it can be concluded that the learning model of Experiential Learning can improve students' critical thinking skills. This study is expected to provide information on the application and benefits of the model Experiential Learning in teaching geography and make it more meaningful for students.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model Experiential Learning yang dikembangkan oleh teori Kolb terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimen yang dilakukan di SMA Assa’adah Gresik. Populasi siswa kelas X IS semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yang bersifat homogen. Metode pengumpulan data menggunakan soal tes kemampuan berpikir kritis serta menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membandingkan rata-rata perolehan nilai kemampuan berpikir kritis kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Nilai rata rata kemampuan berpikir kritis yang menggunakan model pembelajaran Experiential Learning lebih tinggi, yaitu sebesar 80,9, sedangkan kelas kontrol sebesar 71,2. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Experiential Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang penerapan dan manfaat model Experiential Learning dalam pembelajaran Geografi dan supaya lebih bermakna bagi siswa.
Integrasi Accera pare Bagi Kehidupan Masyarakat Parigi Dalam Membangun Solidaritas Peserta Didik Tahirah, Inas; Astina, I Komang; Wirahayu, Yuswanti Ariani; Susilo, Singgih; Suharto, Yusuf
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 10, No 2: FEBRUARY 2025
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v10i2.25616

Abstract

Abstract : Accera pare is a harvest party of the Parigi Village community which is held as a form of gratitude of the farmers for the gifts given by God for being given a smooth harvest. The purpose of this research is to explore the meaning of the accera pare ceremony for the people of Parigi Village and the integration of accera pare in building students' sense of solidarity. The research method used descriptive qualitative with ethnographic approach where the data were analyzed by domain analysis, taxonomy, components and cultural themes. Data sources were obtained through participant observation and in-depth interviews. The results showed that the meaning of the accera pare ceremony for the people of Parigi Village is as a form of respect for ancestors including forms of communication, protection and guardians of nature, as a thanksgiving including prayer, thanksgiving, as a cultural heritage which includes heirlooms, traditional performances and traditional clothes and as a form of human relationship with humans which is realized through deliberation and socialization between communities. The integration of accera pare in building students' solidarity is reflected in kinship, gratitude, mutual cooperation, togetherness and the spirit of sharing. Abstrak : Accera pare merupakan pesta panen masyarakat Desa Parigi yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur para petani atas karunia yang diberikan oleh Tuhan karena diberi kelancaran panen. Tujuan penelitian ini untuk menggali makna upacara accera pare bagi masyarakat Desa Parigi dan integrasi accera pare dalam mebangun rasa solidaritas peserta didik. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi dimana data dianalisis dengan analisis domain, taksonomi, komponen dan tema budaya. Sumber data diperoleh melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna upacara accera pare bagi masyarakat Desa Parigi adalah sebagai wujud penghormatan kepada leluhur meliputi bentuk komunikasi, perlindungan dan penjaga alam, sebagai ucapan syukur meliputi berdoa, ucapan terima kasih, sebagai warisan budaya yang meliputi peninggalan pusaka, pertunjukkan tradisional dan baju adat dan sebagai bentuk hubungan manusia dengan manusia yang terwujud melalui musyawarah dan sosialisasi antar masyarakat. Integrasi accera pare dalam membangun solidaritas peserta didik tercermin dalam kekeluargaan, rasa syukur, gotong royong, kebersamaan dan semangat berbagi.