I Nyoman Wande
Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

PERBANDINGAN HASIL ANTARA METODE PEMERIKSAAN ELISA DAN RAPID TEST UNTUK SKRINING HIV/AIDS Tjokorda Istri Agung Sintya Dewi; I Nyoman Wande; Tjokorda Gde Oka
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P12

Abstract

ABSTRAK Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Gold Standar pada pemeriksaan skrining yang digunakan adalah Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Pemeriksaan ELISA membutuhkan waktu lebih lama, maka dari itu terjadi pergeseran penggunaan ELISA ke Rapid Test.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil dalam metode pemeriksaan ELISA dan metode pemeriksaan Rapid Test untuk skrining HIV/AIDS. Penelitian ini telah dilakukan di UDD PMI Kodya Denpasar/RSUD Wangaya pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan longitudinal terhadap 80 sampel donor. Hasil uji ELISA dan Rapis Test ditampilkan dalam bentuk tabel 2x2 dan diuji dengan uji diagnostik. Hasil dari uji diagnostik dilihat dari sensitivitasnya Rapid Test dapat mengklarifikasi sampel donor dengan HIV/AIDS benar-benar sakit pada kenyataannya adalah 100%. Jika dilihat dari spesifisitasnya Rapid Test dapat mengkonfirmasi sampel donor yang benar-benar bebas dari HIV/AIDS sesuai kenyataannya sebesar 100%. Sama halnya dengan Rapid Test, ELISA dapat mengklarifikasi sampel donor dengan HIV/AIDS benar-benar sakit pada kenyataannya adalah 100%. Jika dilihat dari spesifisitasnya ELISA dapat mengkonfirmasi sampel donor yang benar-benar bebas dari HIV/AIDS sesuai dengan kenyataannya sebesar 100%.Dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hasil skrining HIV/AIDS dan tidak terdapat perbedaan antara metode pemeriksaan ELISA dan Rapid Test untuk skrining HIV/AIDS dilihat dari sensitivitas dan spesifisitas yang sama. Kata Kunci: HIV/AIDS, ELISA, Rapid Test
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HITUNG JUMLAH LIMFOSIT PADA ANAK DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Made Bayu Puradipa; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i11.P16

Abstract

ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit akibat dari gigitan nyamuk Aedes aegypty yang terinfeksi. Salah satu determinan penting dalam imunitas adalah gizi. Kekurangan gizi dapat meningkatkan risiko infeksi dan menghambat respon imunitas salah satunya adalah limfosit. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui hubungan status gizi dengan hitung jumlah limfosit pada anak dengan DBD di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode cross sectional study. Teknik penentuan sampel adalah consecutive sampling dengan total sampel yang digunakan adalah 104 pasien anak yang mengalami demam dengue dan menjalani pemeriksaan lab darah lengkap di RSUP Sanglah periode Januari-Desember 2015 yang merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa nilai p = 0,378, maka nilai p>0,05 yang artinya bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi terhadap jumlah limfosit pada pasien anak yang mengalami DBD di RSUP Sanglah Denpasar. Hasil ini juga menunjukkan pola hubungan yang negatif, dimana semakin besarnya status gizi maka jumlah limfosit akan semakin menurun dengan kekuatan korelasi sangat lemah (r = -0,087). Keterbatasan penelitian ini adalah menggunakan data sekunder berupa rekam medis sehingga keakuratannya tergantung pada data yang tersedia di rekam medis. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait dengan hubungan status gizi dengan hitung jumlah limfosit pada anak dengan DBD di RSUP Sanglah Denpasar mempertimbangkan variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini sehingga diharapkan mendapat hasil yang lebih akurat. Kata kunci: demam berdarah dengue, status gizi, anak, jumlah limfosit
PREVALENSI ANEMIA PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2015 Ni Putu Diah Utami Darmayanti; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P14

Abstract

ABSTRAK Anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah merah dalam tubuh tidak dapat memenuhikebutuhan. Salah satu penyakit yang mempunyai manifestasi klinis anemia adalah HIV. Anemia padaanak dengan HIV/AIDS dapat meningkatkan tingkat morbiditas apabila tidak ditangani dengan segera.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi anemia pada anak dengan HIV/AIDS di RumahSakit Sanglah bulan Januari sampai Desember 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifdengan pendekatan cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien anak di Poliklinik PediatriRumah Sakit Umum Pusat Sanglah di Denpasar, Provinsi Bali bulan Januari sampai Desember 2015.Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret-Juni 2016. Instrumen yang digunakan dalam penunjangpenelitian ini adalah formulir ekstraksi rekam medis dan rekam medis. Hasil yang didapatkan daripenelitian ini, sebanyak 120 orang subjek, 41 orang (34%) mengalami anemia dan 79 orang (66%)lainnya tidak menderita anemia, berdasarkan jenis kelamin didapatkan paling banyak pada kelompoklaki-laki sebanyak 31 orang (39%), kelompok usia yang paling banyak menderita anemia adalah usia6-11 tahun sebanyak 22 orang (54%), derajat keparahan yang paling banyak ditemukan adalah sedangsebanyak 18 orang (44%), hiporomik-makrositik adalah tipe anemia yang paling banyak ditemukanyaitu pada 16 orang (39%). Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitianselanjutnya. Kata kunci : Anemia, HIV/AIDS, prevalensi ABSTACT Anemia is a condition when red blood cell amount can not fulfill body needs. HIV is one of thediseases that have anemia as manifestation. Anemia in children with HIV/AIDS may increase morbidityif not treated immediately. The purpose of this study was to determine the prevalence anemia in childrenwith HIV/AIDS in Sanglah General Hospital on January-December 2015. This research is descriptivestudy with cross-sectional approach. Sample used in this study are patient who comes to pediatricpoliclinic Sanglah General Hospital from January to December 2015. This study conducted from marchto June 2016. Instrument used in this study are medical record extraction form and medical record. Theresult shown from 120 subjects, 41 people (39%) had anemia and the other 79 people (66%) did notsuffer anemia, the age group that suffered the most was the age of 6-11 years found in 22 people (54%),the severity of the most found was moderate found in 18 people (44%), hyporomic-macrocytic is themost common type of anemia found in 16 people (39%). It is hoped that this research can be a referencesource for further research. Keywords : Anemia, HIV/AIDS, prevalence
HUBUNGAN LINGKAR PERUT TERHADAP KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL PADA REMAJA AKHIR Anak Agung Ngurah Krisnanta Adnyana; I Wayan I Wayan Surudarma; Desak Made Desak Made Wihandani; I Wayan Gede Sutadarma; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P03

