Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Kimia Unimal

PEMANFAATAN LADA HITAM SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN OLEORESIN DENGAN METODE EKSTRAKSI Sulhatun Sulhatun; Jalaluddin Jalaluddin; Tisara Tisara
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2013
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang diperoleh dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik. Senyawa ini  umumnya banyak digunakan di industri kosmetik atau industri farmasi sebagai obat-obatan. Penelitian ini  dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas produk oleoresin yang dihasilkan dari ekstraksi lada hitam dengan menggunakan pelarut n-heksan dan aseton serta kadar piperin oloresin yang dihasilkan didalam lada hitam. Adapun Variabel yang digunakan dalam  penelitian ini meliputi waktu ekstraksi (2,3,4,5) jam, jenis pelarut (n-Heksana dan Aseton). Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi  Lada hitam yang telah dihaluskan sebanyak 50 gram dan pelarut 150 ml, lalu bahan dimasukan kedalam labu ekstraktor dan pada waktu ekstraksi disesuaikan menurut variabel yang ditentukan. Hasil ekstraksi dimasukkan kedalam labu distilasi sehingga terpisahkan  antara oleoresin dan pelarut. Analisa yang dilakukan meliputi rendeman, indeks bias, warna, dan kadar piperin. Hasil penelitian yang telah dibuat menghasilkan rendemen  terbaik pada waktu 5 jam yang menggunakan pelarut n-Heksana (4,95%), Sedangkan pelarut Aseton kondisi terbaik untuk waktu 5 jam (1,26%). untuk analisa indeks bias kondisi terbaik pada waktu 5 jam untuk pelarut n- Heksana (1,4490), dan untuk pelarut Aseton yang terbaik pada waktu  ekstraksi 5 jam (1,370). Dari hasil ekstraksi  warna oleoresin pada pelarut n-Heksana (coklat kehijauan), sedangkan pelarut Aseton (coklat kehitaman ). Dari hasil analisa kadar piperin kondisi terbaik pada waktu 5 jam menggunakan pelarut n-Heksana (0,781%), dan yang menggunakan pelarut Aseton (0,753 %). Dari hasil yang didapatkan oleoresin lada hitam lebih banyak  yang menggunakan pelarut n- Heksana daripada pelarut Aseton.
FORMULASI PEMBUATAN SHAMPO DENGAN BAHAN BAKU MINYAK KEMIRI (ALUERITES MOLUCCANA) UNTUK KESEHATAN RAMBUT Sulhatun Sulhatun; Evi Juliati; Novi Sylvia; Jalaluddin Jalaluddin; Syamsul Bahri
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7247

Abstract

 Kemiri (Alueurites Moluccana)  merupakan tanaman yang mengandung asam lemak bebas seperti : asam linolenat, asam oleat, asam linoleat, asam palmitat, dan asam stearat yang dapat dimanfaatkan sebagai  bahan perawatan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses jenis pelarut dan waktu pengadukan pada produk shampo yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan persiapan bahan baku minyak kemiri dan tahap selanjutnya thap proses pembuatan sampo dengan pencampuran minya kemiri dan bahan aditif  melalui variasi kadar minyak kemiri pada  16,6 %, 24,6 % dan 25,3 % dan waktu pengadukan 5, 10 dan 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kenaikan persentase minyak kemiri dan waktu pengadukan memberikan efek terhadap penurunan  kadar busa dalam produk shampo yang dihasilkan. Dan  kestabilan busa terjadi pada waktu pengadukan 15 menit.  Selain itu semakin tinggi volume minyak kemiri  maka akan menyebabkan kenaikan visikositas shampo. Nilai visicositas shampo terbaik terdapat pada kadar minyak kemiri  16,6 %  dan waktu  pengadukan 15 menit yaitu sebesar 35,10 cps. pH shampoo minyak kemiri yang terbaik pada shampo minyak kemiri sebesar 4,2  hal ini menunjukkan bahwa shampo yang diproduksi sesuai persyaratan SNI yang ditetapkan yaitu berkisar 4-6.
EKSTRAKSI SEREH WANGI MENJADI MINYAK ATSIRI Eddy Kurniawan; Nita Sari; Sulhatun Sulhatun
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i2.4398

