Articles
PERBANDINGAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DENGAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN MCKENZIE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA NON-SPECIFIC LOW BACK PAIN
Wibawa, Ari;
Tianing, Ni Wayan;
Kinandana, Gede Parta;
Juniantari, Ni Komang AYu
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 2 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (238.678 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2018.v06.i02.p13
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan intervensi ultrasound dan muscle energy technique lebih efektif daripada ultrasound dan mckenzie exercise dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus low back pain non-spesifik. Tes yang digunakan adalah modified oswestry low back pain disability questionnaire untuk mengukuran nyeri fungsional. Menggunakan desain experimental dengan pre-test and post-test group design melibatkan sampel sebanyak 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok 1 dengan perlakuan ultrasound dan muscle energy technique dan kelompok 2 dengan perlakuan ultrasound dan mckenzie exercise. Hasil Uji Hipotesis menggunakan independent sample t-test memperoleh hasil p = 0,000 dengan beda rerata pada kelompok 1 22,85(SB 4,348) sedangkan kelompok 2 didapatkan beda rerata 12,86(SB 2,797). Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan penurunan nyeri fungsional LBP non-spesifik yang bermakna antara kelompok perlakuan muscle energy technique dan kelompok perlakuan mckenzie exercise. Kata kunci: low back pain non-spesifik, modified oswestry low back pain disability questionnaire, ultrasound, muscle energy technique, mckenzie exercise
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP DISFUNGSI EREKSI PADA PEGAWAI KANTOR DI KOTA DENPASAR
Ida Bagus Komang Ari Krisnayana;
Ni Wayan Tianing;
Ari Wibawa;
M. Widnyana
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 2 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (176.408 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i02.p02
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah rasio standar berat terhadap tinggi badan sehingga dapat melihat apakah seseorang memiliki massa tubuh yang ideal, terlalu kurus, kelebihan berat badan, atau obesitas. Pegawai kantor merupakan pekerjaan yang memiliki prevalensi berat badan berlebih dan obesitas tertinggi dibandingkan profesi lainnya. Kelebihana berat badan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan aktivitas seksual seperti disfungsi ereksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) berhubungan dengan disfungsi ereksi pada pegawai kantor di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional analitik yang dilakukan pada bulan April 2019. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58 orang laki-laki yang sudah menikah dengan usia 30-40 tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh yang diukur menggunakan timbangan dan microtoise stature meter, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah disfungsi ereksi yang diketahui dengan menggunakan kuisioner IIEF-5. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu uji bivariat dengan Spearman’s Rho untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan, kekuatan hubungan dan arah hubungan. Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05) dengan nilai r=0,520. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hubungan Indeks Massa Tubuh dengan disfungsi ereksi pada pegawai kantor di Kota Denpasar memiliki hubungan yang kuat, signifikan dan searah. Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Disfungsi Ereksi, Pegawai Kantor
THE INTERVENSI ULTRASOUND DAN FREE CARPAL TUNNEL EXERCISE LEBIH EFEKTIF DIBANDING ULTRASOUND DAN GLIDING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME
- Daryono;
Ari Wibawa;
Ni Wayan Tianing
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 1 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (379.155 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i01.p05
Carpal Tunnel Syndrome berhubungan dengan pekerjaan yang menggunakan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerak yang lama pada jari-jari tangan selama periode waktu yang lama. Carpal Tunnel Syndrome dapat tercetus akibat paparan terhadap gerakan atau vibrasi atau akibat kesalahan posisi ergonomis yang terjadi dalam jangka waktu yang lama misalnya para pekerja melinting rokok di pabrik rokok. Seorang pelinting rokok yang bekerja di pabrik rokok akan menghabiskan waktu berjam-jam dan melakukan gerakan tangan yang berulang-ulang yang kemungkinan besar akan berakibat pada timbulnya Carpal Tunnel Syndrome. Tujuan penelitian untuk mengetahui intervensi yang lebih efektif antara pemberian Ultrasound dan Gliding Exercise dengan Ultrasound dan Free Carpal Tunnel Exercise terhadap penurunan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pre test and post test group design. Sampel penelitian adalah 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 11 orang karyawan pabrik rokok yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 15.0, Uji normalitas menggunakan Saphiro Wilk Test, Uji homogenitas menggunakan Levene’s Test dan Uji Beda dengan t-paired. Uji Beda dengan t-paired didapatkan nilai p=0,04 (p<0,05) menunjukkan tiap kelompok menghasilkan penurunan keluhan nyeri pre dan post perlakuan secara bermakna. Disimpulkan bahwa intervensi Ultrasound dan Free Carpal Tunnel Syndrome lebih efektif dibanding Ultrasound dan Gliding Exercise terhadap penurunan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome.
