EMY SULISTYOWATI
Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Tanaman Industri

KESESUAIAN BEBERAPA GALUR KAPAS BERDAUN OKRA PADA SISTEM TANAM RAPAT PRIMA DIARINI RIAJAYA; FITRININGDYAH TRI KADARWATI; EMY SULISTYOWATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 15, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v15n3.2009.124-130

Abstract

ABSTRAKTanaman kapas dengan bentuk daun yang menjari (okra) diharapkanbisa dikembangkan dengan sistem tanam rapat untuk meningkatkan hasilkapas berbiji. Penelitian lapang dilakukan di Kebun Percobaan Asem-bagus, Situbondo, Jawa Timur mulai Februari-Juli 2007 dan bertujuanuntuk mengetahui kesesuaian galur kapas berdaun okra pada sistem tanamrapat. Sistem tanam rapat yang dimaksud adalah sistem tanam monokulturdengan jarak tanam dalam barisan dirapatkan yaitu dengan jarak tanam100 cm x 10 cm (100.000 tan/ha). Percobaan disusun dalam rancanganacak kelompok dengan 3 ulangan dan 1 ulangan monokultur dengan sistemtanam normal (100 cm x 25 cm; 40.000 tan/ha). Perlakuan terdiri dari 14galur/varietas kapas yang terdiri atas 12 galur berdaun okra dan 2 varietasberdaun normal (Kanesia 8 dan Kanesia 13) sebagai pembanding.Paramater yang diamati adalah tinggi tanaman, lebar kanopi, jumlahcabang generatif, jumlah buah/tanaman setiap bulan mulai 60-120 HST.Bobot buah, jumlah buah terpanen dan hasil kapas berbiji diamati saatpanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan populasi tanam-an menurunkan jumlah cabang generatif, jumlah buah dan bobot buah pertanaman. Semua galur okra yang dicoba pada sistem tanam rapat rata-ratahanya meningkatkan hasil kapas berbiji 2,12% dibanding pada populasinormal. Rata-rata hasil kapas berbiji galur okra pada populasi rapat adalah2.315,8 kg/ha dan pada populasi normal 2.293,2 kg/ha. Selanjutnya hasilkapas berbiji berdaun normal Kanesia 8 dan Kanesia 13 pada populasirapat masing-masing 2.159 dan 2.179 kg/ha dan pada populasi normal1.983 kg/ha dan 2.525 kg/ha. Galur okra 98040/3 dan 98048/2 menghasil-kan produksi tertinggi pada populasi rapat (masing-masing 2.640 kg/hadan 2.627 kg/ha) dan pada populasi normal (2.688 kg/ha dan 2.807 kg/ha).Kedua galur okra tersebut mempunyai potensi hasil yang lebih tinggidibanding kapas berdaun normal (Kanesia 8 dan Kanesia 13) baik padapopulasi rapat maupun populasi normal.Kata kunci: Gossypium hirsutum L., tanam rapat, daun okraABSTRACTSuitability of Cotton Lines with Okra Leaves UnderNarrow Interrow SpacingOkra leaf cotton crop may have a potential increase in the seedcotton yield under narrow inter row spacing. Okra leaf cotton lines weretested in relative performance under high interrow spacing. The field trialwas conducted at the Asembagus Experimental Station, Situbondo, EastJava from February to July 2007. Okra leaf cotton lines were planted asmonocrop with plant spacing of 100 cm between rows and 10 cm withinrows (100,000 plants/ha). Experiment was arranged in a randomized blockdesign with three replicates. In addition, one plot was allocated formonocrop with normal inter row spacing (100 cm between rows and 25 cmwithin rows; 40,000 plants/ha). Fourteen selected cotton lines consistingof 12 lines with okra leaf and 2 varieties (Kanesia 8 and Kanesia 13) withnormal leaf as check varieties were tested. Cotton plant height, canopywidth, number of fruiting branches, and boll/plant were measured monthlyfrom 60-120 dap. Boll weight, number of harvested bolls, and seed cottonyield were counted at harvesting. Results showed that increased plantdensity resulted in reduced fruiting branches, boll count, and boll weight.The okra leaf cotton under high crop density system showed a yieldincrease by 2.12% compared to normal spacing. Average seed cotton yieldunder narrow interrow spacing was 2,315.8 kg/ha and the average yieldunder normal interrow spacing was 2,293.2 kg/ha. Okra lines cotton98040/3 and 98048/2 showed the highest yield under narrow interrowspacing (2,640 and 2,627 kg/ha) and under normal interrow spacing (2,688kg/ha dan 2,807 kg/ha). Both lines offered higher yield than those withnormal leaf under high interrow spacing and normal population.Key words: Gossypium hirsutum L., high interrow spacing, okra leaf
PERBAIKAN VARIETAS UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU SERAT KAPAS EMY SULISTYOWATI; SIWI SUMARTINI; ABDURRAKHMAN ABDURRAKHMAN; SRI RUSTINI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 15, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v15n2.2009.66-76

