Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Nadwa : Jurnal Pendidikan Islam

Antisipasi Degradasi Moral di Era Global Muthohar, Sofa
Nadwa Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Nadwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the globalization era, environment has a broad definition. Someone could very easily find an atmosphere that he likes. It brings to positive or negative effects. Teenagers (aged 12-22 years) are the generation most vulnerable to the negative influences that lead to moral decadence. This problem is very difficult to overcome if it just rely on the secular West psychological the-ories. Islamic education is expected to provide a solution to these problems through functional strategy, integral and progressive. Religious teachings not only memorized but should also be presented in the spirit to assist young people in solving the problem. This strategy could be: guiding problem solv-ing in dealing with problems themselves and society as well as the formation of an integral understanding of his relationship with God. Teens should have spirit that can transform itself into a superior person.
Antisipasi Degradasi Moral di Era Global Muthohar, Sofa
Nadwa Vol 7, No 2 (2013): Inovasi Pendidikan
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2013.7.2.565

Abstract

In the globalization era, environment has a broad definition. Someone could very easily find an atmosphere that he likes. It brings to positive or negative effects. Teenagers (aged 12-22 years) are the generation most vulnerable to the negative influences that lead to moral decadence. This problem is verydifficult to overcome if it just rely on the secular West psychological theories. Islamic education is expected to provide a solution to these problems through functional strategy, integral and progressive. Religious teachings not only memorized but should also be presented in the spirit to assist youngpeople in solving the problem. This strategy could be: guiding problem solving in dealing with problems themselves and society as well as the formation of an integral understanding of his relationship with God. Teens should have spirit that can transform itself into a superior person. AbstrakDalam era globalisasi, lingkungan memiliki definisi yang luas. Seseorang bisa sangat mudah menemukan suasana yang dia suka sehingga memunculkan efek positif atau negatif. Remaja merupakan generasi yang paling rentan terhadap pengaruh negatif yang menyebabkan dekadensi moral. Masalah ini sangat sulit diatasi jika hanya mengandalkan teori-teori psikologi Barat yang sekuler. Pendidikan Islam diharapkan mampu memberikan solusi masalah ini melalui strategi yang fungsional, integral dan progresif. Ajaran agama tidak hanya dihafal tetapi juga harus dihadirkan dalam jiwa untuk mendampingi kaum muda dalam menyelesaikan masalahnya. Strategi ini bisa berupa: pembimbingan problem solving dalam menghadapi persoalan diri dan masyarakatnya serta pembentukan pemahaman secara integral tentang hubungannya dengan Allah. Remaja harus memiliki mental yang dapat merubah dirinya menjadi pribadi yang unggul.
Maximizing Religious Capital: Building English Villages Based on Islamic Education around the Campus Saifullah, Muhammad; Muthohar, Sofa; Fadlilah, Sayyidatul
Nadwa Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.5870

Abstract

Some Islamic groups, especially the traditional Indonesian circles, have a negative view of English. English is considered the language of infidel invaders and the language of hell. This paper aims to describe the development of society in implementing Islamic religious education while eliminating the negative impression of the use of English in Islamic societies to be an important language to be learned as a language of global communication. The research method uses the sociological phenomenological method. The results showed that the Amanah village had six social capital namely human capital, social capital, natural capital, physical capital, and financial capital and religious capital. The development strategy undertaken is to maximize religious capital by establishing religious institutions and carrying out religious activities by being given English language lessons. There are two centers of activity, namely the Baitussalam mosque and the AleC (Amanah Learning Center). Other capital that plays a significant role is social capital that is inclusive and accommodating towards migrants.AbstrakSebagian masyarat Islam terutama kalangan tradisional Indonesia berpandangan negative terhadap bahasa Inggris. Bahsa inggris dianggap sebagai bahasa para penjajah yang kafir dan bahasa neraka. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan pembangunan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan Agama Islam sekaligus menghilangkan kesan negative penggunaan bahasa Inggris di masyarakat Islam menjadi bahasa penting untuk dipelajari sebagai bahasa komunikasi global. Metode penelitian menggunakan metode fenomenologis sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampung Amanah memiliki enam modal sosial yaitu human capital, social capital, natural capital, physical capital dan financial capital serta religious capital. Strategi pembangunan yang dilakukan yaitu dengan memaksimalkan modal relgius dengan mendirikan institusi agama dan menjalankan kegiatan-kegiatan agama dengan diberi sisipan pelajaran bahasa Inggris. Pusat kegiatan ada dua yaitu masjid baitussalam dan AleC (Amanah Learning Center). Modal lain yang sangat berperan adalah modal sosial masyarakat yang bersikap inklusif dan akomodatif terhadap para pendatang.  
Antisipasi Degradasi Moral di Era Global Muthohar, Sofa
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 2 (2013): Inovasi Pendidikan
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2013.7.2.565

