Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah

Prevalensi dan Intensitas Ektoparasit Pada Anjing Peliharaan (Canis familiaris) di Kalimantan Timur, Indonesia Berty Veibrita Sinaga; Nova Hariani
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 7, No 5 (2019): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The closeness of a pet dog to humans is causes his health condition to need attention. One of parameter on dog health disorders is the presence of ectoparasites in the body. The purposes study were to know of ectoparasites are found in pet dog populations. The method used is a survey and directly collection of ectoparasites at 30 pet dogs. The results of study obtained are 4 species of ectoparasites that attack pet dogs are namely Ctenocephalides canis, Boophilus sp., Trichodectes canis and Rhipicephalus sanguineus. The prevalence of ectoparasites in the acquired pet dog population is Ctenocephalides canis which is 90%, Rhipicephalus sanguineus 67%, Trichodectes canis 57% and the lowest in Boophilus sp. 43.3%. The ectoparasites intensity in the pet dog population obtained was Trichodectes canis 22 ind/dog, Ctenocephalides canis 8 ind/dog, Rhipicephalus sanguineus 4 ind/dog and Boophilus sp. are 3 ind/dog. Kedekatan anjing peliharaan dengan manusia menyebabkan kondisi kesehatannya perlu diperhatikan. Salah satu parameter gangguan kesehatan anjing adalah keberadaan ektoparasit dalam tubuh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ektoparasit yang ditemukan pada populasi anjing peliharaan. Metode yang digunakan adalah survei dan pengumpulan langsung ektoparasit pada 30 anjing peliharaan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 4 spesies ektoparasit yang menyerang anjing peliharaan yaitu Ctenocephalides canis, Boophilus sp., Trichodectes canis dan Rhipicephalus sanguineus. Prevalensi ektoparasit pada populasi anjing peliharaan yang diperoleh adalah Ctenocephalides canis yang 90%, Rhipicephalus sanguineus 67%, Trichodectes canis 57% dan terendah di Boophilus sp. 43,3%. Intensitas ektoparasit pada populasi anjing peliharaan yang diperoleh adalah Trichodectes canis 22 ind/dog, Ctenocephalides canis 8 ind/dog, Rhipicephalus sanguineus 4 ind/dog dan Boophilus sp. adalah 3 ind/dog. Kata kunci: anjing peliharaan, ektoparasit, Muara Badak
Studi Karakterisasi Dan Persebaran Durian Lahung (Durio dulcis Becc.) Di Kecamatan Damai Dan Nyuatan Kabupaten Kutai Barat Nova Hariani; Purwasih Purwasih; Syafrizal Syafrizal
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahung (Durio dulcis Becc.) is a type of endemic durian in Kalimantan which is rarely found and threatened with extinction. This study aims to determine the character of habitat, distribution, character and the influence of physical and chemical factors of habitat. The study used purposive sampling, sampling by survey method (exploration) conducted by combining qualitative methods (semi-structured interviews) and quantitative methods (GPS data collection and biophysical data) and also manufacturing of the herbarium. Data analysis was analyzed by Quantum Gis Software Version 1.7.3. The results showed that durian lava grows in optimal conditions with neutral soil pH (7.8), dry soil moisture (3.2%), air temperature (26.5oC), and air humidity (80%). The durian Lahung has white outer bark with a brownish spot, a brick red center, and a yellowish-white inner part and an oblong leaf shape.Lahung (Durio dulcis Becc.) adalah jenis durian endemik di Kalimantan yang jarang ditemukan dan terancam punah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter habitat, distribusi, karakter, dan pengaruh faktor fisik dan kimia durian. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, pengambilan sampel dengan metode survei (eksplorasi) yang dilakukan dengan menggabungkan metode kualitatif (wawancara semi-terstruktur) dan metode kuantitatif (pengumpulan data GPS dan data biofisik) dan pembuatan herbarium. Analisis data dianalisis oleh Quantum Gis Software Versi 1.7.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lava durian tumbuh dalam kondisi optimal dengan pH tanah netral (7,8), kelembapan tanah kering (3,2%), suhu udara (26,5oC), dan kelembapan udara (80%). Durian lahung memiliki kulit luar putih dengan bintik kecoklatan, pusat merah bata, dan bagian dalam putih kekuningan dan bentuk daun lonjong.Kata kunci: Durio dulcis Becc., karakter habitat, persebaran
