Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Jurnal Sain Veteriner

Body Weight, Physiological Status and Volatile Fatty Acid on Kacang and Etawah Crossbreed Goat by Reduction and Refeeding of Feed Quantity Bambang Suwignyo; Panjono Panjono; Aryanto Aryanto; Sarmin Sarmin; Irkham Widiyono
Jurnal Sain Veteriner Vol 36, No 2 (2018): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11278.81 KB) | DOI: 10.22146/jsv.41149

Abstract

The aimed of this study was to observe the effect of feed restriction and refeeding on body weight, physiological status and blood VFA on Kacang and Etawah Crossbreed Goat. Eight male goats consisting of 4 Kacang Goats and 4 Etawah Crossbred goats were used as experiment objects in this study. Both types of goats were subjected to the same treatment (three phases). First was adaptation, feed was given gradualy until reach the intended amount. Secondly, the feed was reduced by giving as much as 1.7% dry matter of body weight for each; thirdly, both goats were fed on ad libitum (refeeding phase). The variables observed were body weight changes, physiological status and blood VFA. The data obtained were analyzed by Various Random Test using Completely Randomized Design (RAL) on 2x2 factorial patterns. Duncan Multiple Range Test was used to test treatments that significantly different. The results showed that the pattern of changes in body weight on both goats breeds were relatively similar. Physiological status (pulse, rectal and respiratory temperature) on both breed of goats were not significantly different. However, decrease in the amount of feed impacted in the decrease in body temperature, pulsus and respiration, although it was still within normal range. The same also happened on blood VFA levels. Based on the results of the study, it can be concluded that breed differences breed of goat did not affect the physiological condition of goat. Differences in the amount of feed affect the physiological conditions and the performance of goat production.
The Efficacy Study of Duramectin, Oxfendazole, Piperazine, and Pyrantel pamoate Against Gastrointestinal Worms In Horses In Yogyakarta Special Region*) Yuriadi Yuriadi; Ida Tjahajati; Soedarmanto Indarjulianto; Irkham Widiyono
Jurnal Sain Veteriner Vol 37, No 1 (2019): Juni
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.394 KB) | DOI: 10.22146/jsv.42969

Abstract

This research aimed at determining the efficacy of duramectin, oxfendazole, piperazine, and pyrantelpamoate against gastrointestinal worms in horses in Yogyakarta Special Region and Central Java. The object of research involved 40 horses diagnosed with gastrointestinal worm infection. Prior to the research, all of the horses were subjected to examination for clinical symptoms and parasitology laboratory checkup for signs of worm eggs in their feces, and they were pronounced positive for experiment animals with at least 150 eggs per gram of feces per horse. The research horses were weighed to determine the dose of worm medication to be used. The research horses are divided into four treatment groups, each group consists of ten horses. Group I was given duramectin with a dose of 0.2 mg/kg of body weight. Group II was given oxfendazole with a dose of 7.5 mg/kg of body weight, Group III was given 125 mg Piperazin treatment per kilogram of body weight and Group IV was given pyrantelpamoate with a dose of 20 mg/kg of body weight. After receiving themedication, the horses were observed to document the progress in terms of clinical symptoms and the amount and type of worm eggs in their feces every three days for four times in a row. The research data results were tabulated and were descriptive-comparatively analyzed.The research result showed varying efficacy level of worm medication for horses. Oxfendazole kills Strongylus and Parascaris worms. Duramectin kills Strongylus worms and reduce some of the Parascaris worms. Piperazineandpyrantelpamoate kills the Strongylus wormsand reduce some of the Parascaris. 
GAMBARAN LEUKOSIT KUCING PENDERITA FELINE PANLEUKOPENIA Hary Purnamaningsih; Soedarmanto Indarjulianto; Yanuartono Yanuartono; Alfarisa Nururrozi; Irkham Widiyono; Rusmi Hayati
Jurnal Sain Veteriner Vol 38, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.50202