Q-ANGLE (QUADRICEP ANGLE) LEBIH BESAR PADA PELAJAR PEREMPUAN DIBANDINGKAN LAKI-LAKI USIA 17 TAHUN DENGAN IMT NORMAL DI SMA NEGERI 3 DENPASAR
Ida Ayu Intan Kartika Dewi;
Ari Wibawa;
I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 2 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (599.036 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i02.p06
Q-angle merupakan sudut di antara otot quadriceps dan patellar tendon dan memperlihatkan sudut dari tekanan otot quadriceps. Q-angle sangat mempengaruhi mekanis sendi lutut dan sendi lutut akan sangat rentan terkena gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan besar Q-angle pada remaja laki-laki dan perempuan usia 17 tahun dengan IMT normal. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain comparative study. Pada 112 orang sampel yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari perhitungan data menggunakan Mann-Whitney Test diketahui nilai p adalah 0,002 (p<0,05) pada Q-angle kanan dan p adalah 0,135 (p>0,05) pada Q-angle kiri. Berdasarkan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Q-angle kanan pada perempuan lebih besar dari laki-laki. Namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada Q-angle kiri.Kata Kunci: Q-angle, jenis kelamin, usia, IMT
PERBEDAAN KELINCAHAN ANTARA NORMAL FOOT DAN FLAT FOOT PADA ANAK USIA 10-12
Anak Agung Ayu Arsinta Maharani;
Ari Wibawa;
I Nyoman Adiputra
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 3 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i03.p05
Lengkung kaki yang normal atau datar akan mempengaruhi keseimbangan dan proses berjalan, sehingga akan berdampak pada kelincahan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelincahan pada normal foot lebih baik dibandingkan dengan flat foot pada anak usia 10-12 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional analitik yang dilaksanakan pada bulan April 2019 di SD Negeri 8 Dauh Puri, Denpasar. Variabel bebas yang diukur adalah normal foot dan flat foot sedangkan variabel terikatnya yaitu kelincahan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 42 orang (21 normal foot dan 21 flat foot) anak laki-laki usia 10-12 tahun. Uji hipotesis dengan Independent T-Test mendapatkan hasil p=0,000 (p<0,05) dengan nilai rerata kelincahan pada kelompok normal foot sebesar 9,84 detik dan flat foot sebesar 11,41 detik. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan kelincahan antara normal foot dan flat foot pada anak usia 10-12 tahun. Kelincahan pada anak dengan normal foot lebih baik, dibandingkan pada flat foot. Kata kunci: kelincahan, flat foot, normal foot
PERBANDINGAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DENGAN INTERVENSI ULTRASOUND DAN MCKENZIE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA NON-SPECIFIC LOW BACK PAIN
Ari Wibawa;
Ni Wayan Tianing;
Gede Parta Kinandana;
Ni Komang Ayu Juniantari
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 2 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (238.678 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2018.v06.i02.p04
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan intervensi ultrasound dan muscle energy technique lebih efektif daripada ultrasound dan mckenzie exercise dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus low back pain non-spesifik. Tes yang digunakan adalah modified oswestry low back pain disability questionnaire untuk mengukuran nyeri fungsional. Menggunakan desain experimental dengan pre-test and post-test group design melibatkan sampel sebanyak 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok 1 dengan perlakuan ultrasound dan muscle energy technique dan kelompok 2 dengan perlakuan ultrasound dan mckenzie exercise. Hasil Uji Hipotesis menggunakan independent sample t-test memperoleh hasil p = 0,000 dengan beda rerata pada kelompok 1 22,85(SB 4,348) sedangkan kelompok 2 didapatkan beda rerata 12,86(SB 2,797). Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan penurunan nyeri fungsional LBP non-spesifik yang bermakna antara kelompok perlakuan muscle energy technique dan kelompok perlakuan mckenzie exercise.Kata kunci: low back pain non-spesifik, modified oswestry low back pain disability questionnaire, ultrasound, muscle energy technique, mckenzie exercise
