Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Majalah Kulit, Karet, dan Plastik

Penelitian pembuatan motif “batik remukan” pada kulit kras samak krom Meiyanti Meiyanti; Widari Widari; Titik Purwati Widowati; Hasan Basalamah
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.419 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v7i12-13.471

Abstract

Motif “Batik Remukan” on the leather shows the attarctive performance; since it has produced many diversifikasi of pattern on the leathergoods. The result of this experimental is to reach the attractive motif of “ Batik Remukan” used the composition of batik wax which its consist of kote ; paraffin = 1:5. INTISARI Motif batik remukan pada kulit dapat memberikan  penampilan yang menarik, sehingga dapat menghasilkan diversifikasi corak pada barang-barang kulit yang diproduksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan motif batik remukan yang cukup menarik dipakai komposisi lilin batik yang terdiri dari kote : parafin = 1: 5. 
Perbedaan jenis bahan penyamak terhadap sifat fisik kulit katak bull frog Mochtar Lutfie; Meiyanti Meiyanti; Esti Rahayu; Nur Endah
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 23 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.997 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v12i23.352

Abstract

The Obyective of this research is to study the effects of various tanning agents on the qualities of leather made from Bull Frog skin. Fifteen pieces of wet salted Bull Frog from Malang were tanned with several tanning agents, wich are mineral (10% Chromosal B), vegetable (10% Mimosa extract) and synthetic tensile strengths and elongations. Its turned out that vegetable tanning agent gave the higest tensile strength (279,62 kg/cm2), while mineral tanning agent gave the lowest one (183.04 kg/cm2). It showed that the type of tanning agent used significantly effects the tensile strength of the leather produced (p ≤ 0.005). On the other hand, mineral tanning agent gave the higest elongation (105.20%). While vegetable tanning agent gave the lowest one (91.20%). This result implied that the type of tanning agent used has a significant effect on the elongation                (p ≤ 0.01).  INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kulit jadi dari kulit katak Bull Frog yang disamak dengan berbagai jenis bahan penyamak. Dengan menggunakan 15 lembar kulit kata Bull Frog awet garam basah yang berasal dari daerah Malang, disamak hingga kulit jadi dengan menggunakan bahan penyamak mineral (10% Chromosal B), nabati (20% minosa ekstrak) dan sintetis (20% Irgatan LV). Kulit jadinya diuji secara fisis tentang kekuatan tarik dan kemuluran. Didapatkan hasil kekuatan tarik yang tertinggi adalah yang menggunakan bahan penyamak nabati (279,62 kg/cm2), yang terendah bahan penyamak mineral (183,04 kg/cm2), yang berarti penggunaan bahan penyamak yang berbeda berpengaruh nyata (p ≤ 0,05) terhadap kekuatan tarik. Hasil uji kemuluran nilai tertinggi didapatkan pada penyamakan yang menggunakan bahan penyamak mineral (105,20 %) dan terendah oleh bahan penyamak nabati (91,20%). Perbedaan bahan penyamak berpengaruh sangat nyata (p ≤ 0,01) terhadap kemuluran.
Pemanfaatan kulit kodok (bull frog) Muchtar Lutfie; Meiyanti Meiyanti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 10, No 20 (1995): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1045.027 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v10i20.441

Abstract

The objective of this study was to measure the tensile  strength and the elongation of finished leather made from Bull Frog skin, so that the utilization of that leather can be specified. The samples used were twenty pieces of wet salted Bull Frog skin from East Java which have been processed to finished leather using chromosal B. and Irgatan LV as the tanning agents. Laboratory tests shawed that the average tensile strength was 177,675 Kg/Cm2 and the average elongation was 89,9%. Based on those results, it can be concluded that Bull Frog leather was suitable for leather goods such as bag, wallet, etc. so it can be used as substitute for Glace leather.    INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan kemuluran kulit jadi dari kulit kodok jenis Bull Frog agar dapat ditentukan pemanfaatan kulit jadinya. Bahan yang digunakan berupa 20 lembar kulit kodok jenis Bull Frog awet garam basah berasal dari daerah Jawa Timur yang diproses menjadi kulit jadi dengan menggunakan Chromosal B dan Irgatan LV. Sebagai bahan penyamaknya. Dari uji laboratorium diperoleh hasil uji kekuatan tarik rata-rata sebesar 177,675 Kg/Cm2 dan kemuluran rata-rata sebesar 89,9%. Dilihat dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa kodok jenis Bull Frog bisa digunakan sebagai bahan baku untuk industri barang kulit seperti tas, dompet dan lain-lain yaitu dapat dipakai sebagai pengganti kulit Glace.  
Pengaruh kecepatan drum proses terhadap sifat fisik kulit kambing untuk sarung tangan golf Sugeng Supriadi; Eddy Purnomo; Meiyanti Meiyanti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 25 (1998): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.92 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v12i25.357

Abstract

Fifteen pieces of wet blue were devided into three groups of equal number of pieces. All of the group were processed into glove leather with drum rotational speed of 15 RPM and 25 RPM resfectively. Analysis of varians showed that the speed effected the tensile strength, tensile stretch, elongation, and tear strength of the leather obtained. The leather processed at 25 RPM gave the highest tensile strength (138,56 kg/cm2) tensile stretch (29,30 mm), elongation (58,60%), and tear strength (30,53 kh/cm).   INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan drum terhadap sifat fisik kulit sarung tangan. Lima belas lembar kulit wet blue dibagi menjadi tiga kelompok yang sama jumlahnya. Masing-masing kelompok diproses menjadi kulit sarung tangan dengan variasi kecepatan drum 15 RPM, 20 RPM, dan 25 RPM. Analisa variansi menunjukkan terdapat perbedaan nyata diantara perlakuan terhadap kekuatan tarik, pertambahan mulur, persen pertambahan mulur dan ketahanan sobek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit yangdiputar dengan kecepatan 25 RPM memberikan nilai rata-rata tertinggi pada kekuatan tarik, pertambahan mulur, persen pertambahan mulur, dan ketahanan sobek masing-masing sebesar 138,56 kg/cm2, 29,30 mm, 58,60 % dan 30,53 kg/cm
Pemanfaatan kulit belahan untuk leather goods dengan tipe finis “ fancy good” Widari Widari; Meiyanti Meiyanti; Titik Purwati widowati; Hasan Basalamah
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.925 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v7i12-13.470

Abstract

The material used  in this  experimental was the cow hide splite, processed for leather goods. As a leather goods, the split must be have the certain requirements e.g. a good rubfastness and flexing. To reach this condition, one of the most important factors is good finishing application. To gain the leather goods from split with  better in their performance and quality used “ Fancy Good” type finish. The testing result (organoleptic, physic and chemical) fulfill the IIS 0018-79: The Quality and Testing of Box Leather. INTISARI Pada penelitian pemanfaatan kulit belahan menjadi kulit leather goods, bahan dasar yang digunakan adalah kulit belahan sapi. Sebagai bahan untuk pembuatan barang-barang kulit, kulit belahan tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain: tidak luntur dan tidak retak cat tutupnya. Guna memenuhi persyaratan tersebut, salah satu faktor penentu adalah faktor finishing atau proses pengecatan tutup. Untuk memperoleh kulit yang lebih baik kualitasnya dan penampilannya, maka tipe finis yang digunakan adalah “Fancy Good”. Dari hasil uji organoleptis, fisik dan kimiawi, produk ini memenuhi persyaratan SII 0018-79 : Mutu dan Cara Uji Kulit Boks.