Tione Afifaya Dumamika
Universitas Telkom

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

PENGAPLIKASIAN TEKNIK BLOCK PRINTING DENGAN MATERIAL KAYU BEKAS KEBAKARAN HUTAN KALIMANTAN BARAT PADA PAKAIAN READY TO WEAR Tione Afifaya Dumamika; Mochammad Sigit Ramadhan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27154

Abstract

Block printing is a technique of producing images repeatedly on a surface that produces original and unique work because it was done manually. However, as time goes by, block printing is still less well known and less developed in Indonesia. In addition to the newly used wood, block printing plates can be replaced by various alternative materials, such as wood from forest fires. Unfortunately, wood from forest fires often has no selling value and can only be used as charcoal or firewood by the surroundingcommunity. This research aims to find a solution to utilize and increase the value of unused forest fires wood into block printing plates. The author was inspired to use forest fires wood as a block printing plate to increase the artistic and economic value of wood and give a new image to the surface of textiles and fashion products. This research was carried out using qualitative research methods in the form of observations made by observing the condition of wood from forest fires directly; literature studies areobtained from several journals, books, and articles; also, experiments consisting of initial, advanced, and selected experiments. The products produced from this research are sheets of cloth and a collectionof ready-to-wear clothing.Keywords: block printing, wood residue, fashion. AbstrakBlock printing adalah teknik memproduksi gambar secara berulang pada suatu permukaan yang menghasilkan karya orisinil dan unik, karena dilakukan secara manual. Tetapi seiring berjalannya waktu, block printing masih kurang dikenal dan kurang berkembang di Indonesia. Bahan untukmembuat plat cetak block printing dapat diganti dengan berbagai material alternatif, seperti kayu bekas kebakaran hutan. Kayu bekas kebakaran hutan seringkali sudah tidak memiliki nilai jual dan hanya dapat dijadikan arang atau kayu bakar oleh masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini yaitumendapatkan solusi untuk memanfaatkan dan meningkatkan nilai kayu bekas kebakaran hutan yang sudah tidak terpakai menjadi plat cetak block printing. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis terinspirasi untuk menggunakan kayu bekas kebakaran hutan sebagai plat cetak block printing agar dapat menaikkan nilai seni dan ekonomi kayu, juga dapat memberikan image baru pada permukaan tekstil dan produk fashion. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif berupa observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung kondisi kayu bekas kebakaran hutan, studi literatur mengenai topik penelitian didapatkan dari beberapa jurnal, buku, dan artikel, dan eksperimen yang terdiri dari beberapa percobaan eksplorasi awal, lanjutan dan terpilih. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa lembaran kain dan koleksi pakaian ready to wear.Kata Kunci: block printing, kayu bekas, fashion. Authors:Tione Afifaya Dumamika : Universitas TelkomMochammad Sigit Ramadhan : Universitas Telkom References:Adi, S. P., Susanti, N., & Panggabean, M. N. R. (2020). Cetak Tinggi dan Pengaplikasiannya (I. G. N. T. Marutama & M. K. M. Saat (eds.); 1st ed.).Surakarta: UNS Press.Dumamika, Tione Afifaya. (2021). “Pengaplikasian Teknik Block Printing dengan Material Kayu Bekas Kebakaran Hutan”. Hasil DokumentasiPribadi: 1 Januari s.d 30 Oktober 2021, Kalimantan Barat.Eskak, E., & Sumarno. (2016). Peningkatan Nilai Tambah pada Cacat Batang Kayu dengan Kreasi Seni. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 33(2),133–144.Ganguly, D., & Amrita. (2013). A Brief Studies On Block Printing Process In India. Man-Made Textiles in India, 41(6), 197–203.Kafka, F. J. (1973). Batik, Tie Dyeing, Stenciling, Silk Screen, Block Printing: The Hand Decoration of Fabrics. USA: Dover Publications.Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2018). Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu. www.menlhk.go.id (diakses tanggal 24 April 2021).Lestari, S. B. (2014). Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sosial di Kalangan Mahasiswa. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora, 14(3), 225–238.Media Indonesia. (2019). Olah Limbah Kayu, Solusi Atasi Pembakaran Lahan. www.mediaindonesia.com. (diakses tanggal 24 April 2021).Needleman, D. (2018). The Ancient Art of Jaipur Block Printing, and What It Means to India. https://www.nytimes.com/2018/05/18/t-magazine/block-print-jaipur-india.html (diakses tanggal 1 Mei 2021).Puspitawati, S., & Ramadhan, M. S. (2019). Pengaplikasian Teknik Block Printing Dengan Inspirasi Motif Dari Kebudayaan Suku Baduy. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 7(3), 205–214. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/download/925/695Qodriyatun, S. N. (2014). Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan. Info Singkat Kesejahteraan Sosial, VI(06), 9–12.Rahman, D. (2017). Seni Grafis Indonesia Kembali ke “Jalan Masif”. Brikolase, 9(2), 90–97.Rohani. (2017). Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Media Bahan Bekas. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 137-145. https://doi.org/10.30870/jpppaud.v4i2.4653.Safitri, R., & Rachmat, G. (2016). Studi Kelayakan Kayu Bekas Landasan Peti Kemas sebagai Elemen Interior Lepas. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 4(3). 243-252.SiPongi Karhutla Monitoring Sistem. (2020). Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia Tahun 2016-2021. www.sipongi.menlhk.go.id (diakses tanggal 20 Oktober 2020).The Kindcraft. (2020). Introduction to Indian Block Printing: Anokhi Museum in Jaipur India. www.thekindcraft.com (diakses tanggal 22 Desember 2020).Trisnawati, T. Y. (2016). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi. Jurnal The Messenger, 3(2), 36-43. https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.268.Waddell, G. (2004). How Fashion Works: Couture, Ready-to-Wear and Mass Production. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(09), 00-00.
STRATEGI PERANCANGAN DESAIN MOTIF SEBAGAI IDENTITAS BORDIR TASIKMALAYA Tione Afifaya Dumamika; Rani Asisah; Fathan Aldhitama; Riksa Belasunda
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.50990