Abstract

Sereh wangi merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak sereh wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Saat ini perkembangan minyak atsiri menjadi perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Dari bebagai bahan baku pembuatan Minyak Atsiri, salah satu tanaman bahan baku minyak atsiri di Indonesia yang bagus untuk dikembangkan adalah Sereh Wangi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh minyak atsiri dengan proses Ekstraksi dan Destilasi, memperoleh persen Yield dan Kadar Air. Metode yang dilakukan adalah dengan mendiamkan sereh wangi 3 hari 3 malam, kemudian dikecilkan ukurannya lalu direndam dengan etanol 90% 3 hari 3 malam. Kemudian diekstraksi dengan waktu yang telah ditentukan, lalu hasilnya di Destilasi selama 2 jam. Kemudian ditambahkan Natrium Bisulfit dengan berat yang telah ditentukan. Lalu aduk dan diamkan sampai terbentuk 2 lapisan, lalu dipisahkan. Lapisan atas merupakan Minyak Atsiri dan lapisan bawah merupakan sisa Natrium Bisulfit. Dari hasil penelitian diperoleh kadar Sitronella terbaik 55,78% dan Geraniol 17,69%, Yield tertinggi 94,38% dan Kadar Air tertinggi 36,87%. 
PRODUKSI GAS HIDROGEN DARI AIR LAUT DENGAN METODE ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA DAN ALUMUNIUM (Cu DAN Al) Muhammad Fazlunnazar; Lukman Hakim; Meriatna Meriatna; Sulhatun Sulhatun
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i1.3037

Abstract

Abstrak. Hidrogen merupakan salah satu energi terbarukan yang mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan energi terbarukan lainnya.  Salah satu metode yang menjanjikan untuk menghasilkan gas hidrogen adalah dengan metode elektrolisis air laut yang sumbernya tidak terbatas. Metode lektrolisis pada penelitian ini menggunakan arus listrik searah atau DC (Power Supply) dan air laut dengan volume elektrolit 1000 ml, waktu elektrolisis 2, 4, 6 dan 8 menit dengan menggunakan elektroda Tembaga (anoda) dan Alumunium (katoda) pemilihan jenis reaktor berbentuk silinder volume 1500 ml, kondisi operasi 30oC dan 1 atm. Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu tegangan 5, 10, 15, 20 dan 25 volt. Dengan variasi waktu hasil kajian menunjukkan bahwa tegangan sangat berpengaruh terhadap penguraian air laut menjadi gas hidrogen. Hasil flow rate gas hidrogen yang paling tinggi di dapat pada tegangan 20 volt dengan waktu 6 menit sebesar 1,8182 cc/det (6545,52 ml/jam). Hasil kajian waktu elektrolisis terhadap penguraian air laut menjadi gas hidrogen tidak berpengaruh signifikan, waktu elektrolisis 6 dan 8 menit pada tegangan 20 dan 15 volt menunjukkan hasil gas hidrogen yang tinggi. Kata kunci : Hidrogen, flow rate, elektroda, energi.
KARAKTERISASI GLUKOSA DARI PROSES HIDROLISIS α-SELULOSA DARI LIMBAH KULIT KOPI ARABIKA Almia Permata Putri; Zulnazri Zulnazri; Rozanna Dewi; Sulhatun Sulhatun; Syamsul Bahri
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kadar selulosa dan kadar glukosa dari kulit kopi arabika dengan mengekstraksi kulit kopi arabika menjadi selulosa sehingga didapatkan persen yield dari selulosa sebesar 27,36% serta dilakukan karakterisasi selulosa yang diperoleh dari kulit kopi arabika dengan melakukan uji XRD sehingga didapat persen kristalinitasnya sebesar 63,76%. Kemudian selulosa yang didapatkan dihidrolisis menggunakan katalis asam yaitu H2SO4 menjadi glukosa dengan memvariasikan konsentrasi H2SO4 yaitu 8%, 10%, dan 12% serta suhu pemanasannya yaitu 80oC, 90oC, dan 100oC dalam waktu 4 jam sehingga diperoleh persen yield dan kadar glukosa yang diuji menggunakan alat Refraktometer Brix. Dari hasil analisa kadar glukosa tertinggi didapat pada konsentrasi 10% dengan suhu 100oC yaitu 8% bukan pada konsentrasi 8%. Sedangkan kenaikan yield tertinggi terdapat pada konsentrasi H2SO4 8% dengan suhu 80oC yaitu sebesar 95,4%, hal tersebut dipengaruhi oleh suhu pemanasan yang semakin rendah sehingga persentase yield yang diperoleh semakin tinggi.
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN CARA BASAH Sulhatun Sulhatun; Mutiawati Mutiawati; Eddy Kurniawan
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i2.4400

