Articles
HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR BAYI (BBLB) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN DI DESA TAKMUNG
Ni Wayan Aprilia Astariani Putri;
Ni Luh Nopi Andayani;
Ni Komang Ayu Juni Antari;
Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 2 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (218.14 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i02.p07
Setiap anak lahir dengan kemampuan yang berbeda-beda. Setiap anak dengan keistimewaannya masing-masing tidak pernah lepas dari masalah, utamanya pada anak usia dini atau yang sering disebut dengan golden age. Di Indonesia sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan perkembangan. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu tumbuh kembang anak harus di deteksi sejak dini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara riwayat berat badan lahir dengan perkembangan motorik halus anak usia 2-5 tahun di Desa Takmung. Penelitian ini menggunakan metode observasional analytic dengan desain cross sectional. Sampel penelitian diambil secara consecutive sampling dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 59 orang. Untuk menilai perkembangan motorik halus anak digunakan form penilaian Denver Development Screening Test II (DDST II).Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel memiliki berat badan lahir normal sebanyak 49 orang (83.1%) dan sebagian besar sampel memiliki perkembangan motorik perkembangan motorik halus yang normal sebanyak 36 orang (73.5%). Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square didapatkan nilai p=0.001 (p<0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara riwayat berat badan lahir bayi (BBLB) dengan perkembangan motorik halus anak usia 2-5 tahun di Desa Takmung. Kata kunci: berat badan lahir, motorik halus, golden age.
THE KOMBINASI INTERVENSI ISCHEMIC COMPRESSION TECHNIQUE DAN CRYOTHERAPY SAMA BAIK DENGAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE DALAM MENURUNKAN NYERI SINDROMA MYOFASCIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA MAHASISWA FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Ni Made Intansari Tri Buana;
Ni Luh Nopi Andayani;
Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 2 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (285.637 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i02.p05
The myofascial syndrome in upper trapezius muscle is an uncomfortable condition in the upper trapezius muscle area because the trigger point of junction band was activated. It can be happen because the muscle didn't fit in ergonomic position when using the gadget for long time. This study was an experimental study with pre and post control group design. Sampling metodhs used in this study was consecutive sampling. Samples of 20 people were divided into two groups; an intervention group, which were given a combination of ischemic compression technique intervention with cryotherapy and a control group which were given a myofascial release technique, where each group consisted of 10 samples. The results obtained were p=0.001 for intervention group with an average difference of 2.65 ± 1.05 and p=0.003 for control group with an average difference of 1.09 ± 0.85. This suggests that each group experienced a significant decrease in pain. The results of independent t-test showed the results of p=0.10 (p> 0.05) which means that there is no significant difference in the decrease in VAS between the two groups. In conclusions, combination of ischemic compression technique intervention and cryotherapy showed no significant result as myofascial release technique to reducing myofascial pain syndrome of upper trapezius muscle.
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMA NEGERI 2 TABANAN
Miqdaddiati Miqdaddiati;
Ni Luh Nopi Andayani;
I Dewa Ayu Dwi Primayanti;
Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 1 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2021.v09.i01.p01
Kebugaran Jasmani merupakan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paud dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kebugaran jasmani pada siswi SMA Negeri 2 di tabanan. Penelitian ini ialah penelitian analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Mei 2019 pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Jumlah sampel ialah 62 orang dengan usia 15-17 tahun. Variable Independen yang diukur adalah indeks massa tubuh (IMT) melalui pengukuran dengan mengukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) sedangkan variable dependen yang diukur adalah kebugaran jasmani melalui Harvard Step Test. Uji hipotesis yang digunakan ialah uji analisis non parametik Chi Square Test dan uji analisis deskriptif untuk mendeskripsikan setiap variable dalam penelitian didapatkan nilai P ialah 0.039 atau p< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kebugan jasmani pada siswi SMA Negeri 2 Tabanan. Kata Kunci: indeks massa tubuh, kebugaran jasmani.