Abstract

Embroidery is a form of handicraft that is done manually and by machine to decorate textile surfaces. One of the largest embroidery producing areas in Indonesia is Tasikmalaya, because embroidery has been passed down from generation to generation since ancient times and is a source of livelihood for the local community. Tasikmalaya is one of the cities in the Creative KaTa (Creative District/City) with superior handicraft products that have the potential to go global, if the right design assistance is carried out. This is because the actors are creative and always try to create something innovative. To keep up with the times, the Tasikmalaya embroidery industry is currently being influenced by modernity in every aspect, starting from the work process, motifs, and product variations. However, this is also a factor in the loss of the identity of Tasikmalaya embroidery. To overcome these problems researchers used data collection methods, namely observation, interviews, semantic differential scales, questionnaires, and literature. The design research approach method used is design thinking to produce a design innovation in the craft sector, which can later help the embroidery industry in Tasikmalaya. The results of this study aim to produce motif designs that can strengthen the identity of Tasikmalaya embroidery. The solutions provided by researchers can describe Tasikmalaya's identity, can be implemented, and are expected to help overcome existing problems in the Tasikmalaya embroidery industry.Keywords: embroidery, identity, Tasikmalaya, design thinking. Abstrak:Bordir merupakan salah satu bentuk kerajinan tangan yang dikerjakan secara manual dan mesin untuk menghias permukaan tekstil. Salah satu daerah penghasil kerajinan bordir terbesar di Indonesia adalah Tasikmalaya, karena kerajinan bordir dilakukan secara turun temurun sejak zaman dahulu dan merupakan sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Tasikmalaya termasuk salah satu kota dalam KaTa Kreatif (Kabupaten/kota Kreatif) dengan keunggulan hasil produk kerajinannya yang berpotensi mendunia, jika dilakukan pendampingan desain yang tepat. Hal ini dikarenakan para pelakunya yang kreatif dan selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang inovatif. Untuk mengikuti perkembangan zaman, industri bordir Tasikmalaya saat ini mendapat pengaruh kemodernan pada setiap aspeknya mulai dari proses pengerjaan, bentuk motif, dan variasi produk. Namun, hal ini juga yang menjadi salah satu faktor hilangnya identitas bordir Tasikmalaya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, skala diferensial semantik, kuesioner, dan literatur. Metode pendekatan penelitian desain yang dilakukan adalah design thinking untuk menghasilkan sebuah inovasi desain pada bidang kriya, yang nantinya dapat membantu industri bordir di Tasikmalaya. