Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Indonesia Berdaya

Pelatihan Pembuatan Spray Tanaman Serai untuk Mencegah DBD dalam Meningkatkan Kesehatan dan Ekonomi Keluarga Melviani Melviani; Dyan Fitri Nugraha; Nadya Novianty; Noval Noval
Indonesia Berdaya Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2023486

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a major health problem in Indonesia caused by dengue virus infection carried by the Aedes aegypty mosquito. It is not new that people's main choice to avoid mosquito bites is to use mosquito repellent products containing synthetic insecticides that are widely sold in the market and used by burning, spraying, applying and even electronics that require electricity. Synthetic insecticides are associated with events that can harm the environment and health. Therefore, switching to natural ingredients that are relatively much safer is considered important. One plant with mosquito-repellent power is lemongrass (Cymbopogon citratus). The purpose of this service is to provide skills to the community in processing lemongrass into mosquito repellent spray to prevent dengue fever which is also valuable in improving the family economy. The methods used in this service are education about dengue fever, the benefits of lemongrass, and tips on managing a business and training on making lemongrass plant spray. The service participants seemed very enthusiastic in participating in the entire series of activities. Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi virus dangeu yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypty. Bukan hal baru bahwa pilihan utama masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan produk anti nyamuk yang mengandung insektisida sintetik yang banyak dijual di pasaran yang digunakan dengan cara dibakar, disemprot, dioleskan bahkan eletrik yang membutuhkan aliran listrik. Penggunaan insektisida sintetik dikaitkan dengan kejadian yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, dianggap penting untuk beralih pada bahan alami yang relatif jauh lebih aman. Salah satu tanaman yang mempunyai daya penolak nyamuk adalah serai (Cymbopogon citratus). Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan keterampilan pada masyarakat dalam mengolah serai menjadi spray anti nyamuk untuk mencegah DBD yang juga bernilai dalam menignkatkan ekonomi keluarga. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah edukasi mengenai DBD, manfaat serai, dan tips mengelola usaha serta pelatihan pembuatan spray tanaman serai. Peserta pengabdian nampak sangat antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Pelatihan Pembuatan Salep Tanaman Kalangkala (Litsea angulata) untuk Mengatasi Penyakit Kutu Air pada Masyarakat Terdampak Banjir Rohama Rohama; Noval Noval; Faisal Rahman
Indonesia Berdaya Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2023501

Abstract

Indonesia in one of the tropical countries that has high temperatures and humidity, which is a good atmosphere for the growth of fungi. Banjar Regency became one of the districts affected by the worst floods in 2020 and 2021. It is known that the incidence of diseases caused by fungi in Indonesia ranged from 2,93 – 27,6% for 2009 – 2011 and the prevalence of skin diseases in flood-affected communities was 47,57%. Empirically, the people of South Kalimantan use the Kalangkala plant for treatments such as diarrhea, skin diseases, anticancer and antimicrobials. Kalangkala is also known to contain flavonoid compounds that function as antimicrobials and kalangkala leaf extract has inhibitory power against Staphylococcus aureus bacterium that causes skin diseases. From a preliminary study, 83% of respondents said they knew about kalangkala plants but as many as 79% did not know that kalangkala plants have properties. And 93% of respondents said they wanted to know how to make an ointment for water fleas. To find out the level of knowledge of the community before and after the delivery of education and training, pre-tests and post-tests were carried out, followed by the community of RT 02 Gudang Hirang Village. Based on the percentage obtained, it shows that there is an increase in public understanding regarding when to stop using ointment by 6% and signs of damaged ointment by 26%. As many as 87% of the people who took part in the ointment making training stated that they could show how to make the ointment that had been delivered. Abstrak: Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi, dimana merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur. Kabupaten Banjar menjadi salah satu Kabupaten terdampak Banjir paling parah pada tahun 2020 dan 2021. Diketahui insidensi penyakit yang disebabkan oleh jamur di Indonesia berkisar 2,93-27,6% untuk tahun 2009-2011 dan prevalensi penyakit kulit pada masyarakat yang terdampak banjir sebesar 47,57%. Secara empiris masyarakat Kalimantan Selatan menggunakan tanaman Kalangkala untuk pengobatan seperti diare, penyakit kulit, antikanker dan antimikroba. Kalangkala juga diketahui mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antimikroba dan ekstrak daun kalangkala memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus bakteri penyebab penyakit kulit. Dari studi pendahuluan sebanyak 83% responden mengatakan mengetahui tentang tanaman kalangkala namun sebanyak 79% tidak mengetahui bahwa tanaman kalangkala memiliki khasiat. Dan 93% responden mengatakan ingin mengetahui bagaimana cara pembuatan salep untuk kutu air. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah penyampaian edukasi dan pelatihan dilakukan pre-test dan post-test yang diikuti masyarakat RT 02 Desa Gudang Hirang.Berdasarkan presentase yang didapatkan menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman masyarakat terkait kapan menghentikan penggunaan salep sebanyak 6% dan tanda-tanda salep rusak sebanyak 26%. Sebanyak 87% masyarakat yang mengikuti pelatihan pembuatan salep menyatakan bisa menunjukkan bagaimana cara pembuatan salep yang telah disampaikan.
Pendampingan Pengolahan Nira Pohon Nipah dalam Diversifikasi usaha GKN bersujud Tanahbumbu pada Program Kosabangsa Samsul Hadi; Liling tryasmono; Gunawan Gunawan; Deni Setiawan; Kunti Nastiti; Noval Noval; Yusri Yusri; Eka Setya Wijaya
Indonesia Berdaya Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2024704

Abstract

Nipah, sebuah tumbuhan yang dapat tumbuh pada daerah payau sampai dengan daerah mangrove, juga daerah pasang-surut laut. Nipah termasuk dalam genus palm yang dapat menghasilkan nira yang manis. Melihat potensi itu maka pangabdian ini dilakukan, dengan tujuan melakukan diversifikasi usaha GKN, menggunakan bahan baku nira dari sadapan tanaman nipah. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah kegiatan observasi, analisis, pelatihan dan pengarahan. Hasil dari pendampingan ini adalah peningkatan ilmu pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan anggota GKN bersujud berkaitan dengan pengalahan nira dari pohon nipah untuk menjadi gula rendah kalori. Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah anggota GKN bersujud mendapatkan pengeetahuan baru dan ketrampilan dalam melihat potensi yang ada disekitarnya berkaitan dengan keberadaan pohon nipah.