Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Majalah Farmaseutik

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI NANOPARTIKEL SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN OBAT Ronny Martien; Adhyatmika Adhyatmika; Iramie D. K. Irianto; Verda Farida; Dian Purwita Sari
Majalah Farmaseutik Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.189 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v8i1.24067

Abstract

Teknologi nanopartikel saat ini telah menjadi tren baru dalam pengembangan sistem penghantaran obat. Partikel atau globul pada skala nanometer memiliki sifat fisik yang khas dibandingkan dengan partikel pada ukuran yang lebih besar terutama dalam meningkatkan kualitas penghantaran senyawa obat. Kelebihan lain dari teknologi nanopartikel adalah keterbukaannya untuk dikombinasikan dengan teknologi lain, sehingga membuka peluang untuk dihasilkan sistem penghantaran yang lebih sempurna. Keterbukaan lain dari teknologi nanopartikel adalah kemampuannya untuk dikonjugasikan dengan berbagai molekul pendukung tambahan, sehingga menghasilkan sebuah sistem baru dengan spesifikasi yang lebih lengkap. Namun, sifat umum nanopartikel yang berlaku pada berbagai jaringan maupun organ di dalam tubuh adalah sifat fisik nanopartikel yang relatif lebih mudah menembus berbagai pembatas biologis, sehingga menjadi kurang spesifik jika digunakan dengan tujuan aplikasi khusus. Oleh karena itu, molekul yang dikonjugasikan pada nanopartikel secara umum dimanfaatkan sebagai molekul pentarget untuk meningkatkan selektivitas dari sistem nanopartikel secara keseluruhan. Review ini membahas perkembangan beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan selama kurun waktu beberapa tahun terakhir dalam usaha pengembangan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat. Beberapa topik khusus akan dipaparkan dalam review ini yaitu penggunaan biopolimer dalam sistem nanopartikel, modifikasi sistem nanopartikel pada penerapan penghantaran obat tertarget, serta nanoliposom dan nanoemulsi.
Aktivitas Antibakteri dan Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Dekokta Sirih Hijau (Piper betle L.) Sebagai Alternatif Pengobatan Mastitis Sapi Iramie Duma Kencana Irianto; Purwanto Purwanto; Marwan Triafrian Mardan
Majalah Farmaseutik Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.094 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v16i2.53793

Abstract

Mastitis adalah radang yang terjadi pada ambing susu sapi dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas sapi perah secara drastis. Senyawa fenolik alam seperti flavonoid dan tanin diketahui dapat membunuh bakteri S. aureus dan E. coli. Dekokta daun sirih hijau (DDSH) yang mengandung senyawa fenolik pada konsentrasi 20% diketahui mampu membunuh bakteri S.aureus dan E.coli. Sediaan gel adalah sediaan yang bersifat menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari formula terbaik dengan memperhatikan daya antibakteri dan sifat fisik gel dalam setiap formula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi DDSH menghasilkan gel dengan pH dan viskositas yang semakin rendah, namun daya antibakteri yang semakin besar, sedangkan peningkatan konsentrasi karbopol menyebabkan peningkatan viskositas gel. Berdasarkan daya antibakteri dan sifat fisik gel dalam setiap formula, maka formula 4 (terdiri dari 62,5% DDSH dan 0,875% karbopol) merupakan formula yang optimal dalam penelitian ini.
Aktivitas antibakteri eco-enzyme limbah Citrus sinensis, Musa paradisiaca L. var bluggoe, dan kombinasinya terhadap Staphylococcus aureus Irianto, Iramie Duma Kencana; Purnomo, Krestanto; Amanati, Arfiana; Savila, Dhea; Mardiyaningsih, Ana
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i4.79019

