Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JKMS : Jurnal Ilmu Komunikasi

PENGELOLAAN KESAN PENGEMIS CACAT FISIK DI KOTA PEKANBARU Tri Melisa Selviani; Genny Gustina Sari
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jkms.v7i1.5673

Abstract

Berdasarkan Dinas Sosial Kota Pekanbaru, jumlah pengemis di Pekanbaru telah meningkat dari 15 orang pada tahun 2015 menjadi 80 pada tahun 2016. Bahwa, ada aturan larangan pengemis yang tercantum dalam Peraturan Daerah Pekanbaru tentang tatanan sosial dalam Bab 3 bagian 3 mengenai larangan untuk pengemis dan tunawisma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tahap depan dan tahap belakang pengemis yang cacat.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek penelitian terdiri dari 4 pengemis cacat, 3 pria dan seorang wanita, yang diperoleh dengan menggunakan teknik bola salju. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Untuk mencapai validitas, penulis menggunakan ekstensi partisipasi dan triangulasi.Hasilnya menemukan bahwa pada tahap depan, pengemis cacat dikelola kesan verbal dan nonverbal. Dalam kesan verbal, pengemis dapat menyapa "Assalamualaikum" untuk target mereka menggunakan intonasi rendah dan lemah. Sementara dalam kesan nonverbal, pengemis menggunakan nada suara yang panjang dan lemah, menggunakan mangkuk dan tangan sebagai tanda bahwa mereka memohon uang, dan bahasa tubuh yang lamban. Munculnya para pengemis di panggung depan mengenakan pakaian lusuh dan membawa tas atau saku untuk menghemat uang dari mengemis. Ekspresi wajah yang mereka tunjukkan menyedihkan, sedih, dan datar. Berbeda dari panggung depan, di tahap belakang, komunikasi verbal menggunakan bahasa daerah dengan intonasi yang jelas dan tinggi, tidak kaku, tegas, dan kasar. Sementara di tahap belakang, mereka menggunakan sikap nonverbal dengan berkomunikasi dengan suara nada tinggi, tertawa lepas, bahasa tubuh gesit, berpakaian bersih, dan ekspresi wajah ceria.
MAKNA DIRI RESCUER PADA BADAN SEARCH AND RESCUE NASIONAL KANTOR SAR PEKANBARU Genny Gustina Sari; Yose Fratama
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jkms.v6i1.4237

Abstract

Rescuer's work in every search and rescue operation is a high-risk job. Working as a Rescuer can endanger their own lives and require them in continuous preparedness. The high humanity and strong mental of Rescuer play a role in saving the lives of those whose bodies are incomplete. In their work, Rescuer always interacts well with fellow Rescuer as well as with the community in every search and rescue operation. This study aims to determine the meaning of Rescuer’s self and the meaning of humanity for Rescuer at National SAR Agency of Pekanbaru SAR Office.This research uses descriptive qualitative research type with phenomenology approach. Research subjects consist of four Rescuer at National SAR Agency of Pekanbaru SAR Office selected by using purposive technique. This study uses data collection techniques through in-depth interviews, observation, and documentation. To achieve the validity of the data in this study, researchers used extension of participation, triangulation, and reference adequacy.The results show that the first, the meaning given by the Rescuer at the National SAR Agency of Pekanbaru SAR Office to himself as a Rescuer that is as a humanity worker, helper in any case, and servant of the state. Second, the meaning of humanity for a Rescuer at the National Rescue Agency of Pekanbaru SAR Office in his work as Rescuer is helping others, as the basis of work, and the task of every human being.
PELATIHAN KOMPETENSI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM MEMPERSIAPKAN MASYARAKAT SADAR WISATA DI KOTA SIAK SRI INDRAPURA KABUPATEN SIAK Welly Wirman; Ringgo Eldapy Yozani; Genny Gustina Sari; Chelsy Yesicha
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jkms.v7i2.7338