Abstract

Salah satu penyakit pada kucing dengan morbiditas dan mortalitas tinggi adalah Feline Panleukopenia (FPL). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui  gambaran leukosit  kucing penderita Feline Panleukopenia. Penelitian ini menggunakan 27 ekor kucing jantan dan betina berbagai umur yang didiagnosa FPL berdasar Feline Parvo Virus Ag test. Semua kucing diambil darah secara lege artis sebanyak 1 ml, diperiksa jumlah leukositnya, kemudian dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FPL lebih banyak diderita kucing jantan (59,3 % ) dari pada betina (40,7%). Kejadian FPL lebih banyak diderita kucing umur ≤ 6 bulan, yaitu 21 ekor (77,8 %) dibanding umur > 6 bulan, yaitu 6 ekor (22,2 %). Sebanyak 19 ekor (70,4 %) FPL mempunyai jumlah total leukosit < 1.000 sel/mm3, 4 ekor (14,8 %) 1.000 – 2.500 sel/mm3 dan 4 ekor yang lain (14,8 %) > 2.500 sel/mm3. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa sebagian besar penderita Feline Panleukopenia mengalami penurunan leukosit berat dengan prognosis infausta, terutama pada kucing jantan dan umur muda.
Undernutrition dan Anestrus Pada Kambing Bligon Betina Umur 2-3 Tahun: Sebuah Studi Kasus Kelviano Muqit; Irkham Widiyono; Yanuartono Yanuartono; Sarmin Sarmin; Tridjoko Wisnu Murti
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.56917

Abstract

Kajian kasus ini ditujukan untuk mengungkap fenomena klinis dan reproduktif yang dialami 5 ekor kambing Bligon betina umur 2-3 tahun yang dipelihara oleh petani di Yogyakarta. Menurut informasi dari pemilik, kambing mengalami kekurusan dan tidak pernah menunjukkan gejala berahi. Hewan sudah diobati dengan ivermectin secara berkala. Pada hewan tersebut selanjutnya dilakukan kajian manajemen pemeliharaan serta observasi dan pemeriksan klinis (pemeriksaan fisik, uii berahi, pemeriksaan sitologi vagina terhadap organ reproduksi)dalam kurun waktu sekitar 60 hari (akhir Juli- awal September 2019). Pada akhir periode observasi hewan diberi perlakuan gertak berahi dengan pemberian injeksi PGF2-alfa dua kali dengan selang 11 hari dan pemeriksaan USG. Hasil pemeriksaan klini hewan tidak bunting, tidak ditemukan adanya ekto dan endoparasit, tidak ditemukan adanya perubahan fisik, dan tanda-tanda penyakit infeksi. Selama masa pengamatan hewan mendapat pakan berupa jerami kangkung pada level sekitar 2% bobot badan, pertambahan bobot badan harian yang negatif atau rendah, BCS buruk (1-1,5 dalam skala 1-5), tidak ditemukan berahi, gambaran sitologi bagina didominasi sel parabasal dan transisional, respon terhadap pemberian preparat PGF2-alfa tidak menunjukkan adanya perubahan fisik alat kelamin, perilaku berahi, dan gambaran sitologi apus vagina. Hasil pemeriksaan USG tidak menunjukkan adanya status ovarium yang aktif. Hewan didiagnosa mengalami Undernutrition dan anestrus. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pendukung dapat disimpulkan faktor lingkungan berupa asupan pakan yang rendah dan kondisi tubuh yang buruk berpotensi mengakibatkan gangguan reproduksi pada kambing Bligon betina di masa usia produktif.
Kadar Hormon Prolaktin Pada Kambing Peranakan Ettawa,Sapera dan Saanen Pada Berbagai Status Fisiologi Sarmin Sarmin; Irkham Widiyono; Devita Anggraeni; Claude Mona Airin; Pudji Astuti
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 3 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.76207

Abstract

  This study examines the prolactin hormone profile in Etaawa, Sapera and Saanen lactating goats, adult females, pregnant does, and yearlings. This study used a total of 80 randomly selected goats with details of 26 Ettawa Crossbreed goats (eight lactating, six adult females, six pregnant, and six heifers), 32 Sapera goats (eight lactating, six adult females, twelve pregnant, and six yearlings) and 22 Saanen goats (five lactating, four adult females, six pregnant and yearling). All goats were declared clinically healthy. Blood sampling was performed through the jugular vein in each animal; then, serum was analyzed with an Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) to prolactin concentration. High prolactin concentrations were found in Saanen goats in pregnant physiological status compared to Sapera and Ettawa crossbreed goats. 
Pemberian Gliserol secara Oral dengan Dosis 2-4 Ml/Kg Berat Badan Meningkatkan Kadar Fisiologik Glukosa Darah: Kajian pada Kambing Kacang (Capra Aegagrus Hircus) Christin Melkianus; Hary Purnamaningsih; Yanuartono Yanuartono; Irkham Widiyono
Jurnal Sain Veteriner Vol 41, No 1 (2023): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.75525

