Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan proyek konstruksi yang dibiayai pemerintah, penelitian ini menyelidiki dampak penggunaan harga jual solar non-subsidi Pertamina dalam perhitungan eskalasi biaya pada proyek konstruksi multi-years. Dengan fokus pada dua proyek konstruksi besar di Provinsi Jawa Tengah, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis numerik untuk membandingkan efektivitas penggunaan harga jual Pertamina dibandingkan dengan indeks Badan Pusat Statistik (BPS) dalam perhitungan eskalasi biaya. Metode penelitian menggabungkan analisis data primer yang dikumpulkan melalui survei, wawancara dengan kontraktor dan penggunaan model eskalasi biaya berbasis indeks harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan harga jual Pertamina menghasilkan estimasi biaya yang lebih tinggi, namun lebih akurat dan mendekati kondisi pasar aktual, yang berpotensi mengurangi risiko keuangan proyek. Penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang pengelolaan biaya proyek dan mendukung kebutuhan akan pendekatan yang lebih dinamis dan responsif dalam pengelolaan risiko eskalasi biaya, yang relevan bagi kontraktor dan pemangku kepentingan dalam proyek konstruksi pemerintah. Implikasinya menunjukkan pentingnya penyesuaian kebijakan dan praktik perhitungan biaya untuk mengakomodasi fluktuasi harga pasar, sehingga memastikan keberlanjutan finansial dan keberhasilan proyek konstruksi.