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan desain motif yang dapat memperkuat identitas bordir Tasikmalaya. Solusi yang diberikan peneliti dapat menggambarkan identitas Tasikmalaya, dapat diimplementasikan, dan diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di industri bordir Tasikmalaya.Kata Kunci: bordir, identitas, Tasikmalaya, design thinking. Authors:Tione Afifaya Dumamika : Universitas TelkomRani Asisah : Universitas TelkomFathan Aldhitama : Universitas TelkomRiksa Belasunda : Universitas Telkom References: Bankah, M. K. P., Ciptandi, F., & Viniani, P. (2021). Potensi Pengembangan Produk Kerajinan Anyaman Khas Tasikmalaya Rajapolah Dengan Metode: Design Thinking. eProceedings of Art & Design, 8(6). https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/artdesign/article/view/17177.Brown, T. (2008). Design thinking. Harvard business review, 86(6), 84. https://scholarshare.temple.edu/handle/20.500.12613/125.Bunyamin, B. (2002). Lambang Kota Tasikmlaya (Patent No. 1). Tasikmalaya: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind Map. In The Buzan Organisation (6th ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Ciptandi, F. (2021). Peluang Adaptasi Kriya terhadap Perkembangan Teknologi. http://digilib.isi.ac.id/10252/1/Fajar Ciptandi_Materi Seminar Nasional FSR ISIYK 2021.pdf.Darusman, Y. (2019). The local wisdom of Tasikmalaya embroidery in the creative economy for the modern era (study in Tasikmalaya City, West Java). International Journal of Innovation, Creativity and Change, 9(1), 278-294.Diskominfo Jawa Timur. (2010). Industri Kreatif, Kerajinan Berbasis Budaya. Jawa Timur: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/22371.Kemenparekraf RI. (2022). KaTa Kreatif: Mengenal Produk Kriya Tasikmalaya yang Mendunia. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. https://www.kemenparekraf.go.id/ragam-ekonomi-kreatif/kata-kreatif-mengenal-produk-kriya-tasikmalaya-yang-mendunia.Kemenperin RI. (2023). Kinerja Ekspor Kerajinan Naik, Kemenperin Terus Perluas Pasar IKM. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. https://kemenperin.go.id/artikel/23896/Kinerja-Ekspor-Kerajinan-Naik,-Kemenperin-Terus-Perluas-Pasar-IKM-.Kight, K. (2011). A Field Guide to Fabric Design (C. Bix (ed.)). USA: C&T Publishing.Loita, A., & Husen, W. R. (2018). Variasi Bentuk dan Makna Motif di Sentra Bordir Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni, 3(2), 166“179.Pemerintah Kota Tasikmalaya. (2022). Tasikmalaya: KUMKM Tasikmalaya.Setiawan, A. (2020). Kerancang Bukittinggi, Sehelai Karya Seni Bernilai Tinggi.  INDONESIA.GO.ID: Portal Informasi Indonesia. https://indonesia.go.id/kategori/keanekaragaman-hayati/2079/kerancang-bukittinggi-sehelai-karya-seni-bernilai-tinggi?lang=1.Setiawan, I., Lasmiyati, Harsono, T. Di., Gufron, A., Nirmala, W., & Madiyo. (2019). Potensi Budaya di Kota Tasikmalaya. Bandung: BPNB Jawa Barat. http://katalog.kemdikbud.go.id//index.php?p=show_detail&id=525891.Soewardikoen, D. W. (2021). Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual (B. Anangga & F. Maharani (eds.); 1st ed.). Yogyakarta: PT Kanisius.Sofyan, A. N., Sofianto, K., Sutirman, M., & Suganda, D. (2019). Seni Bordir Tasikmalaya dalam Konstelasi Estetik dan Identitas. Patanjala¯: Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 11(1), 81. https://doi.org/10.30959/patanjala.v11i1.476.Sumarto, S. (2019). Budaya, Pemahaman dan Penerapannya. Jurnal Literasiologi, 1(2), 144“159. https://doi.org/10.47783/literasiologi.v1i2.49.Swarnadwitya, A. (2020). Design Thinking: Pengertian, Tahapan dan Contoh Penerapannya. Jakarta: BINUS University. https://sis.binus.ac.id/2020/03/17/design-thinking-pengertian-tahapan-dan-contoh-penerapannya/.