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh aplikasi gliserol secara oral drenching terhadap kadar glukosa darah pada kambing Kacang (Capra aegagrus hircus). Sebanyak 7 ekor kambing Kacang betina, umur ± 2 tahun, bobot badan 26 kg, kondisi tubuh BCS (2,5–3), tidak bunting, dan secara klinis sehat. Hewan dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok perlakuan dengan larutan gliserol (G) dan kelompok perlakuan dengan air (A) sebagai kontrol. Larutan gliserol dibuat dengan melarutkan gliserol dalam air dengan perbandingan 1:1. Setelah melampaui masa adaptasi sekitar satu bulan, setiap hewan pada kelompok G diberi 2 kali perlakuan oral drenching larutan gliserol dengan dosis 4 ml/kg BB (G2) dan 8 ml/kg BB (G4), sedang setiap hewan kelompok A diberi air dengan dosis 4 ml/kg BB (A4) dan 8 ml/kg BB (A8). Pelaksanaan kedua perlakuan pada setiap hewan berselang 3 pekan. Sampel darah diambil sebelum (pada menit ke-0) dan pada menit ke-60, 120, dan 180 menit setelah oral drencing. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA. P<0,05 ditentukan sebagai kriteria signifikansi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian gliserol pada kelompok G2 dan G4 mengakibatkan peningkatan yang signifikan pada jam kedua dan belum menunjukkan penurunan sampai menit ke 180 yakni berada pada level 80.75 g/dL dan 88.30 mg/dL (P<0,05), sedang pemberian air dengan dosis yang sama pada kelompok A4 dan A8 tidak mengakibatkan perubahan kadar glukosa darah secara signifikan dan berada pada kisaran 58-66 mg/dL (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwan pemberian gliserol secara oral drenching dengan dosis sampai 2-4 ml/kg BB pada kambing Kacang potensial meningkatkan kadar glukosa darah secara cepat dan bertahan tidak kurang dari 3 jam setelah pemberian.
Case report Diagnosis dan Penanganan Feline Panleukopenia Nareswari, Anggitya; Indarjulianto, Soedarmanto; Yanuartono, Yanuartono; Purnamaningsih, Hary; Widiyono, Irkham
Jurnal Sain Veteriner Vol 42, No 3 (2024): Desember
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.100434

Abstract

Feline panleukopenia (FPL) adalah penyakitinfeksi Feline panleukopenia virus yang menyebabkan mortalitas tinggi pada kucing. Penelitianini bertujuan melaporkan diagnosis dan penanganan kasus FPL. Studi kasus ini menggunakan seekor kucing persia mix, betina, berumur empat bulan yang diperiksa secara klinis, uji FPV-Ag dan hematologi. Hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis didapatkan bahwa kucing lesu, tidak mau makan, muntah, dan mengalami diare berwarna coklat, suhu tubuh 40,3⁰C, dehidrasi, dan selaput lendir anemis. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan kucing mengalami leukopenia, anemia dan FPV-Ag test positif, sehingga kucing didiagnosis menderita FPL. Kucing diberi terapi infus Ringer Lactate 30ml/kgBB/ hari IV, enrofloxacin 5 mg/ kgBB/hari SID SC dan Amoxicilin 10 mg/kgBB dua hari sekali IM, hematopoietin  0,1 ml/kgBB BID IV, vitamin-Asam amino 0.1 ml/ kgBB BID IM. Kucing dirawat secara intensif dan mati pada hari ketiga. Disimpulkan bahwa kucing pada kasus ini didiagnosis FPL berdasar gejala klinis, leukopenia dan reaksi positip tes FPV-Ag. Kucing penderita FPL tersebut telah diberi terapi cairan, antibiotik, dan vitamin, tetapi tidak berhasil disembuhkan.
GAMBARAN VAKSINASI FELINE PANLEUKOPENIA PADA KUCING DI KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FKH -UGM DESCRIPTION OF FELINE PANLEUKOPENIA VACCINATION IN CAT AT THE CLINIC OF THE DEPARTMENT OF INTERNAL MEDICINE FKH UGM Purnamaningsih, Hary; Indarjulianto, Soedarmanto; Widiyono, Irkham; Hartati, Sri; Yanuartono, Yanuartono; Raharjo, Slamet; Nururrozi, Alfarisa
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 1 (2025): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.70828