Abstract

In the globalization era, environment has a broad definition. Someone could very easily find an atmosphere that he likes. It brings to positive or negative effects. Teenagers (aged 12-22 years) are the generation most vulnerable to the negative influences that lead to moral decadence. This problem is verydifficult to overcome if it just rely on the secular West psychological theories. Islamic education is expected to provide a solution to these problems through functional strategy, integral and progressive. Religious teachings not only memorized but should also be presented in the spirit to assist youngpeople in solving the problem. This strategy could be: guiding problem solving in dealing with problems themselves and society as well as the formation of an integral understanding of his relationship with God. Teens should have spirit that can transform itself into a superior person. AbstrakDalam era globalisasi, lingkungan memiliki definisi yang luas. Seseorang bisa sangat mudah menemukan suasana yang dia suka sehingga memunculkan efek positif atau negatif. Remaja merupakan generasi yang paling rentan terhadap pengaruh negatif yang menyebabkan dekadensi moral. Masalah ini sangat sulit diatasi jika hanya mengandalkan teori-teori psikologi Barat yang sekuler. Pendidikan Islam diharapkan mampu memberikan solusi masalah ini melalui strategi yang fungsional, integral dan progresif. Ajaran agama tidak hanya dihafal tetapi juga harus dihadirkan dalam jiwa untuk mendampingi kaum muda dalam menyelesaikan masalahnya. Strategi ini bisa berupa: pembimbingan problem solving dalam menghadapi persoalan diri dan masyarakatnya serta pembentukan pemahaman secara integral tentang hubungannya dengan Allah. Remaja harus memiliki mental yang dapat merubah dirinya menjadi pribadi yang unggul.
Maximizing Religious Capital: Building English Villages Based on Islamic Education around the Campus Saifullah, Muhammad; Muthohar, Sofa; Fadlilah, Sayyidatul
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.5870

Abstract

Some Islamic groups, especially the traditional Indonesian circles, have a negative view of English. English is considered the language of infidel invaders and the language of hell. This paper aims to describe the development of society in implementing Islamic religious education while eliminating the negative impression of the use of English in Islamic societies to be an important language to be learned as a language of global communication. The research method uses the sociological phenomenological method. The results showed that the Amanah village had six social capital namely human capital, social capital, natural capital, physical capital, and financial capital and religious capital. The development strategy undertaken is to maximize religious capital by establishing religious institutions and carrying out religious activities by being given English language lessons. There are two centers of activity, namely the Baitussalam mosque and the AleC (Amanah Learning Center). Other capital that plays a significant role is social capital that is inclusive and accommodating towards migrants.AbstrakSebagian masyarat Islam terutama kalangan tradisional Indonesia berpandangan negative terhadap bahasa Inggris. Bahsa inggris dianggap sebagai bahasa para penjajah yang kafir dan bahasa neraka. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan pembangunan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan Agama Islam sekaligus menghilangkan kesan negative penggunaan bahasa Inggris di masyarakat Islam menjadi bahasa penting untuk dipelajari sebagai bahasa komunikasi global. Metode penelitian menggunakan metode fenomenologis sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampung Amanah memiliki enam modal sosial yaitu human capital, social capital, natural capital, physical capital dan financial capital serta religious capital. Strategi pembangunan yang dilakukan yaitu dengan memaksimalkan modal relgius dengan mendirikan institusi agama dan menjalankan kegiatan-kegiatan agama dengan diberi sisipan pelajaran bahasa Inggris. Pusat kegiatan ada dua yaitu masjid baitussalam dan AleC (Amanah Learning Center). Modal lain yang sangat berperan adalah modal sosial masyarakat yang bersikap inklusif dan akomodatif terhadap para pendatang.  
Antisipasi Degradasi Moral di Era Global Sofa Muthohar
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7, No 2 (2013): Inovasi Pendidikan
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2013.7.2.565

