Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Edukasi Sumba (JES)

DAMPAK BILINGUAL TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR Kanisius Kami
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v1i2.29

Abstract

Bilingualism is closely related to the acquisition of a second language. Language acquisition is closely related to how children acquire words, meanings, structures, and pragmatics. It is nothing else related to the processes that occur in the mind and attitude of the child. In the era of globalization, the mastery of foreign languages, especially English as an international language, is mandatory. Currently in Indonesia, English is taught in primary schools and even in early childhood education. This article discusses children's learning, especially in terms of cognitive psychology in learning foreign languages as a second language. The method used is literature study and data collection is analyzed descriptively. It is important to note that the cognitive development of primary school children is appropriate for language learning and there are advantages to learning foreign languages in primary schools. In addition, bilingual people are more profitable than monolingual people. Keywords: Bilingual, Cognitive Development, Impact
Jati Diri Masyarakat Wewewa yang Termanifestasi pada Tuturan Lisan Oka: Kajian Etnopragmatik Kanisius Kami; R. Kunjana Rahardi; Pranowo Pranowo
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v3i2.58

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jati diri masyarakat Wewewa, Sumba Barat Daya, NTT, yang termanifestasi dalam kearifan lokal pada tuturan lisan Oka. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan pendekatan etnopragmatik. Artinya, untuk memahami jati diri masyarakat Wewewa, terikat konteks situasi dan konteks budaya. Konteks situasi bertujuan menggali apa yang terjadi, entitas yang terlibat dalam kegiatan tersebut, keadaan, di mana, dan kapan kegiatan itu terjadi. Sementara konteks budaya mengacu pada nilai yang dianut oleh masyarakat. Objek yang dikaji adalah gambaran jati diri masyarakat Wewewa yang tercermin dalam tuturan lisan Oka. Sumber data primer adalah tuturan-tuturan lisan Oka. Sumber data primer ini diperoleh dari penutur yang menuturkan tradisi lisan Oka. Sumber data primer dijaring peneliti dari warga masyarakat Wewewa berdasarkan wawancara (percakapan etnografis). Sementara sumber data sekunder diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen yang berkaitan langsung dengan tradisi lisan Oka. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yakni padan ekstralingual yaitu metode analisis yang digunakan untuk menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa. Sementara teknik analisis data yaitu transkripsi data, penerjemahan gloss data, seleksi data, identifikasi data, klasifikasi data, dan menganalisis serta menginterpretasi data sehingga dapat dilaporkan pada bagian pembahasan data. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam tuturan tradisi lisan Oka, ditemukan jati diri masyarakat Wewewa yang termanifestasi dalam tuturan tradisi lisan Oka.Kata Kunci: Tradisi Lisan, Kearifan Lokal, Jati Diri.
KETIDAKBAKUAN BAHASA MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN FONOLOGI SEMESTER II Kanisius Kami; Anjelina Lede; Fransiskus Bernardus Ghoghi
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v5i2.411

Abstract

Bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Penggunaan bahasa baku ini, harus diterapkan dalam situasi formal seperti dalam proses perkuliahan. Realita menunjukkan bahwa ketidakbakuan berbahasa mahasiswa masih sering terjadi dalam perkuliahan. Hal ini terjadi dalam perkulihan fonologi mahasiswa semester II, PBI Unika Weetebula tahun 2021. Peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, ketidakbakuan bahasa digunakan oleh mahasiswa dipengaruhi oleh bahasa daerah dan lawan tutur yang sebaya. Hal itu terjadi akibat kebiasaan penggunaan kata-kata yang tidak baku. Oleh karena itu, peneliti mengajak para mahasiswa untuk selalu menggunakan bahasa baku dalam proses perkuliahan.
Pola Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Melalui Pembelajaran Agama Katolik di Kelas IV SDK Waiwondo, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya. Anjelina Jama Nukango; Silvester Nusa; Kanisius Kami
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v6i1.420

Abstract

“Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Melalui Mata Pelajaran Agama Katolik di Kelas IV SDK Waiwondo, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya”. Skripsi, Tambolaka: Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Weetebula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model, pendekatan atau cara pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab siswa melalui mata pelajaran Agama Katolik di kelas IV SDK Waiwondo, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter disiplin dan tanggung jawab siswa selalu diberikan dan dibentuk/ditanamkan oleh para guru di SDK Waiwondo baik pada jam belajar maupun di luar jam belajar berdasarkan tiga pola pembentukan yaitu; Insight, condisioning, dan modeling. Di jam belajar guru memberikan pemahaman kepada siswa baik melalui nasehat maupun pengajaran. Di luar pembelajaran guru dapat membentuk karakter siswa lewat contoh / teladan yang ditijukkan oleh guru serta aturan-aturan terus menerus dilakukan baik guru maupun siswa.
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siswa Sekolah Dasar Frederika Marsel; Kanisius Kami; Kunradus D. Kleden
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v6i2.431

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Jenis penelitian ini adalah penelitian studili teratur sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data pelengkap dalam penelitian yang berfungsi dalam data primer. Sehingga sumber data dalam penelitian ini merupakan internet, jurnal dan skripsi dan beberapa refrensi lainnya yang berkaitan dengan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Teknik yang digunakan adalah teknik pustaka. Hasil penelitian dari 8 jurnal 2 skripsi, model Pembelajaran Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar sangat efektif dalam kegiatan keterampilan membaca pemahaman siswa karena salah-satu karakteristik model pembelajaran model Cooperatif Integrated Reading And Composition (CIRC) ini pembelajaran yang diarahkan pada keterampilan membaca pemahaman dalam konteks kehidupan siswa atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan alamiah. Keterampilan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar saat ini mengalami berbagai masalah sehingga harus atasi dengan model pembelajaran model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) yang efektif. Model pembelajaran model Cooperatif Integrated Reading And Composition (CIRC) merupakan model pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa indinesia dalam rangkah membaca dan menemukan ide pokok, atau sebuah wacana pembelajaran. Berdasarkan hasil dalam kajian literatur dari jurnal dan skripsi terbukti bahwa keterampilan membaca pemahaman model pembelajaran model Cooperatif Integrated Reading And Composition (CIRC) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.
PENERAPAN PENDEKATAN INTEGRATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SD NEGERI MANANGA ABA Yustina Tamu Ina; Engel Bertha Halena Gena; Kanisius Kami
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v6i2.433

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah melalui penerapan pendekatan integratif dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Mananga Aba. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Mananga Aba. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Mananga Aba yang berjumlah 7 orang. Pada penelitian ini dilakukan dua siklus dan tiap siklus di lakukan dua pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus 1 ketuntasan rata-rata siswa 3 orang dengan ketuntasan klasikal 42,85%, sedangkan siklus 11 ketuntasan siswa meningkat rata-rata 7 orang dengan klasikal 100%. Dan pada observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dimana pada observasi aktivitas guru siklus 1 pertemuan 1 dengan skor nilai 75 dan pertemuan ke-11 dengan skor nilai 88,23 dengan kategori baik, dan pada observasi siswa siklus 1 pertemuan 1 dengan skor nilai 66,66 dan pertemuan ke-11 dengan skor nilai 72,22 dengan kategori cukup baik. Namun pada siklus 11 ada perkembangan dimana observasi guru siklus 11 pertemuan 1 dengan skor 91,17 dan pertemuan ke-11 dengan skor 95,58 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan penerapan metode integratif dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa IV Sekolah Dasar Negeri Mananga Aba.