Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo

Pengaruh Kelengkapan Administrasi Resep Terhadap Efektivitas Pelayanan Resep Rawat Inap Di Instalasi Farmasi RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan Junus, Darmawati; Samad, Mohammad Ardani; Pawellangi, Andi Baso Walinga
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 6, No 2 (2020): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2020
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.974 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v6i2.308

Abstract

Aspek admnistratif resep merupakan skrining awal pada saat resep dilayani di apotek, skrining admnistratif perlu dilakukan karena mencakup seluruh informasi di dalam resep yang berkaitan dengan keabsahan resep, dan kelengkapan informasi di dalam resep. Tujuan dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh kelengkapan administrasi resep terhadap efektivitas pelayanan resep rawat inap di RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantiatif dengan metode pendekatan cross-sectional study. Teknik pengambilan sampel adalah Simple Random sampling. Jumlah sampel sebanyak 392 resep dan 13 responden. Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa variabel kelengkapan administrasi resep (X) berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan resep (Y) (Sig.= 0,046), dengan pengaruh sebesar 31,4%. hal ini berarti pengaruhnya lemah karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain yaitu sebesar 68,6%. Sedangkan koefisien regresi X sebesar 0,810 artinya bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan arah pengaruh adalah positif. Status kelengkapan administrasi resep berdasarkan hasil uji Cheklist menunjukkan bahwa dari 392 resep diteliti maka yang terbanyak adalah pada resep yang tidak lengkap yaitu sebanyak 352 resep (89,8%), sedangkan resep yang lengkap hanya 40 resep (10,2%), indikator yang memenuhi kelengkapan administrasi resep yaitu nama pasien sebanyak 392 resep (100%), sedangkan berat badan dan tinggi badan pasien hanya memenuhi sebanyak 85 resep (21,7%). Diharapkan pihak RSUD Haji berupaya dalam memberikan solusi akan masalah kelengkapan administrasi resep yaitu dengan membuat suatu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dalam hal ini sistem peresepan secara elektronik atau e-prescribing sehingga pelayanan resep lebih efektif dan efisien. Kata kunci : Kelengkapan administrasi resep, efektivitas pelayanan
Gambaran Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Mangindara, Mangindara; Samad, Mohammad Ardani; Insani, Yunitia; Uta, Roberto Mario
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 6, No 2 (2020): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2020
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.729 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v6i2.335

Abstract

Keselamatan pasien merupakan dimensi yang menjadi perhatian dalam skala nasional dan internasional. Standar Menkes RI Nomor 129 Tahun 2008 adalah ≤1,5% untuk infeksi nosokomial. Berdasarkan pengambilan data di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, infeksi phlebitis mencapai angka 5,3% sehingga telah melewati standar yang telah ditetapkan oleh Menkes RI. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 148 responden, dengan teknik accidental sampling dan data penelitian diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS 23, hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Gambaran Budaya Keselamatan Pasien oleh Petugas di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama tim dalam unit, kerjasama tim antar unit, umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan, pembelajaran organisasi – peningkatan berkelanjutan, dukungan manajemen rumah sakit untuk keselamatan pasien, keterbukaan komunikasi serta penyerahan dan pemindahan pasien berada dalam kategori baik, sedangkan frekuensi pelaporan kejadian, persepsi keselamatan pasien, harapan dan tindakan pengawas/ manajer dalam mempromosikan keselamatan pasien, respon  terhadap kesalahan dan petugas yang memadai berada dalam kategori kurang. Peneliti menyarankan penambahan petugas di instalasi rawat inap sehingga proses pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih efektif lagi.Kata kunci : Budaya, Keselamatan pasien, Instalasi rawat inap