Uji Mortalitas Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Terhadap Ekstrak Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain) Gusthi Permatasari; Nova Hariani; Sus Trimurti
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 8, No 3 (2020): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The tongue-in-law plant (Sansevieria trifasciata Prain) contains saponins, flavonoids, steroids and triterpenoids which are natural metabolites that have the potential to control agricultural pests such as armyworms (Spodoptera sp.). Therefore, the aim of this study was to determine the mortality and LC50 value for 72 hours of giving in-law tongue plant extract to Spodoptera litura and the length of the life cycle of S. litura in the laboratory. The research method used a completely randomized design (CRD). The extract of the tongue-in-law plant is obtained from the maceration process of the tongue-in-law plant with ethanol and then concentrated using a rotary evaporator until the thick extract is obtained. The results of the research on the ethanol extract of the tongue-in-law plant on the mortality of S. litura, found that the highest mortality was 63.6% at a concentration of 800 ppm and the lowest mortality value was 36.4% at a concentration of 200 ppm for 72 hours.Tanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) mengandung saponin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid yang merupakan metabolit alami yang berpotensi untuk mengendalikan hama pertanian seperti ulat grayak (Spodoptera sp.). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mortalitas dan nilai LC50 selama 72 jam pemberian ekstrak tumbuhan lidah mertua terhadap Spodoptera litura dan lamanya siklus hidup S. litura di laboratorium. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ekstrak tumbuhan lidah mertua diperoleh dari proses maserasi tumbuhan lidah mertua dengan etanol kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Hasil penelitian ekstrak etanol tumbuhan lidah mertua terhadap mortalitas S. litura didapatkan mortalitas tertinggi sebesar 63,6% pada konsentrasi 800 ppm dan nilai mortalitas terendah pada konsentrasi 36,4%. 200 ppm selama 72 jam.Kata kunci: mortalitas, Sansevieria trifasciata, Spodoptera litura DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jbt.v8i3.21591 
Mortalitas Larva Aedes aegypti Terhadap Temephos dan Bacillus thuringiensis var. israelensis (Bti) Nurriska Dwi Artie; Nova Hariani; Sudiastuti Sudiastuti
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 7, No 6 (2019): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the Districts of Kutai Kartanegara which in the last 5 years (2013-2017) was reported to have dengue cases with a high number of sufferers. Therefore, research was needed to determine the mortality of Ae.aegypti mosquito larvae of the four methods used are Completely Randomized Design (RAL) or Completely Randomized Design. The results showed that the percentage of Ae mortality. aegypti for Temephos for 24 hours with a concentration recommended by the government, namely 1 ppm, from Mangkurawang village 90%, Loa Ipuh 75%, Teluk Dalam Village 77.5% and Timbau 87.5%. Percentage of mortality Ae. aegypti to Bti for 24 hours with a concentration recommended by the government that is 20 ppm in four villages obtained a percentage of mortality from the village of Mangkurawang 85%, Loa Ipuh 77.5%, Desa Teluk Dalam 60% and Timbau 80%. The use of Bti is still effective in controlling Ae mosquito populations. aegypti in Kutai Kartanegara Regency.Salah satu Kabupaten Kutai Kartanegara yang pada 5 tahun terakhir (tahun 2013-2017) dilaporkan memiliki kasus DBD dengan jumlah penderita/IR yang cukup tinggi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui mortalitas larva nyamuk Ae.aegypti dari empat Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Completely Randomized Design. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase mortalitas Ae. aegypti terhadap Temephos selama  24 jam dengan konsentrasi yang dianjurkan pemerintah yaitu 1 ppm, dari kelurahan Mangkurawang 90%, Loa Ipuh 75%, Desa Teluk Dalam 77,5% dan Timbau 87,5%. Persentase mortalitas Ae. aegypti terhadap Bti selama  24 jam dengan konsentrasi yang dianjurkan pemerintah yaitu 20 ppm pada empat kelurahan didapatkan persentase mortalitas dari kelurahan Mangkurawang 85%, Loa Ipuh 77,5%, Desa Teluk Dalam 60% dan Timbau 80%. Penggunaan Bti masih efektif untuk mengendalikan populasi nyamuk Ae. aegypti di Kabupaten Kutai Kartanegara.Kata kunci: Aedes aegypti, DBD, mortalitas, Kutai Kartanegara