Abstract

ABSTRAKPersilangan kapas yang dilakukan pada tahun 1999 denganmelibatkan 11 varietas kapas sebagai tetua betina dan lima varietas kapassebagai tetua jantan telah menghasilkan 22 set persilangan kapas. Adapuntujuan persilangan tersebut adalah untuk meningkatkan produktivitas danmutu serat varietas kapas nasional Indonesia. Program perbaikan varietasini menggunakan pendekatan seleksi pedigree pada F3, dan dilanjutkandengan seleksi galur pada generasi F5 dan selanjutnya. Pada kegiatanseleksi galur tahun 2004-2005 di Kebun Percobaan Asembagus, dari 22genotipe generasi F4 yang diseleksi dengan kriteria seleksi produktivitas >3 ton kapas berbiji/ha telah dihasilkan 23 galur harapan. Pada generasi F6dilakukan uji daya hasil dari 23 galur tersebut. Dari pengujian daya hasilgalur-galur tersebut pada tahun 2006, telah dihasilkan enam galur harapanyang memiliki tingkat produktivitas secara statistika tidak berbeda denganatau lebih tinggi dari Kanesia 8 dengan panjang serat > 1,16 inch, kekuatanserat > 30,77 g/tex, dan kehalusan serat antara 3,5 – 4,5 mic, yaitu99004/5, 99005/9, 99013/5, 99023/5, 99023/7, dan 99023/8. Galur-galurtersebut selanjutnya akan diuji secara multilokasi untuk menilai stabilitasekspresi genetiknya di beberapa wilayah pengembangan kapas.Kata kunci : Gossypium hirsutum, kapas, produktivitas, mutu seratABSTRACTVarietal Improvement for Increase of Productivity andQuality of Cotton Fiber Cotton breeding conducted since 1999 involving 11 varieties asfemale parent, and five varieties as male parents has resulted in 22crossing sets. The aim was to improve productivity level as well as fiberquality of national cotton varieties of Indonesia. The breeding approachwas accomplished by pedigree selection on F3 generation, which was thencontinued with line selection from F5 generation. From the line selectionactivity carried out at Asembagus Experimental Station during 2004-2005,out of 22 genotypes selected at the F4 generation based on productivitylevel of > 3 ton seed cotton/ha as selection criteria, 23 promising lines hadbeen selected which were then tested in a yield potential test. From theyield potential test conducted in 2006, six promising lines had beenselected whose productivity levels were statistically not different from orhigher than Kanesia 8 with fiber length of >1.16 inch, fiber strength>30.77 g/tex, and fiber fineness 3.5-4.5 mic. Those promising lines wouldthen be tested in multilocation trials to evaluate the stability of theirgenetic expression in several cotton development areas.Key words : Gossypium hirsutum, cotton, productivity, fiber properties