Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PEMANFAATAN BUAH MANGROVE SONNERATIA SP. SEBAGAI BAHAN BAKU SIRUP DI DESA TANI BARU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Ita Zuraida; Ahmad Yuli; Indrati Kusumaningrum; Bagus Fajar Pamungkas
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.199 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.2975

Abstract

Abstrak: Desa Tani Baru di Sungai Delta Mahakam berada di kawasan hutan mangrove yang didominasi oleh mangrove jenis Sonneratia sp., yang dikenal sebagai “pedada, pidada, atau perepat”. Selama ini, buah pedada hanya dibiarkan matang di pohon dan jatuh ke air, sehingga diperlukan upaya untuk memanfaatkan buah tersebut. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Tani Baru mengenai manfaat dan cara mengolah buah pedada menjadi sirup. Sasaran kegiatan adalah ibu-ibu PKK Desa Tani Baru yang merupakan binaan PT. Pertamina Hulu Mahakam. Metode yang digunakan terdiri dari (1) penyuluhan tentang kandungan gizi dan manfaat buah mangrove Sonneratia sp., dan (2) pelatihan pembuatan sirup dari buah mangrove Sonneratia sp. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tani Baru sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan. Peserta bukan hanya ibu-ibu PKK, namun banyak warga Desa Tani Baru yang ikut berpartisipasi. Peserta memperoleh tambahan pengetahuan tentang kandungan gizi buah pedada terutama vitamin C dan cara pengolahan buah pedada menjadi sirup dengan rasa yang khas. Peralatan untuk pembuatan sirup juga sederhana dan mudah diperoleh. Masalah yang dihadapi adalah kesulitan dalam pemasaran dan kedepannya diperlukan pendampingan untuk memperoleh ijin edar produk sirup buah mangrove. Abstract: Tani Baru Village on the Mahakam Delta River is located in a mangrove forest area which is dominated by mangroves of Sonneratia sp., which has the local name“pedada, pidada, or perepat”. So far, the pedada fruit has only been allowed to ripen on the tree and fall into the water, so efforts are needed to use the fruit. The aim of this training activity was to provide knowledge to the people of Tani Baru Village about the benefits and ways of processing pedada fruit into syrup. The activity’s target is the PKK group from Tani Baru Village who are assisted by PT. Pertamina Hulu Mahakam. The methods used consisted of (1) counseling on the nutritional content and benefits of Sonneratia sp., and (2) training on processing syrup from mangrove Sonneratia sp. The results of the activityshowed that the people of Tani Baru Village were very enthusiastic about participating in the training activities. The participants were not only PKK group, but many Tani Baru Village residents who participated. They do not know that pedada fruit has high nutritional content, especially vitamin C, and can be processed into syrup with a distinctive taste. The equipment for processing syrup is also simple and easy to obtain. The problem faced is the difficulty in marketing and in the future assistance is needed to obtain a distribution permit for mangrove syrup products.
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN UDANG DAN HASIL SAMPINGNYA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WANITA NELAYAN DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR Bagus Fajar Pamungkas; Yuliana Nidyasari; Muhammad Guruh; Ita Zuraida
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.603 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6764

Abstract

Abstrak: Udang merupakan salah satu bahan pangan berprotein tinggi dimana menyediakan protein kurang lebih 2/3 dari kebutuhan protein hewani manusia. Pengolahan udang seringkali menyisakan bagian kepala dan kulit yang hanya dibuang sebagai limbah. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi udang dan hasil sampingnya untuk diolah menjadi berbagai produk yang bernilai jual. Sasaran kegiatan adalah para wanita nelayan di kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Metode pelatihan yang digunakan meliputi (1) penyuluhan tentang nilai gizi udang dan hasil sampingnya serta bahaya limbah udang, (2) pelatihan pembuatan produk olahan dari daging dan kepala serta kulit udang, dan (3) pengenalan berbagai kemasan dan active packaging. Produk-produk olahan yang dikenalkan kepada peserta terdiri dari petis udang, lumpia udang, dan shrimp cake. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 50% peserta belum mengetahui pentingnya mempertahankan kesegaran udang maupun hasil sampingnya untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pengolahan berbagai produk dari daging udang dan hasil sampingnya karena mereka baru pertama kali mengenal produk olahan tersebut, kecuali petis udang ada sekitar 3 orang peserta yang pernah membuatnya namun dengan metode yang berbeda. Pengenalan jenis-jenis kemasan dan metode active packaging juga memberikan pemahaman baru kepada para peserta. Setelah pelatihan, mereka mampu membuat sendiri produk olahan udang dan hasil sampingnya, serta berminat untuk menerapkan materi pelatihan yang disampaikan sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan keluarga.Abstract: Shrimp is one of the high protein food ingredients which provides protein approximately 2/3 of the human animal protein needs. Shrimp processing often leaves the head and skin only discarded as waste. The aim of this training activity was to provide an understanding to the public about the hazard of shrimp waste and how to process shrimp and its by-products into various products that are worth selling. The target of the activity is fisherwomen in the city of Balikpapan, East Kalimantan. The training methods used include (1) counseling about the nutritional value of shrimp and its by-products and the hazard of shrimp waste, (2) training on the manufacture of processed products from meat and shrimp heads and shells, and (3) introduction to various packages and active packaging. Processed products introduced to participants consisted of shrimp paste, shrimp spring rolls, and shrimp cake. The results showed that 50% of participants did not know the importance of maintaining the freshness of shrimp and its by-products to produce quality processed products. Participants were very enthusiastic in participating in the processing of various products from shrimp meat and its by-products because it was their first time getting to know these processed products, except for shrimp paste, there were about 3 participants who had made it but in a different way. The introduction of the types of packaging and the active packaging method also provided new understanding to the participants. After the training, they are able to make their own processed shrimp products and by-products, and are interested in applying the training materials presented as an effort to increase family income.