Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hutan Tanaman

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN RESPON PERLAKUAN PRA PERKECAMBAHAN BENIH DARI LIMA POPULASI SAWO KECIK (Manilkara kauki (L.) Dubard) Dede J Sudrajat; Megawati Megawati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.418 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.2.67-76

Abstract

Variasi morfologi dan perkecambahan benih sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard ) dievaluasi pada tingkat populasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi morfologi antar kelompok benih dari 5 populasi, pengaruh perlakuan pra perkecambahan terhadap perkecambahan beberapa kelompok benih, dan hubungan antara variabel iklim (curah hujan dan ketinggian tempat) dengan morfologi dan perkecambahan benih. Benih dikumpulkan dari 5 populasi, yaitu Lembar, Mokmer, Benoa, Alas Purwo, dan Kaliurang. Kelompok-kelompok benih tersebut dievaluasi keragaman panjang, lebar, tebal, tebal kulit, berat benih, dan perkecambahannya di rumah kaca. Untuk perkecambahan benih, masing-masing kelompok benih diberi 6 perlakuan pendahuluan, yaitu kontrol (A1), perendaman dalam air selama 3 hari (A2), perendaman dalam air panas dan dibiarkan dingin selama 24 jam (A3), rendam-jemur selama 3 hari(A4), perendaman dalam H2SO 4 2 N selama 2 jam (A5), dan perendaman dalam KNO 32% selama 24 jam (A6). Korelasi antar parameter curah hujan dan ketinggian tempat dengan morfologi benih (panjang, lebar, tebal benih, dan tebal kulit) dan perkecambahan (daya dan kecepatan berkecambah) benih dianalisis dengan koefisien korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok benih Kaliurang dan Benoa mempunyai panjang dan berat benih yang lebih tinggi, namun kelompok benih Kaliurang mempunyai ukuran yang lebih besar jika dilihat dari lebar benih. Ketinggian tempat tumbuh berkorelasi positif dengan berat dan lebar benih (r = 0,877, p=0,05 dan r = 0,807, p=0,05). Perlakuan pendahuluan sangat berpengaruh nyata terhadap kelompok benih Mokmer, Alas Purwo, Kaliurang, dan Benoa, sedangkan untuk kelompok benih Lembar, perlakuan pendahuluan tidak berpengaruh nyata terhadap daya berkecambahnya. Perlakuan A3 mempunyai kecenderungan menghasilkan daya dan kecepatan berkecambah relatif lebih baik pada semua kelompok benih. Kelompok benih Alas Purwo mempunyai daya dan kecepatan berkecambah paling rendah yang disebabkan oleh kulit benih paling tebal. Tebal kulit benih berkorelasi negatif dengan daya dan kecepatan berkecambah (r = -0,856, p=0,05, r = -0,829, p=0,05), sedangkan curah hujan berkorelasi dengan kecepatan berkecambah benih (r = 0,802, p=0,05).