Abstract

Abstract              Feline Panleukopenia is a disease caused by a DNA type virus, family Parvoviridae with high morbidity and mortality in the Felidae family group (Kruse et al., 2010; Hartmann, 2017). The study also shows that the prevalence rate of the disease has increased for 3 years since 2015. The report of Kusumawardani et al (2015) shows that 97 cases of cats were diagnosed with FPV. The vaccination program has not been implemented optimally by the cat-keeping community. The incidence of the disease is still common and cases can increase in certain seasons. Several cases handled at the Clinic of the Department of Internal Medicine, FKH-UGM ended in death. There has been no report on the implementation of vaccination in animal health care places. It is necessary to study the vaccination program for cats carried out by the cat-keeping community as an effort to prevent Feline Panleukopenia disease so that it can provide information about FPV vaccination as a basis for optimizing the implementation of FPV vaccination in cats. The study used ambulatory card data from cat examinations as clinical patients of the Department of Internal Medicine, FKH UGM in 2019.  Recap data collected in the form of ambulances for cat patients who requested vaccination. Patient data provided with vaccination services are grouped based on cat identity, age, sex, cat breed/race and maintenance system. The data obtained were tabulated and analyzed descriptively. Based on the results of the recap of ambulatory data for cat patients in 2019 who were vaccinated against feline panleukopenia, 236 individuals were obtained. The age of vaccinated cats at the age of <6 months were 128 animals (54%) and 108 cats (46%). there were 108 cats (46%) male cats and 128 (54%) female cats vaccinated against Feline panleukopenia. Types/breeds of cats, which were vaccinated against feline panleukopenia in purebred cats (Persi, Angora and others) as many as 128 (54%), 35 domestic cats (15%) and 73 mixed-breed cats (31%) ). Based on the study of this research data, it can be concluded that the feline panleukopenia virus vaccination program in male domestic cats is still low compared to purebred cats Keywords : Feline Panleukopenia Virus, cat, vaccination
Co-Authors . Hartiningsih Agustina Dwi Wijayanti Agustina Dwi Wijayanti Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi, Alfarisa Alfariza Nururozi Angeline Ganapragasam Aryanto Aryanto Asih Kurniawati Bambang Suwignyo Christin Melkianus Claude Mona Airin Corry Datrianto, Dwi S. Devita Anggraeni Devita Anggraeni Devita Anggraini Djarot Heru Santosa Eko Agus Suyono Elfina Okto Posmaida Damanik Fitriana, Ida Guntari Titik Mulyani Guntari, Guntari Titik Mulyani Hartiningsih - Hartiningsih . Hartiningsih . Hartiningsih Hartiningsih Hary Purnamaningsih Hary Purnamaningsih Hastari Wuryastuti Hastari Wuryastuty Hastari Wuryastuty Hastari Wuryastuty Hastari Wuryastuty Hastari Wuryastuty I Gusti Bagus Wiksuana Ida Fitriana Ida Tjahajati Jhonson Allen Marbun Kelviano Muqit Laksono Trisnantoro Lukman Hakim Nareswari, Anggitya Novia Nur Aini Okid Parama Astirin Prabowo Purwono Putro Prabowo Purwono Putro PUDJI ASTUTI Pudji Astuti Puji Astuti Refika Melina Putri Retno Widyastuti, Retno Rieska Indriani Rieska Indriani Rolando Sihombing Rusmi Hayati Rusmihayati Rusmihayati Sarmin - Sarmin . Sarmin Sarmin Sarmin Sarmin Slamet Rahardjo Slamet Raharjo Slamet Raharjo Slamet Raharjo Slamet Widiyanto Soedarmanto Indarjulianto Soedarmanto Indarjulianto Soedarmanto Indarjulianto Soedarmanto Indarjulianto Sri Hartati Sri Hartati Sri Hartati Sri Hartati Sri Hartati Sri Hartati Sri Widayati Suparni Setyowati Rahayu Tatang Irianti Tioner Purba Tridjoko Wisnu Murti Trini Susmiyati Ulil Amri Wijaya Ulil Amri Wijaya Wisnu Nurcahyo Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono, Yanuartono Yeo Suan Jiao Yuriadi Yuriadi Yuriadi Yuriadi Yuriadi Yuriadi, Yuriadi