Abstract

ABSTRAK Obesitas menjadi salah satu faktor utama dari peningkatan penyakit tidak menular secara global. DiIndonesia sendiri, prevalensi obesitas sentral pada umur 15 tahun ke atas terus mengalami peningkatan,secara berurutan pada tahun 2007, 2013, 2018 yaitu 18,8; 26,6; dan 31,0. Peningkatan lemak visceralberkaitan dengan terjadinya metabolik yang abnormal, seperti penurunan toleransi glukosa danpenurunan sensitivitas insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang manamerupakan faktor risiko dari terjadinya diabetes. Dalam upaya memprediksi kejadian diabetes mellitustipe 2, lingkar perut merupakan predictor yang lebih baik dibandingkan IMT terhadap kejadian daridiabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar perut terhadapkadar gula darah pada remaja akhir. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional denganmenggunakan metode potong lintang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakanconsecutive sampling, yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada populasi.Keseluruhan subjek penelitian berjumlah 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanyahubungan bermakna antara lingkar perut terhadap kadar gula darah puasa (p=0,000) dengan korelasisedang (r=0,440), dan adanya hubungan yang bermakna antara lingkar perut terhadap kadar gula darah2 jam pasca pembebanan glukosa (p=0,030) dengan korelasi lemah (r=0,259). Kesimpulan daripenelitian ini bahwa terdapat hubungan lingkar perut terhadap kadar gula darah menggunakan testoleransi glukosa oral pada remaja akhir.Kata Kunci: lingkar perut, diabetes melitus, tes toleransi glukosa oral
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PENURUNAN KADAR TROMBOSIT PADA ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE MARET - DESEMBER 2015 Ernest Jonathan Hartiono; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.878 KB)

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama, khususnya pada anak-anak di Asia Tenggara. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dengue. Manifestasi klinisnya ditandai dengan penurunan kadar trombosit. Penurunan kadar trombosit dipengaruhi status gizi secara tidak langsung oleh imunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan menggunakan sampel pasien rawat inap yang diperoleh dari data rekam medis pada anak usia 5 - 15 tahun selama periode Maret - Desember 2015 di RSUP Sanglah Denpasar. Status gizi diukur dengan menggunakan tabel antropometri berat badan menurut umur yang diterbitkan oleh WHO tahun 2005. Penurunan kadar trombosit dinilai dengan menghitung selisih rerata kadar trombosit pada hari-4 dan ke-5 penyakit. Data sampel diolah menggunakan uji korelasi Pearson. Sampel yang terkumpul sebanyak 61 orang anak. Status gizi pada sampel antara lain anak dengan dengan gizi lebih (14,8%), gizi baik (70,5%), gizi kurang (13,1%), dan gizi buruk (1,6%). Berdasarkan hasil analisis data tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit (p = 0,249) dan tingkat korelasi antar variabel sangat rendah (r = -0,15). Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi status gizi seorang anak, maka penurunan kadar trombosit akan semakin parah, begitu juga sebaliknya. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengembangan metode penelitian dan menggunakan sampel yang lebih besar. Kata kunci: status gizi, trombosit, anak, demam berdarah dengue
GAMBARAN KADAR HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-DESEMBER 2017 Ida Ayu Trisna Wulandari; Sianny Herawati; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.236 KB)

Abstract

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kumpulan penyakit metabolik yang diakibatkan oleh adanya gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya sehingga memiliki karakteristik hiperglikemia. Kejadian penyakit ini masih mengalami peningkatan di Indonesia khususnya DM tipe II. Pengukuran hemoglobin terglikasi (HbA1c) merupakan kontrol glikemik terbaik untuk mengetahui gambaran kadar glukosa darah selama dua hingga tiga bulan terakhir. Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol mengakibatkan berbagai komplikasi kronik baik itu komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular. Pasien yang memiliki kadar HbA1c >7% akan berisiko 2 kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi.Oleh karena itu, pemeriksaan kadar HbA1c sangat penting dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, kontrol glikemik jangka panjang, manajemen, dan prognosis dari penyakit DM tipe II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar HbA1c pada pasien diabetes mellitus tipe II di RSUP Sanglah periode Juli-Desember 2017 serta proporsinya berdasarkan jenis kelamin, usia, dan indeks massa tubuh. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif cross sectional. Sampel penelitian meliputi populasi terjangkau yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 100 sampel. Data penelitian berupa data sekuder yang diperoleh dari rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar HbA1c pada sampel didominasi oleh kelompok tidak terkontrol yaitu 64%. Proporsi kadar HbA1c tidak terkontrol lebih banyak ditemukan pada laki-laki (64,2%), usia 41-60 tahun (69,6%), dan IMT normal (68,1%). Kata Kunci: Diabetes Melitus Tipe II, Kadar HbA1c