Prevalensi Dan Intensitas Telur Cacing Parasit Gastrointestinal Pada Ternak Babi (Sus scrofa domesticus L.) Erna Pali; Nova Hariani
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 7, No 4 (2019): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Worm disease in livestock is a very important thing to observed, due to related to the amount and quality of the desired meat. This research method is descriptive and has done by observing worm eggs in pig faeces consisting of 24 samples of male pig faeces and 36 samples of female pig faeces on Marangkayu farm. The results has showed that there were 5 types of parasitic worm eggs in pig faeces from Marangkayu farm is namely Fasciolopsis buski, Echinococcus granulosus, Ascaris suum, Trichuris suis, Ancylostoma duodenale. The prevalence and intensity values were found from high to low is namely Ascaris suum prevalence 71.67% and intensity of 1.672 items/individual in Ancylostoma duodenale prevalence of 46.67% and intensity of 164 eggs/individual; on Fasciolopsis buski prevalence 35% and intensity 7 eggs/individual; in Trichuris suis there is a prevalence of 15% and an intensity of 100 eggs/individual.  Penyakit cacing pada ternak merupakan hal yang sangat penting untuk dicermati, karena terkait dengan jumlah dan kualitas daging yang diinginkan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dan telah dilakukan dengan mengamati telur cacing dalam kotoran babi yang terdiri dari 24 sampel kotoran babi jantan dan 36 sampel kotoran babi betina di peternakan Marangkayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis telur cacing parasit pada kotoran babi dari peternakan Marangkayu yaitu Fasciolopsis buski, Echinococcus granulosus, Ascaris suum, Trichuris suis, Ancylostoma duodenale. Nilai prevalensi dan intensitas yang ditemukan dari tinggi ke rendah yaitu prevalensi Ascaris suum 71,67% dan intensitas 1,672 item / individu pada prevalensi Ancylostoma duodenale 46,67% dan intensitas 164 telur / individu; pada prevalensi Fasciolopsis buski 35% dan intensitas 7 telur/individu; di Trichuris suis ada prevalensi 15% dan intensitas 100 telur / individu. Kata kunci: Prevalensi, Intensitas, Telur Parasit, Kutai Kartanegara
Co-Authors Aditya Setiawan Aditya, Zahwa Adela Ahmad Fudhail  Majid An Nissa falaq Qurrahmah Anggraeni, Dwi Ayu Annisa, Sajidah Salsabila Ardana Reswari Dianingrum Arum, Elis Seftia Aryani, Retno Aura Nur Kholifah Az, Syadza Zahratun Nufus B, Dian Aspiyani Berty Veibrita Sinaga Budima, Budima Budiman Budiman Budiman Budiman Dahelmi Dahelmi Dahlia Dahlia Daryadi A, Muhammad Desy Rara Bulaan Dharma, Bodhi Dijan Sunar Rukmi Dina Hayati Putri Dini, Putik Van Eka Kurnia Pratiwi Eka Wulandari Ekawati, Sri Nadyar Eko Kusumawati Erna Pali Fadhila, Fasya Fatmawati Patang Fatmawati Patang Febriana Nincy Lediana Gurning Febritasari, Tya Febry Rahmadhani Hasibuan Fudiantoro, Aldi Gusthi Permatasari Hazmi, Nubli Hetty Manurung Hidayatullah, Achmad Rivaldy Ilmi, Annisa Nurul Imam Rosadi Ingga Lies Dastin Intan Ahmad Intan Ahmad Jamun, Rosalia Jane, Erfanus Jumartang, Jumartang Jusmaldi Jusmaldi Karisma Dewi Kurniati, Reni Kustiati Kustiati Lariman Lariman Linda Oktavianingsih Lonita Lonita Magfirah, Andi Medi Hendra, Medi Meilinda, Fanellya Muhammad Basrowi Muhammad Fauzi Arif Muhammad Fauzi Arif Muhammad Gunawan Mukhlis Mukhlis Nasution, Annio Indah Lestari Nikmahtulhaniah Ayu Wulandari Nikmahtulhaniah Ayu Wulandari Norbeta Doq Nur Aini Nur Ulmi Nurmianti, Nurmianti Nurmianti, Nurmianti Nurriska Dwi Artie Nurul Wahidah Nurul Wahidah Olivia Yolanda Lawono Palupi, Elok Pamela Patang, Nurfadilah A. Pratama, Rynaldo Pratiwi, Anggita Endar Pujiyanti, Aloysia Sri Purwasih Purwasih Putranto, Aldo Ferio Ramadhanty, Mutiara Desma Auliya Ratna Kusuma, Ratna Ratnasari, Tiara Halidah Ratri Arbia Nisita Ratri Arbia Nisita Resti Rahayu Resti Rahayu Retno Aryani Retno Aryani Rina Lestari Risqa, Siti Rizka Shofiyya Ramadhani Rizky Rahman Rudianto Rudianto Rudy Agung Nugroho Samsurianto Samsurianto Sarah Sarah Setiawan, Aditya Silvi Susanti Simanjuntak, Imilia Sita Astari Siti Hadijah Siti Rahma Sri Yusmalinar Sudiastuti Sudiastuti Sudiastuti, Sudiastuti Sudiastuti2, Sudiastuti Sudrajat Sudrajat Suryani, A.Irma Sus Trimurti Sus Trimurti Sutra, Anang Syafrizal Fachmy Syafrizal Syafrizal Syafrizal Syafrizal Syaidah, Eka Rahmawati Trimurti, Sus Trimurti, Sus Wafif Azizah Weny Bestari Wesley, Sitohang Wulan Rahfi Madona Yuliana, Titin Yuliatin, Ervinda Yusmalinar, Sri Zulfitri, Apriwi