Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan

Implementasi Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Meningkatkan Antusias Siswa dalam Mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pada SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung Erna Pibriyanie; Andreas Andrie Djatmiko
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/jr.v5i2.1410

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini untuk mendiskripsikan implementasi penggunaan media pembelajaran audio visual pada proses pembelajaran PKn dalam meningkatkan antusias siswa kelas 8C SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung dalam mengikuti mata pelajaran PPKn. Metode yang digunakan adalah metode Participatory Learning, yang mengandung arti ikut sertanya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbergempol dalam kegiatan pembelajaran atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ada 3 (tiga) tahapan kegiatan pembelajaran yang dapat menarik keikutsertaan peserta didik/siswa yang dapat diwujudkan, yakni yang Pertama melakukan perencanaan program (program planning), Kedua melakukan pelaksanaan (program implementation), dan yang Ketiga atau yang terakhir adalah melakukan penilaian (program evaluation) kegiatan pembelajaran. Dari hasil analisis yang muncul di lapangan, diketahui bahwa antusias siswa dalam  mengikuti mata pelajaran PPKn sebelum menggunakan media pembelajaran audio visual tergolong rendah  sebab dari 2 kali pertemuan, masih terdapat terlihat banyak siswa yang terlihat kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah diimplementasikanya penggunaan media pembelajaran audio visual, antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran PPKn dikelas lebih meningkat secara signifikan.Kata Kunci : Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual, Antusias Siswa
PENGGUNAAN MODEL BELAJAR MURDER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX UPTD SMAN 1 KEDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 2014/2015 Andreas Andrie Djatmiko
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/ppkn.v2i1.329

Abstract

Mata pelajaran PKn mempunyai tujuan untuk menghadapi hubungan antara manusia yang semakin lama semakin kompleks dan intensif, akibatnya segala aspek yang menyangkut kehidupan manusia akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui peningkatan pemahaman Pkn kerja sama negara Asia Tenggara siswa setelah diterapkannya model belajar murder pada Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung; (2) mengetahui pengaruh metode pembelajaran metode pembelajaran penemuan terbimbing bagi prestasi belajar siswa. Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini jika model belajar murder diterapkan dalam proses pembelajaran maka pemahaman pkn kerja sama negara Asia Tenggara Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung akan meningkat. Beberapa Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, wawancara dan tes. Observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara untuk mengetahui pengetahuan peran siswa serta untuk mengetahui interaksi siswa dan guru selama pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran. Dari tes diperoleh nilai belajar siswa yang selanjutnya digunakan pengujian hipotesis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 55,56 %, tes siklus I 74,07 %, dan tes Siklus II 92,59 %. Terjadi peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I dan Siklus II. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari awal 70,00%, siklus I 73,33%, dan siklus II 81,48% menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dari awal 53,75%, siklus I 73,75%, dan siklus II 96,25% menunjukkan peningkatan. Sehingga aktivitas guru dan siswa pada akhirnya tergolong sangat baik. Angket respon siswa dari awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus II 1,77 menunjukkan peningkatan. Pada akhirnya respon siswa tergolong sangat positif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar Murder dapat meningkatkan pemahaman PKn kerja sama negara Asia Tenggara bagi Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK IDENTITAS BANGSA MULTIKULTUR Andreas Andrie Djatmiko
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/ppkn.v2i2.338

Abstract

Di berbagai bangsa di belahan dunia manapun, persoalan identitas bangsa sedang dilandai berbagai persoalan. Hal itu dipicu oleh adanya kemajuan teknologi informasi yang pada akhirnya mempengaruhi berbagai sendi kehidupan manusia. Berbagai kebijakan dilakukan oleh masing-masing negara dengan tujuan membendung dampak negative dari penetrasi budaya asing ke berbagai budaya lokal yang mereka miliki. Indonesia sebagai bagian dari  masyarakat global dunia juga terpengaruh oleh arus budaya negatif  yang jika dibiarkan akan meniadakan berbagai budaya lokal yang selama ini menjadi identitas budaya setempat. Pemerintah Indonesia dengan berbagai program baik di bidang pendidikan, kebudayaan, teknologi dll mencoba membendung atau meminimalisir pengaruh negatif budaya asing agar tidak mempengaruhi generasi muda mendatang menjadi generasi yang tidak memiliki akar budaya. Kurikulum pendidikan yang berbasis pada  pendidikan karakter  diharapkan menjadi salah satu instrumen yang mampu memfilter pengaruh buruk yang datang dari budaya asing. Sebagai bangsa yang beragam budaya (multikultur) maka pengembangan kurikulum ditekankan pada pengembangan muatan lokal yang berbasis pada budaya setempat tanpa meninggalkan modernisasi terutama dalam teknik dan media pembelajaran dengan menitik beratkan pada penguasaan teknologi informasi. Perubahan gaya hidup yang melanda generasi muda di berbagai belahan negara tidak harus dihadapi secara emosional dengan menutup segala pintu masuk ke berbagai budaya lokal , akan tetapi disikapi dengan membentengi generasi muda Indonesia dengan karakter yang berbasis pada jati diri manusia Indonesia yang mengedepankan ramah tamah, murah senyum,religious,gotong royong sekaligus memiliki integritas moral dan penguasaan