Abstract

Kemiri merupakan buah paling banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Selain daging buahnya yang dapat dikonsumsi, Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah Buah kemiri juga diyakini berkhasiat mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi. Zat nongizi dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol.Pada penelitian ini dilakukan proses pemasakan, dimana dilakukan analisa persen rendemen, dan analisa berat jenis dari hasil  minyak kimiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi waktu pemasakan biji kemiri terhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan cara pada suhu 65℃,70℃ dan 75℃. Dimana berat kemiri 1 kg, serta divariasikan waktu 85 menit, 115 menit, dan 145 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak kemiri terbesar adalah 47% pada waktu 145 menit dan suhu 75℃. dan densitas yang tinggi yaitu 0,87 gr/ml pada suhu 75℃ dan waktu selama 145 menit.
Kajian Ekstraksi Selulosa dari Kulit Pinang dengan Menggunakan Larutan NaOH Zulnazri Zulnazri; Dewi Lestari; Lukman Hakim; Rozanna Dewi; Sulhatun Sulhatun
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i2.7846

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang ekraksi dan karakterisasi selulosa yang diperoleh kulit pinang. Untuk menentukan kadar selulosa yang terdapat pada kulit pinang dapat dilakukan karakterisasi melalui uji XRD, uji FTIR, dan uji SEM. Kulit pinang yang telah dibersihkan kemudian dihidrolisis dengan konsentrasi HNO3 menggunakan variasi NaOH yaitu 1%, 2%, 3% dan 4% dan variasi suhu 40 oC, 50 oC, 60 oC, dan 70 oC. Kemudian didelignifikasi dengan NaOH dan Na2SO3 selama 1 jam dengan suhu 40 oC. Selulosa yang diperoleh diuji dengan uji XRD, uji FTIR, uji SEM, dan dihitung yield nya. Dari hasil uji XRD didapatkan persentase kristalinitas tertinggi terdapat pada konsentasi NaOH 4% pada suhu 70oC yaitu sebesar 76,79%. Sedangkan persentase kristalinitas terendah terdapat pada konsentrasi NaOH 1% pada suhu 70oC yaitu sebesar 75,11%. Kadar yield yang paling besar terdapat pada konsentrasi NaOH 4% pada suhu 70oC dengan kadar yield yang dihasilkan sebesar 39,96%. Kadar yield terendah terdapat pada  dengan konsentrasi NaOH 1% pada suhu 40oC dengan kadar yield sebesar 39,16%. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi NaOH dan suhu yang digunakan berpengaruh terhadap selulosa yang dihasilkan.
PRODUKSI GLUKOSA CAIR MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM KLORIDA DARI BAHAN DASAR SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA) Wiza Ulfa Fibarzi; Rizka Nurlaila; Fitriyani Sirait; Sulhatun Sulhatun; Ishak Ibrahim
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2023
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i1.11624

Abstract

Singkong (Manihot esculenta) merupakan sumber bahan makanan ketiga di Indonesia sestelah padi dan jagung. Singkong merupakan salah satu umbi-umbian yang memiliki sumber karbohidrat lokal Indonesia. Singkong sebagai sumber pati selama ini diketahui masyarakat hanya sebagai sumber karbohidrat, sampai munculnya inovasi proses yang dapat memproses singkong menjadi berbagai produk lain salah satunya glukosa cair. Glukosa cair merupakan cairan jernih dan kental yang mengandung D-glukosa, maltose, dan polimer D-glukosa yang diperoleh dari hidrolisis pati. Penelitian ini sudah pernah dilakukan dengan menggunakan variasi suhu hidrolisis dibawah 100oC, oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan variasi suhu diatas 100oC untuk mendapatkan kadar glukosa yang terbaik. Pati singkong dapat dibuat menjadi glukosa cair dengan metode hidrolisis asam menggunakan asam klorida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa tertinggi pada suhu 125oC dan waktu hidrolisis 100 menit yaitu sesbesar 29,3%. Kadar air yang terendah diperoleh pada suhu 125oC dan waktu hidrolisis 100 menit yaitu sebesar 3,62%. Yield yang tertinggi diperoleh pada suhu 105oC dan waktu hidrolisis 80 menit yaitu sebesar 64,20%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan waktu hidrolisis maka produk glukosa cair yang dihasilkan akan semakin bagus.
PEMANFAATAN PRODUK SAMPING DARI PROSES PIROLISIS PADA LIMBAH PADAT HASIL PENYULINGAN MINYAK NILAM UNTUK PEMBUATAN BRIKET BIOARANG Zainuddin Ginting; Faisal Faisal; Syamsul Bahri; Zulnazri Zulnazri; Sulhatun Sulhatun; Mutiara Pujana Pujana
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2023
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i1.11672

