Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Sain Peternakan Indonesia

Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan dan Periode Pemberian Pakan Terhadap Hematologis Ayam Buras Super Umur 3 – 12 Minggu G. D. Abdullah; E. Suprijatna; Isroli Isroli
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.13.2.140-150

Abstract

Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui hematologipada ayam buras super yang diberi perlakuan frekuensi pemberian pakan dan periode pemberian pakan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu252 ekor anak ayam buras super unsex dengan rata – rata bobot badan 37,88  1,98 g (CV : 5,02%). Penelitian menggunakan pakan komersial dari PT Charoen Pokphand, periode starter B11S dan periode finisher B12S. Penelitian ini menggunakan rancangan split plot dengan main plot 3 frekuensi pemberian pakan dan sub plot 3 taraf periode pemberian pakan dengan 4 ulangan sehingga menggunakan 36 unit percobaan, masing-masing unit percobaan berisi 7 ekor. Perlakuan yang dilakukan adalah : faktor F frekuensi pemberian pakan (1x/hari, 2x/hari, 3x/hari) dan faktor Pperiode pemberian pakan (14 jam, 16 jam, dan 18 jam). Data penelitian yang diperoleh kemudian di analisis ragam menggunakan uji F dengan taraf 5% dan dilanjutkan uji Duncan untuk data yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan periode berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar glukosa darah, terdapat pengaruhinteraksi  antarafrekuensi pemberian pakan dengan periode pemberian pakan (p<0,05) terhadap rasio H/L, tidak ada pengaruh interaksi (p<0,05) frekuensi dan periode pemberian pakan serta masing masing faktor tidak berpengaruh terhadap hemoglobin, eritrosit dan leukosit.Kata Kunci : Frekuensi, Periode, Hematologi, Ayam Buras Super
Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan terhadap Bobot Relatif Organ Limfoid Ayam Buras Super Ahmat Ikhsan Arfanda; Edjeng Suprijatna; Isroli Isroli
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 14, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.967 KB) | DOI: 10.31186/jspi.id.14.3.306-311

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu-waktu dimana ayam membutuhkan pakan melalui perbaikan manajemen pakan dengan frekuensi (F) dan periode (P) pemberian pakan. Penelitian ini menggunakan 252 ekor ayam buras super umur 1 hari dengan bobot awal rata – rata 37,88 ± 1,89 gram. Pakan yang digunakan adalah pakan komersil. Penelitian menggunakan rancangan split plot, dimana main plot berupa frekunsi pemberian pakan (1 kali/hari, 2 kali/hari dan 3 kali/hari) dan sub plot berupa periode pemberian pakan (14jam, 16jam dan 18jam) sehingga seluruhnya terdapat 36 kombinasi perlakuan. Parameter yang diukur meliputi bobot relatif organ limfoid (timus, limpa, bursa fabricius dan hati). Data yang diperoleh diamati keragamannya pada taraf 5%.Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap bobot relatif limpa, timus dan bursa fabrisius. Kesimpulan penelitian ini bahwa frekuensi dan periode pemberian pakan tidak meningkatkan bobot relatif organ limfoid.
Influence Using Turmeric Additive To Relative Weight Of Chicken Digestive Organs A. Badrussalam; Isroli Isroli; T. Yudiarti
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 15, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.15.3.273-279

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan aditif kunyit terhadap bobot relatif organ pencernaan ayam kampung super.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 September 2017 sampai 10 November 2017 di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Ayam kampung super yang digunakan dalam penelitian yaitu Day Old Chick (DOC) yang diproduksi oleh PT. Tirto Hartono, Sleman, Yogyakarta sebanyak 200 ekor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap, dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga ada 25 unit percobaan, setiap 1 pen diisi 8 ekor ayam kampung super. Perlakuan yang digunakan adalah : T0 = Ayam kampung super tanpa diberi aditif kunyit, T1 = Ayam kampung super diberi aditif perasan air kunyit dalam air minum  1:3, T2 = Ayam kampung super diberi aditif tepung kunyit dalam ransum 0,5%, T3 = Ayam kampung super diberi aditif fermentasi ampas kunyit dalam ransum 0,5%, T4 = ayam kampung super diberi aditif ampas kunyit dalam ransum 0,5%. Parameter yang diamati adalah bobot relatif organ pencernaan. Apabila uji keragaman berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian aditif kunyit terhadap bobot relatif organ pencernaan pada ransum ayam kampung super berpengaruh nyata (P<0,05) pada rataan bobot relatif proventrikulus tetapi tidak berpengaruh nyata pada rataan bobot relatif organ pencernaan gizzard, hati, duodenum, jejunum, ileum dan sekum. Kesimpulan hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian aditif kunyit baik dicampur pakan maupun air minum dapat meningkatkan rataan bobot relatif proventrikulus tetapi tidak meningkatkan rataan bobot relatif gizzard, hati, duodenum, jejunum, ileum dan sekum. 
Pengaruh Penambahan Jamu dalam Ration terhadap Profil Darah Putih dalam Darah Ayam Petelur Nasrullah Nasrullah; Isroli Isroli; Sugiharto Sugiharto
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 15, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.15.3.315-319