STATUS MENOPAUSE DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH NON-SPESIFIK PADA WANITA USIA 45-55 TAHUN
I Wayan Reinaisen Kertiyasa Bumi;
Ni Luh Nopi Andayani;
NI Wayan Tianing;
I Putu Yudi Pramana Putra
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 2 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i02.p10
Pendahuluan: Nyeri punggung bawah non-spesifik merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang cukup besar dalam populasi moderen, baik secara sosial dan ekonomik. Hal ini juga dapat berdampak pada banyak wanita, khususnya pada usia 45-55 tahun. Ketika wanita melalui periode menopause akan disertai dengan cukup banyak keluhan, salah satunya adalah nyeri punggung bawah non-spesifik. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mencari hubungan antara status menopause dengan nyeri punggung bawah non-spesifik pada wanita berusia 45-55 tahun. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari tahun 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Sampel berjumlah 68 orang wanita dengan usia 45-55 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok. Variabel independen yang diukur pada penelitian ini adalah status menopause yang ditentukan menggunakan Kuesioner Menopause Johns Hopkins Medicine, sedangkan variabel dependen yang diukur yaitu nyeri punggung bawah non spesifik dengan pemeriksaan oleh fisioterapis. Hasil: Uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik Chi Square untuk menganalisis adanya hubungan status menopause terhadap risiko terjadinya nyeri punggung bawah non spesifik pada wanita usia 45-55 tahun di Desa Ubud, didapatkan nilai p ialah 0,000 atau p < 0,05. Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara status menopause terhadapat kejadian nyeri punggung bawah non spesifik pada wanita usia 45-55 tahun di Desa Ubud. Kata Kunci: menopause, nyeri punggung, non-spesifik, risiko, wanita
THE HUBUNGAN BERAT TAS DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA ANAK SEKOLAH UMUR 12-14 TAHUN DI DENPASAR
Luh Ita Mahendrayani;
Susy Purnawati;
Nopi Andayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 1 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (235.073 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i01.p05
Use of school bags with too much load will cause a variety of musculoskeletal problems such as low back pain. This study aims to determine the relation of bag weight with low back pain in student. Method: This is a cross-sectional study were conducted in May-June 2014. Selected sample in SDN 5 Panjer and SMPN 1 Denpasar using simple random sampling technique which were 123 students of class 6,7, and 8 randomized using a lottery number and obtained 62 samples. Results: Research subjects were aged 12 and 13 years old as much as 37.1%. Thirty-nine girls and 23 boys with an average body mass index category most were underweight as much as 43.5%. Students were carry school bags most severe category of bags are on ?15% of body weight as much as 46.8%. Low back pain experienced by most students who was bring a bag with the category of 6-13kg as much as 38.7%. Based on chi square test was get values of p = 0.001(p<0.05). Conclusion: That means there is a significant association between bag weight with back pain among elementary and junior high school student in SD Negeri 5 Panjer and SMP Negeri 1 Denpasar.
PERBEDAAN EFEKTIFITAS LATIHAN KEKUATAN OTOT GENGGAM HAND GRIPPER EXERCISE DENGAN ISOMETRIC STRENGTHENING WRIST DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA LANSIA DI BANJAR SANGLAH UTARA DENPASAR
Anjani Septania Soegiharto;
Ni Luh Nopi Andayani;
Ni Komang Ayu Juni Antari;
Made Winarsa
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 2 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2021.v09.i02.p03
Kekuatan Genggam Tangan adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur seberapa kuat ekstremitas atas dengan memperhatikan posisi saat latihan. Pada lansia kekuatan otot akan berkurang 10-25% pada saat usia kurang lebih 60 tahun keatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas latihan kekuatan otot genggam Hand Gripper Exercise dan Isometric Strengthening Wrist dalam meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada lansia di Banjar Sanglah Utara Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode pre test dan post test design dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 20 orang. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu Kelompok Hand Gripper Exercise dan Isometric Strengthening Wrist. Pada penelitian ini terdapat statistik deskriptif berupa usia, IADL, IMT dan kekuatan otot genggam. Berdasarkan Uji homogenitas diperoleh hasil sig > 0,05 yang artinya data penelitian bersifat homogen. Uji hipotesis dengan menggunakan paired - T test untuk menguji adanya perbedaan hasil sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok latihan Hand Gripper Exercise dan Isometric Strengthening Wrist diperoleh nilai p= 0,001. Uji T-Independent untuk menganalisa perbedaan efek yang ditimbulkan oleh kelompok Hand Gripper Exercise dengan Isometric Strengthening Wrist diperoleh hasil nilai p=0,023. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan Hand Gripper Exercise dan Isometric Strengthening Wrist dapat meningkatkan aktivitas fungsional lansia. Terdapat perbedaan efektifitas latihan kekuatan otot genggam Hand Gripper Exercise dan Isometric Strengthening Wrist dalam meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada lansia di Banjar Sanglah Utara Denpasar. Adapun saran yang dapat diberikan kepada reponden yaitu tetap berlatih meskipun penelitian telah selesai. Kata kunci : latihan kekuatan otot genggam, aktivitas fungsional lansia
HUBUNGAN BESAR Q-ANGLE DENGAN KEJADIAN PATELLOFEMORAL PAIN SYNDROME PADA KOMUNITAS PELARI REKREASIONAL DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA DENPASAR
I Gede Puspa Anom;
Sayu Aryantari Putri Thanaya;
Nila Wahyuni;
Ni Luh Nopi Andayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 1 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i01.p11