Abstract

Ketersediaan bahan bakar minyak bumi yang berasal dari fosil kian menipis seiring dengan bertambahnya populasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan bioarang yang berasal dari limbah padat pemyulingan minyak nilam dengan temperatur dan waktu karbonisasi yang optimum sehingga diperoleh bioarang dengan nilai kalor yang tinggi. Bioarang adalah arang yang diciptakan dari biomassa. Penelitian pemanfaatan produk samping dari proses pirolisis pada limbah padat hasil penyulingan minyak nilam untuk pembuatan briket bioarang memiliki variabel suhu 300°C, 350°C, 400°C dan berat bahan baku 600 kg, 1200 kg, dan 1800 kg dengan variabel waktu 60, 90 dan 120 menit. Limbah padat yang terlebih dahulu telah dipotong menjadi ukuran yang kecil dan dikeringkan dibawah sinar matahari terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam alat pirolisis untuk dikarbonisasi sesuai dengan variabel yang telah ditentukan, hasil dari pirolisis kemudian dimasukkan kedalam desikator untuk didinginkan selama 30 menit lalu dilakukan uji kadar air, uji kadar abu, uji kadar zat terbang, uji kadar karbon terikat, uji nilai kalor, uji SEM, dan juga uji laju pembakaran. Adapun hasil penelitian terbaik yang diperoleh adalah pada temperature 350°C dan waktu 120 menit dengan nilai kalor sebesar 5291 kal/g, kadar air sebesar 5,88 %, kadar abu sebesar 6,97 %, kadar zat terbang sebesar 11,28 %, dan kadar karbon terikat sebesar 75,87 %. Sedangkan pada berat bahan baku diperoleh nilai terbaik pada berat 1200 kg dan waktu 120 menit dengan nilai kalor sebesar 5291 kal/g, kadar air sebesar 5,86 %, kadar abu sebesar 6,55%, kadar zat terbang sebesar 10,60 %, dan kadar karbon terikat sebesar 76,93 %. Kalor yang diperoleh menunjukkan bahwa bioarang limbah padat nilam dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui.Kata kunci:bioarang dan karakteristik, limbah padat nilam, pirolisis.
PENGARUH PERBANDINGAN MINYAK KEMIRI DAN MINYAK BUNGA LAVENDER TERHADAP SIFAT LILIN AROMATERAPI FORMULASI LILIN AROMATERAPI BERBASIS MINYAK KEMIRI DENGAN PENAMBAHAN MINYAK BUNGA LAVENDER Sulhatun Sulhatun; Sarah Sarah; Masrullita Masrullita; Novi Sylvia; Zainuddin Ginting
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2023
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i1.11610

