Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi perempuan dalam konteks kolonial menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) Sara Mills. Selama ini identitas perempuan terjebak dalam narasi patriarkal dan norma-norma gender yang mengekang. Fokus penelitian ini yaitu 1) mengkaji cara perempuan digambarkan, baik sebagai subjek dan objek penceritaan dalam teks. 2)mengkaji cara penceritaan penulis kepada pembaca yang mempengaruhi konstruksi identitas perempuan dalam teks. Data dan sumber data dalam penelitian ini berupa kosa kata, klausa atau kalimat, yang berkaitan dengan identitas perempuan, norma-norma gender, dan konteks sosial politik masa kolonial yang ada dalam cerpen Belenggu Emas karya Iksana Banu. Penelitian ini juga akan melibatkan kajian literatur untuk memahami konteks historis dan teori gender yang relevan untuk mendalami konsep gender dan wacana. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu, 1) kondensasi data, 2) penyajian data, 2) penarikan kesimpulan atau verifiaksi. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan digambarkan sebagai subjek sekaligus objek penceritaan. Dalam cerpen yang diteliti menunjukkan, 1) perempuan mengalami dualitas identitas mengakibatkan konflik internal dan ekternal sehingga perempuan sering terjebak dalam narasi patriarkal. 2) Adanya gerakan untuk menciptakan ruang bagi diri mereka sendiri dan kelompoknya dengan pendidikan dan keterampilan. 3) Adanya keberanian untuk menolak hierarki kekuasaan yang menciptakan ketidaksetaraan. Selain itu, dalam penelitian ini penulis juga berusaha untuk memberi kesadaran kepada pembaca mengenai tantangan-tangangan yang dihadapi perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan di masa kolonial dan saat ini. Dengan demikian melalui penelitian ini, masyarakat lebih peka terhadap isu gender serta dapat membuka ruang bagi kebijakan yang lebih sensitif gender