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jamu dalam ration terhadap profil darah putih dalam darah ayam petelur ditinjau dari total leukosit dan diferensial leukosit antara lain limfosit, eosinofil dan neutrofil. Materi yang digunakan adalah 40 ekor ayam petelur strain Lohmann Brown fase layer umur 40 minggu dengan lama pemeliharaan 30 hari. Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu T0 = ayam petelur tidak diberi tambahan jamu dalam ration, T1 = ayam petelur diberi tambahan jamu dalam ration 0,5%, T2 = ayam petelur diberi tambahan jamu dalam ration 1% dan T3 = ayam petelur diberi tambahan jamu dalam ration 1,5%. Parameter yang diamati adalah leukosit dan differensial leukosit antara lain heterofil, eusinofil dan limfosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jamu dalam ration tidak berpengaruh terhadap jumlah leukosit dan differensial leukosit. Perlakuan T0, T1, T2 dan T3 menunjukkan jumlah rata – rata leukosit masing – masing 31,30, 35,70, 38,00, dan 38,40 (×103/µL), limfosit masing – masing 25,10, 29,00, 30,70 dan 31,80 (×103/µL), eosinofil masing – masing 1,90, 2,20, 2,60 dan 2,80 (×103/µL), dan neutrofil masing – masing 4,00, 4,30, 4,50 dan 4,50 (×103/µL). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan jamu dalam ration ayam petelur dapat menjaga kesehatan tubuh ayam petelur yang ditandai dengan total leukosit, limfosit dan eosinofil yang tinggi namun masih dalam kondisi normal dan jumlah heterofil yang stabil.
Profil Hematologi pada Rusa Timor (Cervus timorensis) Betina Berahi yang Disuplementasi Mineral pada Satu Siklus Berahi A. Safithri; D. Samsudewa; Isroli Isroli
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.13.1.63-75

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh suplementasi mineral seng (Zn), Selenium (Se) dan Magnesium (Mg) terhadap dinamika profil hematologi selama fase estrus Rusa Timor. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada penangkar bahwa pemberian suplementasi mineral dapat meningkatkan kadar eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit sehingga memperbaiki dinamika dari estrogen sehingga dapat memperbaiki kualitas berahi pada Rusa Timor. Perlakuan diberikan berupa suplementasi mineral pada 5 ekor rusa (T1) dan tanpa suplementasi mineral (T0) selama 8 minggu, dan dilanjutkan dengan pemasangan spon MPA selama 16 hari untuk dilakukan sinkronisasi berahi. Sampel darah diambil secara berurutan pada jam ke - 0, ke-24, ke-72, ke-84, ke-96, ke-108, ke-120 dan ke-144 setelah pencabutan spon MPA untuk dilakukan pengamatan profil hematologi. Paremeter yang diukur meliputi jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaanperbedaan nyata (P?0,05) total eritrosit pada jam ke -72 serta sangat nyata (P?0,01) pada jam ke- 96, 108 dan 120. Terdapat perbedaan nyata (P?0,05) kadar hemoglobin pada jam ke- 108. Perbedaan nyata (P?0,05) nilai hematokrit pada jam ke- 0, 24, 72, 84 dan 96 serta perbedaan sangat nyata (P?0,01) terjadi pada jam ke- 120.Kata kunci : Profil hematologi, Rusa Timor, Mineral