Abstract

Minyak kemiri (candlenut oil) yang berarti candle yaitu lilin dan nut yaitu kacang. Sesuai dengan namanya, kemiri juga dapat dijadikan bahan dasar lilin karena kemiri mengandung 55-66% minyak dari berat bijinya. Berbagai penelitian yang berkaitan dengan lilin aromaterapi telah banyak dilakukan terutama dalam memformulasikan essential oil. Namun dalam  memformulasikan minyak kemiri sebagai basis lilin belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh dari perbedaan formula minyak kemiri dan minyak bunga lavender terhadap basis lilin aromaterapi yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menimbang soy wax sesuai dengan berat yang sudah ditentukan lalu dilelehkan sempurna. Kemudian, ditambahkan variasi minyak kemiri ( 5,7,10 dan 12 gram ) dan variasi essential lavender oil ( 2, 3, 4 dan 5 gram ) diaduk hingga homogen. Terakhir, dituangkan lilin cair kedalam gelas lilin yang telah dipasangkan sumbu. Pengujian lilin aromaterapi berupa organoleptik, waktu bakar, titik leleh dan kesukaan terhadap aroma. Dari hasil pengujian lilin aromaterapi diperoleh, untuk organoleptik lilin dengan bentuk padat, tidak retak, tidak cacat dan warna yang merata yaitu lilin A1 ( 5 : 2 ), A2 ( 5 : 3 ), A3 ( 5 : 4 ), A4 ( 5 : 5 ), B1 ( 7 : 2 ), B2 ( 7 : 3 ), B3 ( 7 : 4 ), B4 ( 7 : 5 ) dan C1 ( 10 : 2 ). Untuk titik leleh, titik leleh tertinggi yaitu pada formula A1 ( 5 : 2 )  yaitu 44,8⁰C sedangkan titik leleh terendah yaitu formula D4 ( 12 : 5 ) yaitu 38,8⁰C. Untuk waktu bakar, lilin dengan waktu bakar terlama adalah lilin D1 ( 12 : 2)  yaitu 12 jam 10 menit. Sedangkan lilin dengan waktu bakar paling singkat adalah lilin A4  ( 5 : 5 )  yaitu 8 jam 26 menit. Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan hasil dari perbandingan formula lilin, semakin banyak minyak kemiri dan minyak bunga lavender yang digunakan maka tekstur lilin akan semakin lunak dan titik leleh lilin akan semakin rendah begitupula sebaliknya. Dan semakin banyak minyak kemiri dan semakin sedikit minyak bunga lavender yang digunakan maka waktu bakar lilin akan semakin lama. 
Co-Authors Adriyan Jondra Afifa Luthfia Afra, Khalida Agam Muarif Ahmad Fikri Allawiyah, Annisa Zaen Almia Permata Putri Ariski Saina Ariski Saina Ayu Sutia Amanda Azhari Azhari Azhari Azhari Azril Fahmi Cut Rika Saffira Desriani, Chintiara Dewi Lestari Dina Nasution, Zukhrufi dwi ayu lestari, dwi ayu Eddy Kurniawan Emil Izmilia Eva Nurmaidah Nurmaidah Evi Juliati Faisal Faisal Fibarzi, Wiza Ulfa Fikri Hasfita Firman Maulana, Firman Fitria, Lisa Fitriyani Sirait Frandica, Dandy Giffary, Muhammad Hajijah Hajijah Halimah, Mustika Ridhatul Hanif, Hanif Hijratul Izzati Ibrahim, Ishak Ida Riski Indah Aprilla Intan Sulastri Irma Yani, Irma Ishak Ishak Ishak Ishak Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Jalaluddin Josua Lorent Barus Julinawati, Julinawati Kamar, Iqbal Khalsiah Khalsiah Khoirun Nisa Kuswandi Kuswandi Leni Maulinda, Leni Likdanawati Lina Sari Silalahi Lirinzha, Rizkha Lukman Hakim Lukman Hakim Marisa Fitria Maryanti Maryanti Masrulita Masrulita Masrulita Masrulita Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita Masrullita, Masrullita Meliyani Harahap, Nazwa Meriatna Meriatna Mira Aulia Moh. Erkamim Muammar Khadafi Muhammad Fazlunnazar Muhammad Muhammad Muhammad Muhammad Muhammad nur Ichsan Tamiogy Muhammad, Muhammad Muliadi Mulyawan, Rizka Mutiara Pujana Pujana Mutiawati Mutiawati Nadiratun Nabiwa Nasrul ZA Nasrul ZA Nasrul ZA, Nasrul Nasrul Za, Nasrul Za Nia Sagita Lestari Nikmat Wanda Nissah, Khairun Nita Sari Novi Sylvia Novita Dewi Nur rizqi Fattah Lubis Nurdina Hayati Nurlaila, Rizka Nurlian Nurlian Nurlian Nurmalita Nurmalita Nurul Fadhillah Nurul Khumaida Nyimas Yanqoritha Pane, Nurul Anisa Pelawi, Erisantana pradana, ardie surya Purwoko, Agus Rahmadhani, Rahmadhani Rati Halimatussakdiyah Raudhatul Ulfa Rauzatun Jannah Reza Abdillah Harahap Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Mulyawan Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rizka Nurlaila Rozanna Dewi Safira, Riska Dwi Safrina Melya Said Thaufik Rizaldi Sarah Sarah Sari, Ava Komala Seli Novianna Brutu Sepriano Sepriano Sinta Morina siregar, annisa febrianti Sitorus, Sarifah Sri Awalin Marpaung Sri Rahayu Retnowulan Sri Santika Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Suryati Syamsul Bahri Syamsul Bahri Syamsul Bahri Sylvia, Novy Taufiq Taufiq Tisara Tisara Ulfa, Raudhatul Utari, Paramita Veithzal Rivai Zainal Wan Rafly Wibowo, Rofiq Imam Winalia Agwil Wiza Ulfa Fibarzi Wiza Ulfa Fibarzi Wusnah Wusnah, Wusnah Zahrol Hilmi Zainuddin Ginting Zilrahmi, Zilrahmi Zulmiardi Zulmiardi, Zulmiardi Zulnazri, Z Zurrahmi, Zurrahmi