Abstract

Pengendalian penularan COVID-19 pada fase transmisi lokal dapat dilakukan dengan penyemprotan cairan disinfektan. Eco-enzyme memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai disinfektan sehingga dapat menangani masalah pengolahan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari eco-enzyme limbah Citrus sinensis, Musa paradisiaca L. var bluggoe, dan kombinasinya terhadap Staphylococcus aureus. Preparasi eco-enzyme dilakukan dengan mencampur limbah, molase dan air pada perbandingan 3:1:10. Fermentasi dilakukan selama 90 hari. Evaluasi berupa organoleptik, nilai pH, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antibakteri. Eco-enzyme yang dihasilkan berwarna coklat tua beraroma khas menyengat dan lebih asam dibanding bahan segarnya. Eco-enzyme C.sinensis mengandung alkaloid, polifenol, flavonoid dan saponin. Eco-enzyme M.paradisiaca var. bluggoe mengandung tanin, polifenol, flavonoid dan saponin. Ketiga eco-enzyme yang dihasilkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus. Urutan aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dari yang lebih kuat adalah (1) eco-enzyme M.paradisiaca; (2) eco-enzyme C.sinensis; (3) eco-enzyme kombinasi C.sinensis dan M.paradisiaca var. bluggoe.
Aktivitas Antibakteri Daun Polyscias scutellaria, Carica papaya, dan Kombinasinya terhadap Propionibacterium acnes Mardiyaningsih, Ana; Ismiyati, Nur; Hariyanti, Laras; Irianto, Iramie Duma Kencana; Zaenirohmah, Rizqi Rochim
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i1.79184

Abstract

Propionibacterium acnes merupakan salah satu jenis bakteri penyebab jerawat. Bakteri initumbuh pada kondisi anaerob dan lipofilik di daerah pori-pori kulit yang tertutup oleh sel kulit mati dan asam lemak. Kondisi tersebut dipicu oleh ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan peningkatan produksi sebum yang disertai hiperkeratinisasi. Klindamisin merupakan antibiotik yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri P.acnes, namun penggunaannya dalam jangka waktu lama dapat memicu resistensi dan membunuh mikroba baik pada kulit. Alternatif pengobatan jerawat yang aman dan efektif dapat dilakukan melalui pengembangan ekstrak dari P. scutellaria maupun C.papaya, yang berdasar penelitian sebelumnya menunjukkan potensi antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak heksan daun P.scutellaria, C.papaya serta kombinasinya terhadap P.acnes. Bahan yang diteliti adalah daun P.scutellaria dan C.papaya. Preparasi ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut heksan. Evaluasi ekstrak meliputi organoleptik, rendemen, susut pengeringan dan analisis kualitatif dengan KLT. Uji aktivitas antibakteri terhadap P.acnes ATCC6919 menggunakan metode difusi cakram dengan kontrol negatif DMSO, dan kontrol positif klindamisin. Ekstrak yang diperoleh memiliki karakteristik spesifik sesuai dengan bahan baku. Rendemen kedua ekstrak yang diperoleh ¼ dari bobot serbuk awal. Susut pengeringan kedua ekstrak sangat kecil (<1%). Baik P.scutellaria maupun C.papaya mengandung banyak senyawa golongan terpenoid. Aktivitas antibakteri ekstrak heksan daun C.papaya lebih kuat dibandingkan P.scutellaria. Kombinasi kedua ekstrak dengan perbandingan 1:1 menunjukkan aktivitas antibakteri yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Kombinasi kedua ekstrak tergolong dalam antibakteri kuat
Analisis Penangkapan Radikal Bebas Jamu Rosella dan Fenolik Totalnya Nurhaeni, Farisya; Purwanto, Purwanto; Irianto, Iramie Duma Kencana; Fiqoh, Latifah Nisa; Ardiyanti, Febriana
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i2.92578

Abstract

Dengan semakin berkembangnya tingkat aktivitas manusia, semakin tinggi pula prevalensi penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh radikal bebas, yang salah satunya disebabkan oleh pola hidup dan polusi yang ada. Untuk menanggulangi radikal bebas tersebut diperlukan antioksidan, yang mana salah satu sumber utamanya adalah dari tanaman herbal. Guna meningkatkan pemanfaatan herbal tersebut, pembuatan sediaan seperti jamu adalah diperlukan karena sediaan ini yang banyak diminati masyarakat. Dalam penelitian ini, herbal seperti bunga rosella, rimpang kunyit, rimpang jahe, sereh, dan jeruk nipis dipilih sebagai bahan jamu godhog yang kaya akan antioksidan. Dalam hal sebagai sediaan jamu, produk ini terbukti cukup aktif dapat menangkap radikal bebas dengan reagen DPPH. Kandungan fenolik dan flavonoid dalam sediaan jamu tersebut adalah komponen utama yang bertanggung jawab terhadap aktivitas penangkapan radikal bebasnya.