Pendahuluan: Salah satu problematika lutut yang sering dijumpai pada pelari adalah patellofemoral pain syndrome (PFPS). Penelitian menyebutkan bahwa cedera yang paling banyak dialami pelari adalah PFPS dengan prevalensi kejadian sebesar 13,4%. Penyebab dari PFPS sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Peningkatan Quadriceps angle (Q-angle) dianggap sebagai salah satu faktor risiko dari kejadian PFPS. Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara besar Q-angle dengan kejadian PFPS, namun hasil dari penelitian masih bersifat kontradiktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara besar Q-angle dengan kejadian PFPS pada komunitas pelari rekreasional di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.Metode: Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 45 sampel yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur besar Q-angle menggunakan goniometer dan pemeriksaan PFPS menggunakan serangkaian wawancara dan pemeriksaan fisik.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dan uji Chi-square yang dilakukan, didapatkan hasil p=0,031 pada lutut sisi kanan serta p=0,032 (p<0,05) pada lutut sisi kiri.Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara besar Q-angle dengan kejadian patellofemoral pain syndrome pada lutut sisi kanan dan kiri pelari rekreasional di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Kata Kunci: q-angle, patellofemoral pain syndrome, pelari rekreasional
THE PEMBERIAN INTERVENSI MULLIGAN BENT LEG RAISE LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN NYERI FUNGSIONAL LOW BACK PAIN (LBP) NON-SPESIFIK DARI PADA PEMBERIAN INTERVENSI McKENZIE EXERCISE PADA BURUH ANGKUT BERAS DI DESA MENGESTA, TABANAN
Ni Wayan Mira Resdiani;
Ni Luh Nopi Andayani;
I Gusti Ayu Artini
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 4 No 2 (2016): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1624.975 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2016.v04.i02.p04
Nyeri punggung bawah non-spesifik adalah nyeri punggung yang paling sering terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemberian Mulligan Bent Leg Raise lebih baik dalam menurunkan nyeri fungsional punggung bawah non-spesifik dari pada McKenzie exercise pada buruh angkut beras di Desa Mengesta, Tabanan. Penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post Test Control Group Design. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Sampel merupakan 28 orang buruh angkut beras di Desa Mengesta dengan nyeri punggung bawah yang dipilih berdasarkan skor Modified Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire dengan nilai >20%. Rerata selisih penurunan skor nyeri fungsional LBP non-spesifik pada kelompok Mulligan Bent Leg Raise dan kelompok McKenzie Exercise diuji dengan Independent t-test dengan hasil yang bermakna p = 0,000 (p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi Mulligan Bent Leg Raise lebih baik dalam menurunkan nyeri fungsional punggung bawah non-spesifik dari pada Pemberian McKenzie Exercise pada Buruh Angkut Beras di Desa Mengesta, Tabanan
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMORI JANGKA PENDEK MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI, FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS UDAYANA
Ni Luh Nopi Andayani;
Made Hendra Satria Nugraha
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 1 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (118.75 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i01.p09
Mahasiswa tidak terlepas dari kegiatan belajar dan mengingat. Memori digunakan untuk menyimpan informasi dari proses belajar dan informasi tersebut dapat digunakan kembali di masa yang mendatang. Penelitian terdahulu menjelaskan mengenai manfaat aktivitas fisik dalam hal merangsang neurogenesis, memfasilitasi metabolisme neurotransmitter, serta menjaga dan meningkatkan stimulasi molekuler dan seluler di otak yang mendukung terjadinya plastisitas otak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik terhadap kemampuan memori jangka pendek mahasiswi program studi fisioterapi, fakultas kedokteran, universitas udayana. Penelitian ini dilaksanakan bulan April – Mei 2019 dengan desain studi cross sectional analytic. Sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel mencapai 61 mahasiswi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna positif antara tingkat aktivitas fisik dengan memori jangka pendek dengan p=0,003 (p<0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,375. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang cukup, signifikan, dan searah antara aktivitas fisik dengan memori jangka pendek pada mahasiswi program studi fisioterapi FK Unud yaitu semakin tinggi tingkat aktivitas fisik seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan memori jangka pendeknya. Kata kunci: aktivitas fisik, memori jangka pendek, mahasiswi
THE PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAPAT MENINGKATKAN STABILITAS LUMBAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
Riska Damayanti Sitompul;
Ni Luh Nopi Andayani;
Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 2 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (76.566 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i02.p07
Penelitian ditujukan untuk mengetahui pemberian core stability exercise dapat meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III. Penelitian dilakukan dengan desain pre dan post test with control group , dimana didapatkan jumlah sampel untuk kelompok kontrol sebanyak sebanyak 12 orang dan pada kelompok perlakuan dengan core stability exercise sebanyak 12 orang. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol didapatkan p = 0,730 (p>0,05) menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata peningkatan stabilitas lumbal pre dan post test . Sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan p = 0,002 (p<0,05) menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata peningkatan stabilitas lumbal pre dan post test . Kelompok kontrol memiliki rerata selisih 8.33±8.616 sedangkan kelompok perlakuan memiliki rerata 30.83±12.401, data ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan (core stability exercise ) lebih efektif dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa perlakuan ) untuk meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III . Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemberian core stability exercise dapat meningkatkan stabilitas lumbal pada kehamilan trimester III.