PELATIHAN YOGA MEMPENGARUHI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA WANITA USIA 40-55 TAHUN
Anak Agung Istri Dinda Pradnyaningrum;
Made Hendra Satria Nugraha;
Ari Wibawa;
Ni Nyoman Ayu Dewi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 2 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i02.p01
Pendahuluan: Usia 40-55 disebut usia pertengahan untuk menyiapkan diri agar tetap sehat dan bugar dalam memulai proses penuaan. Seiring bertambahnya usia, fungsi organ pada tubuh menjadi menurun, terutama pada wanita. Wanita memiliki komposisi tubuh, kapasitas paru dan kekuatan otot 15-25% lebih rendah dibandingkan pria. Volume Oksigen Maksimal (VO2 max) merupakan salah satu komponen dari Cardiorespiratory Fitness yang harus di jaga sehingga dituntut untuk rajin berolahraga. Latihan fisik yang dapat mempengaruhi VO2 max yaitu dengan latihan yoga. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik cross-sectional yang dilakukan pada Desember 2020 – Maret 2021 dengan teknik total sampling dan jumlah sampel sebanyak 60 responden yakni 30 responden yang sudah mengikuti pelatihan yoga Hatha minimal selama 1 bulan dan 30 responden yang tidak mengikuti pelatihan yoga. Volume Oksigen Maksimal (VO2 max) diukur dengan Six Minute Walking Test (6MWT). Hasil: Uji hipotesis menggunakan Chi Square Test untuk menilai hubungan pelatihan yoga dan Volume Oksigen Maksimal (VO2 max) yang didapatkan hasil nilai p 0,001. VO2 Max bernilai baik pada kelompok yang telah mengikuti pelatihan yoga yaitu 27 orang (45%) dan kelompok yang tidak mengikuti pelatihan yoga sebanyak 4 orang (6,7%). Simpulan: Pada penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pelatihan yoga dan Volume Oksigen Maksimal (VO2 max) pada wanita usia 40-55 tahun. Kata Kunci: cardiorespiratory fitness, pelatihan yoga, VO2max
THE PEMBERIAN ULTRASOUND DAN FRICTION MASSAGE SAMA BAIK DENGAN ULTRASOUND DAN SLOW STROKE BACK MASSAGE PADA PENURUNAN NYERI PINGGANG BAWAH MYOGENIC
Bagas Dwi Raharjo;
Ari Wibawa;
Ni Wayan Tianing
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 2 No 1 (2014): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (284.73 KB)
|
DOI: 10.24843/MIFI.2014.v02.i01.p06
Penderita nyeri pinggang bawah merupakan populasi yang banyak dijumpai dan menghabiskan banyak dana dalam penyembuhannya. Nyeri bersifat tumpul, dengan intensitas bervariasi. Nyeri Pinggang Bawah Myogenic adalah nyeri pinggang yang disebabkan gangguan muskuloskeletal tanpa disertai gangguan neurologis antara vertebra thorakal 12 sampai bagian bawah pinggul. Berdasar teori bahwa ultrasound, friction massage dan slow stroke back massage menurunkan nyeri otot, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui ultrasound dan friction massage sama baik dengan ultrasound dan slow stroke back massage dalam menurunkan nyeri pinggang bawah myogenic. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian Pre and Post Test Group Design. sampel dibagi menjadi 2 (dua) kelompok perlakuan yaitu ultrasound dan friction massage 11 sampel dan ultrasound dan slow stroke back massage 11 sampel. Selanjutnya dilakukan uji normalitas menggunakan Saphiro Wilk, Uji homogenitas menggunakan Levene’s Test. Perbedaan rerata penurunan VAS sebelum dan sesudah intervensi setiap kelompok diuji Wilcoxon Macth paired Test. Dengan program SPSS versi 16.0 hasilnya p =0,003 dan p =0,001 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa pada setiap kelompok terjadi penurunan nyeri sebelum dan sesudah perlakuan secara bermakna. Uji statistik selanjutnya adalah uji komparabilitas Mann-Whitney test yang menunjukkan bahwa rerata VAS sesudah perlakuan di antara kedua kelompok bermakna sama dimana nilai p = 0,001 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Simpulan penelitian adalah : ultrasound dan friction massage sama baik dengan ultrasound dan slow stroke back massage dalam menurunkan nyeri pinggang bawah myogenic pasien RS Purbowangi dan klinik mandiri
