Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)

DAYA PEMBENGKAKAN SERTA SIFAT PASTA DAN TERMAL PATI SAGU, PATI BERAS DAN PATI UBI KAYU Fitriani, Shanti
JITIPARI Vol 3, No 1 (2018): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.3 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v3i1.1987

Abstract

Pati sagu diekstrak dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), yang banyak ditemukan di kawasan AsiaTenggara. Dibandingkan dengan beras, produk pangan berbasis sagu lebih sedikit ditemukan di pasaranIndonesia. Banyak aplikasi yang menggunakan pati melibatkan pemanasannya di dalam air. Transisi termalyang dialami pati dan interaksi dengan air pada tingkat granula dan makromolekul membedakan sifatsifatpati dan dapat menentukan potensinya sebagai bahan penyusun makanan. Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan pemahaman tentang sifat pasta dan termal serta daya pembengkakan pati sagu yangdibandingkan dengan dua pati lainnya yang banyak diproses di Asia Tenggara, yaitu beras dan ubi kayu(tapioka). Sifat-sifat pati yang diuji termasuk daya pembengkakan, sifat pasta menggunakan RVA dan sifattermal menggunakan DSC. Pati ubi kayu memiliki daya pembengkakan tertinggi (34,6 g/g) yang tidakberbeda nyata dengan pati sagu (29,0 g/g). Dalam hal sifat pasta, pati sagu memiliki nilai viskositas terendahuntuk viskositas puncak, panas, dan viskositas akhir sementara suhu pasting tertinggi. Suhu gelatinisasi dannilai entalpi pati sagu merupakan yang tertinggi dan pati beras terendah. Semua sampel yang dijalankanpada DSC disimpan pada suhu 4°C untuk mengukur rekristalisasi/retrogradasi. Pati sagu menunjukkan reorderingamilopektin yang signifikan, sementara hanya sedikit untuk pati ubi kayu. Hanya pati beras yangmenunjukkan adanya kompleks amilosa-lipid.Kata kunci: pati sagu, daya pembengkakan, sifat pasta, sifat termal
DAYA PEMBENGKAKAN SERTA SIFAT PASTA DAN TERMAL PATI SAGU, PATI BERAS DAN PATI UBI KAYU Shanti Fitriani
JITIPARI Vol 3 No 1 (2018): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.3 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v3i1.1987

Abstract

Pati sagu diekstrak dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), yang banyak ditemukan di kawasan AsiaTenggara. Dibandingkan dengan beras, produk pangan berbasis sagu lebih sedikit ditemukan di pasaranIndonesia. Banyak aplikasi yang menggunakan pati melibatkan pemanasannya di dalam air. Transisi termalyang dialami pati dan interaksi dengan air pada tingkat granula dan makromolekul membedakan sifatsifatpati dan dapat menentukan potensinya sebagai bahan penyusun makanan. Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan pemahaman tentang sifat pasta dan termal serta daya pembengkakan pati sagu yangdibandingkan dengan dua pati lainnya yang banyak diproses di Asia Tenggara, yaitu beras dan ubi kayu(tapioka). Sifat-sifat pati yang diuji termasuk daya pembengkakan, sifat pasta menggunakan RVA dan sifattermal menggunakan DSC. Pati ubi kayu memiliki daya pembengkakan tertinggi (34,6 g/g) yang tidakberbeda nyata dengan pati sagu (29,0 g/g). Dalam hal sifat pasta, pati sagu memiliki nilai viskositas terendahuntuk viskositas puncak, panas, dan viskositas akhir sementara suhu pasting tertinggi. Suhu gelatinisasi dannilai entalpi pati sagu merupakan yang tertinggi dan pati beras terendah. Semua sampel yang dijalankanpada DSC disimpan pada suhu 4°C untuk mengukur rekristalisasi/retrogradasi. Pati sagu menunjukkan reorderingamilopektin yang signifikan, sementara hanya sedikit untuk pati ubi kayu. Hanya pati beras yangmenunjukkan adanya kompleks amilosa-lipid.Kata kunci: pati sagu, daya pembengkakan, sifat pasta, sifat termal
Characteristics of ice cream with addition purple sweet potato and durian seed flour: Karakteristik Es Krim dengan Penambahan Ubi Jalar Ungu dan Tepung Biji Durian Khairiyah, Nurul; Fitriani, Shanti; Nopiani, Yanti
JITIPARI Vol 10 No 1 (2025): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jitipari.v10i1.10259

Abstract

The purpose of this study is to ascertain the optimal concentration and the impact of adding durian seed flour to the ice cream's physical, chemical, and sensory characteristics. This investigation was carried out experimentally with three replications and six treatments using a totally randomized methodology. UD1 (control), UD2 (with 0.2% durian seed flour added), UD3 (with 0.4% durian seed flour added), UD4 (with 0.6% durian seed flour added), UD5 (with 0.8% durian seed flour added), and UD6 (with 1.0% durian seed flour added) was the treatments that were employed. Descriptive and hedonic sensory evaluations of softness, total solids, protein content, and melting speed were all significantly impacted (P<0.05) by variations in durian seed flour in terms of lowering overrun.  The selected treatment in this study was treatment UD3 (addition of 0.4% durian seed flour) with overrun of 31.85%, melting speed of 20.29 minutes, total solids of 42.95%, protein of 5.82%, and fat of 7.85% with characteristic light purple color, not smelled of durian seed flour, not taste of durian seed flour, very soft texture, and overall the panelists liked it.