Upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang berhasil. Hal ini disebabkan strategi pembangunan pendidikan selama ini bersifat input oriented yang lebih berdasar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi seperti penyediaan berbagai buku, media pembelajaran, sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan akan dapat menghasilkan keluaran yang bermutu. Demikian pula, pengelolaan pendidikan lebih bersifat macro oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat, sedangkan ditingkat daerah belum begitu berperan. Anak dalam mengikuti pendidikan di sekolah terlalu banyak dijejali dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal, pendidikan tidak mengarah pada upaya mengembangkan karakter dan potensi yang dimiliki, tidak mengajarkan kemampuan memecahkan masalah hidup, tidak diarahkan untuk membentuk manusia kreatif dan inovatif. Karena itu, diperlukan pemikiran pengelolaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang berorientasi pada peserta didik.