Abstract

Kabupaten Siak Sri Indrapura adalah salah satu kabupaten yang konsisten dalam mengembangkan industri pariwisata di provinsi Riau. Hal ini dibuktikan dengan perubahan wajah Kota Siak Sri Indrapura yang bersiap dan berbenah untuk menyambut wisatawan yang lebih banyak setiap tahunnya, selain itu juga dibuktikan dengan terpilihnya Istana Siak sebagai situs terpopuler dalam Anugran Sapta Indonesia Tahun 2017 oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada Event Tour De Siak yang diadakan tahun 2016 lalu, penulis sempat melakukan perbincangan dengan masyarakat setempat mengenai kondisi yang terjadi saat event ini berlangsung. Mayoritas peserta dan wisatawan mancanegara yang datang tidak fasih berbahasa Indonesia apalagi Bahasa Melayu dan sebaliknya juga masyarakat setempat selaku tuan rumah tidak lancar berbahasa Inggris. Berdasarkan realitas di atas, penulis tertarik untuk melakukan pelatihan tentang bagaimana kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat Siak guna mempersiapkan Siak sebagai daerah tujuan wisata. Sasaran dalam pelatihan ini lebih difokuskan pada generasi muda yang tinggal di Siak dan belum bekerja, pelatihan ini akan membuka ladang pekerjaan baru di Siak dan tentunya melalui pelatihan yang diadakan dapat bermanfaat menjadikan Siak kabupaten yang tidak hanya layak anak tetapi juga sebagai salah satu daerah tujuan wisatawan dalam dan luar negeri.Pelatihan yang dilakukan pada tanggal 12 September 2018 menghasilkan antusias warga yang sangat tinggi. Kami melihat bukan hanya pemerintah yang bersemangat memajukan daerah namun juga masyarakat yang terlihat antusias menyiapkan daerahnya sebaga tujuan wisata Provinsi Riau. Selain pelatihan, kami juga memberikan praktek public speaking kepada masyarakat untuk menyambut wisatawan yang datang. Kami sedang mengupayakan artikel untuk dimuat di Jurnal Nasional sebagai bentuk publikasi ilmiah serta pamplet yang nantinya akan dibagikan dan disebarkan tidak hanya di Siak tetapi juga di lokasi strategis seperti bandara dan pelabuhan.
POLA KOMUNIKASI NARAPIDANA PEREMPUAN WARGA NEGARA ASING DALAM BERINTERAKSI DENGAN NARAPIDANA WARGA NEGARA INDONESIA DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II b KOTA PEKANBARU Genny Gustina Sari; Noor Efni Salam; Rusmadi Awza
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35967/jkms.v5i2.4133

Abstract

Memasuki MEA 2015, Indonesia dihadapkan dengan begitu banyak tantangan diberbagai bidangkehidupan termasuk bidang pertahanan dan keamanan. Tingginya tindak kriminalitas di Indonesiakhususnya di Pekanbaru disebabkan lemahnya fungsi lembaga social dan lembaga hokum yang berlakudi masyarakat. Ancaman kejahatan tidak hanya bersumber dari dalam negeri tetapi juga dari negeri. MudahnyaWarga Negara Asing lalu lalang di kota Pekanbaru tanpa adanya aturan yang jelas menyebabkantidak sedikit tindak kejahatan dilakukan justru oleh orang asing. Meskipun demikian, hokum yang berlakutetaplah hokum dimana kejahatan tersebut dilakukan dalam penelitian ini Indonesia. Perempuansebagai pelaku tindak kejahatan memiliki resiko baik psikis maupun fisik yang lebih rentan dibandingkanlaki-laki. Untuk kasus Warga Negara Asing yang menjadi narapidana perempuan di Kota Pekanbaru memrlukanusaha lebih dalam proses adaptasi dengan masyarakat pribumi. Penelitian ini menggunakan metodepenelitian deskriptif kualitatif, dengan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling, yangmenyeleksi tiga informan terpilih, yaitu seorang KASUBSI Registrasi Lembaga Permasyarakatan kelas IIA Pekanbaru, dan tiga orang Warga Negara Asing. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,wawancara mendalam, serta dokumentasi. Untuk teknik analisa data, mengacu pada model interaktifHuberman dan Miles. Untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan tehnik perpanjangan keikutsertaandan triangulasi. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pola komunikasi narapidana perempuanWarga Negara Asing terbagi menjadi dua yaitu, Pola komunikasi internal yang menggunakan skema semuasaluran dimana satu sama lain bisa saling berinteraksi dan mempengaruhi, kemudian pola komunikasieksternal menggunakan skema Y dimana mereka menggunakan perantara sebagai penterjemah. Hambatandalam proses komunikasi terdiri dari hambatan internal dan eksternal.