Abstract

In the globalization era, environment has a broad definition. Someone could very easily find an atmosphere that he likes. It brings to positive or negative effects. Teenagers (aged 12-22 years) are the generation most vulnerable to the negative influences that lead to moral decadence. This problem is verydifficult to overcome if it just rely on the secular West psychological theories. Islamic education is expected to provide a solution to these problems through functional strategy, integral and progressive. Religious teachings not only memorized but should also be presented in the spirit to assist youngpeople in solving the problem. This strategy could be: guiding problem solving in dealing with problems themselves and society as well as the formation of an integral understanding of his relationship with God. Teens should have spirit that can transform itself into a superior person. AbstrakDalam era globalisasi, lingkungan memiliki definisi yang luas. Seseorang bisa sangat mudah menemukan suasana yang dia suka sehingga memunculkan efek positif atau negatif. Remaja merupakan generasi yang paling rentan terhadap pengaruh negatif yang menyebabkan dekadensi moral. Masalah ini sangat sulit diatasi jika hanya mengandalkan teori-teori psikologi Barat yang sekuler. Pendidikan Islam diharapkan mampu memberikan solusi masalah ini melalui strategi yang fungsional, integral dan progresif. Ajaran agama tidak hanya dihafal tetapi juga harus dihadirkan dalam jiwa untuk mendampingi kaum muda dalam menyelesaikan masalahnya. Strategi ini bisa berupa: pembimbingan problem solving dalam menghadapi persoalan diri dan masyarakatnya serta pembentukan pemahaman secara integral tentang hubungannya dengan Allah. Remaja harus memiliki mental yang dapat merubah dirinya menjadi pribadi yang unggul.
Maximizing Religious Capital: Building English Villages Based on Islamic Education around the Campus Muhammad Saifullah; Sofa Muthohar; Sayyidatul Fadlilah
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13, No 2 (2019): Islamic Education and Trancendence
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2019.13.2.5870

Abstract

Some Islamic groups, especially the traditional Indonesian circles, have a negative view of English. English is considered the language of infidel invaders and the language of hell. This paper aims to describe the development of society in implementing Islamic religious education while eliminating the negative impression of the use of English in Islamic societies to be an important language to be learned as a language of global communication. The research method uses the sociological phenomenological method. The results showed that the Amanah village had six social capital namely human capital, social capital, natural capital, physical capital, and financial capital and religious capital. The development strategy undertaken is to maximize religious capital by establishing religious institutions and carrying out religious activities by being given English language lessons. There are two centers of activity, namely the Baitussalam mosque and the AleC (Amanah Learning Center). Other capital that plays a significant role is social capital that is inclusive and accommodating towards migrants.AbstrakSebagian masyarat Islam terutama kalangan tradisional Indonesia berpandangan negative terhadap bahasa Inggris. Bahsa inggris dianggap sebagai bahasa para penjajah yang kafir dan bahasa neraka. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan pembangunan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan Agama Islam sekaligus menghilangkan kesan negative penggunaan bahasa Inggris di masyarakat Islam menjadi bahasa penting untuk dipelajari sebagai bahasa komunikasi global. Metode penelitian menggunakan metode fenomenologis sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampung Amanah memiliki enam modal sosial yaitu human capital, social capital, natural capital, physical capital dan financial capital serta religious capital. Strategi pembangunan yang dilakukan yaitu dengan memaksimalkan modal relgius dengan mendirikan institusi agama dan menjalankan kegiatan-kegiatan agama dengan diberi sisipan pelajaran bahasa Inggris. Pusat kegiatan ada dua yaitu masjid baitussalam dan AleC (Amanah Learning Center). Modal lain yang sangat berperan adalah modal sosial masyarakat yang bersikap inklusif dan akomodatif terhadap para pendatang.