HUBUNGAN NYERI BAHU DENGAN ROUNDED SHOULDER POSTURE PADA MAHASISWA PENGGUNA KOMPUTER DI SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI
I Gusti Ayu Bulan Sistayani;
Ari Wibawa;
Luh Putu Ratna Sundari;
Agung Wiwiek Indrayani
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 3 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i03.p06
Nyeri bahu merupakan salah satu penyebab terjadinya morbiditas dengan prevalensi yang tinggi. Nyeri bahu dan leher berhubungan dengan postur statis serta mempertahankan leher dalam posisi menekuk ke depan. Posisi kepala yang lebih ke depan menyebabkan adanya kompensasi berupa bahu bergerak ke depan yang mengindikasikan adanya Rounded ShoulderPosture (RSP). RSP merupakan salah satu postur janggal pada pengguna komputer. Sekolah Tinggi Desain Bali merupakan salah satu sekolah tinggi dengan pelajaran desain yang mengahruskan penggunaan komputer selama berjam – jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan nyeri bahu dengan Rounded Shoulder Posture pada mahasiswa pengguna komputer di Sekolah Tinggi Desain Bali. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel penelitian adalah 42 orang mahasiswa pengguna komputer atau laptop. Teknik analisa yang digunakan yaitu uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p=0,156 pada RSP kanan dan p=0,673 pada RSP kiri yang mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan nyeri bahu dengan RSP. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah tidak ada perbedaan postur antara individu dengan nyeri bahu dan tanpa nyeri bahu, ketidakseimbangan otot yang bersifat fungsional, mobilitas dan fleksibilitas, serta adapatasi tubuh terhadap nyeri. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan nyeri bahu dengan Rounded Shoulder Posture pada mahasiswa pengguna komputer di Sekolah Tinggi Desain Bali. Kata Kunci : nyeri bahu; rounded shoulder posture, pengguna komputer, mahasiswa, Bali
LINGKAR PINGGANG DENGAN TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Ni Made Rikawiantari;
Ari Wibawa;
I Putu Gde Adiamika;
I Nyoman Adiputra
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 2 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i02.p03
Pendahuluan: Mahasiswa fisioterapi dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan sehari – hari memerlukan kebugaran jasmani yang baik seperti daya tahan kardiorespirasi. Penyediaan energi untuk aktivitas yang dilakukan lebih dari 3 menit dilakukan melalui metabolisme aerobik yang memerlukan oksigen. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, perlu ditunjang dengan adanya kemampuan sistem kardiorespirasi untuk bekerja secara optimal. Salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat konsumsi oksigen maksimal (VO2max) adalah peningkatan berat badan akibat perubahan komposisi tubuh. Adanya peningkatan berat badan dapat meningkatkan ukuran lingkar pinggang dan berhubungan dengan terjadinya penurunan VO2max. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan negatif antara lingkar pinggang dengan tingkat VO2max pada mahasiswa fisioterapi FK Unud. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Desember 2020 – Januari 2021. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 97 orang. Hasil: Pengukuran variabel lingkar pinggang dilakukan dengan menggunakan pita ukur antropometri, dan tingkat VO2max dengan YMCA 3 Minutes Step Test. Simpulan: Hasil analisis data dengan uji Spearman’s rho menunjukkan adanya hubungan negatif antara lingkar pinggang dengan tingkat VO2max pada mahasiswa fisioterapi FK Unud (r = -0,526; p = 0,000), yang berarti semakin besar ukuran lingkar pinggang maka tingkat konsumsi oksigen maksimalnya semakin menurun. Kata Kunci: lingkar pinggang, VO2max, daya tahan kardiorespirasi