Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Performansi Hutan di Berbagai Tipe Kategorisasi Hutan Adat Berdasarkan Kelembagaan Masyarakat Adat. Hefri Oktoyoki; Didik Suharjito; Saharuddin Saharuddin; Dimas Prasaja
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.2.137-148

Abstract

Studi terdahulu menunjukkan adanya perbedaan hasil peran kelembagaan adat dalam menjamin kelestarian sumberdaya hutan. Oleh karena itu penelitian tentang performansi hutan pada hutan milik masyarakat adat masih menjadi kajianpenting untuk dilakukan di berbagai daerah. Setiap masyarakat dengan berbagai macam kebudayaan memilikikelembagaan tersendiri dalam hal pengelolaan hutannya. Penelitian ini menjelaskan performansi hutan yang dimilikimasyarakat adat. Pengambilan data dengan cara wawancara semi terstruktur, observasi lapangan dan pengukuran tegakanhutan. Pendekatan menggunakan analisis kelembagaan dan analisis performansi hutan. Hasil penelitian berdasarkanpengetahuan lokal masyarakat (local knowledge) menunjukkan bahwa terdapat nilai, norma terkait dengan pengelolaanhutan yang diwujudkan dengan berbagai bentuk kategorisasi hutan. Analisis performansi menunjukkan hutan-hutan yangmereka miliki secara ekologi termasuk kategori hutan yang stabil (balanced forest).
Potensi Liken Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Di Kawasan Sentul Bogor Surti Kurniasih; Munarti Munarti; Dimas Prasaja; Anna Ayu Lestari
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.1.17-24

Abstract

Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang terjadi di perkotaan terutama di daerah dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi.  Liken sangat peka terhadap parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban, angin dan polusi udara sehingga dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemaran udara.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis liken yang dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk memonitoring kualitas udara di Kawasan Sentul Eco Edu Tourism Forest.  Metode penelitian yang digunakan adalah deskripif eksploratif, Pengambilan data liken dilakukan di tiga lokasi secara purposive sampling yaitu memilih secara sengaja lokasi yang dianggap memiliki tingkat polusi yang berbeda berdasarkan tingkat aktivitas manusia.  Luas pengamatan liken dilakukan pada permukaan kulit batang pohon secara melingkar setinggi ±150 cm dari permukaan tanah, Analisis kandungan logam berat yaitu timbal (Pb) dan kromium (Cr) dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Sembilan jenis liken yang berhasil diidentifikasi dengan dua jenis tipe tallus yaitu Foliose dan Crustose.  Jenis Parmelia paling sedikit ditemukan dan merupakan jenis liken yang sensitif sedangkan jenis liken Cryptochenia effusa ditemukan paling banyak dan terdapat pada semua lokasi pengamatan sehingga jenis ini tergolong toleran terhadap perubahan kualitas udara. Berdasarkan akumulasi Pb dan Cr pada tallus, jenis Parmelia lebih banyak mengakumulasi Pb dan Cr dibanding jenis Crypthocenia dan Physcia.
INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI JALUR PENDAKIAN KAWAH RATU TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK Aip Muhamad Irpan; Dimas Prasaja
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2021.7.1.35-48

Abstract

Di Indonesia, penelitian mengenai Jamur masih belum banyak dilakukan. Hal ini membuat minimnya informasi tentang keanekaragaman Jamur, sehingga perlu adanya kegiatan eksplorasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi Jamur makroskopis khususnya di jalur pendakian Kawah Ratu Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Penelitian ini menggunakan metode jelajah. Data yang diamati meliputi data primer dan data sekunder. Identifikasi Jamur menggunakan alat bantu berupa buku identifikasi, jurnal yang relevan, aplikasi, dan website identifikasi Jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan jalur pendakian Kawah Ratu TNGHS terdapat 59 spesies Jamur dari 2 divisi yang berbeda, yaitu Divisi Ascomycota yang meliputi satu famili dan 2 spesies, serta Divisi Basidiomycota yang meliputi 18 famili dan 57 spesies.
KEANEKARAGAMAN BRYOPHYTA DI KAWASAN PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI ALAM BODOGOL Aan Aditya Pratama; Surti Kurniasih; Dimas Prasaja
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2022.8.2.131-140

Abstract

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) wilayah sekitar 2.600 ha (26 km2) merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tumbuhan lumut Bryophyta merupakan tumbuhan tingkat rendah yang banyak dijumpai di daerah tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman lumut (Bryophyta) di kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilaksanakan mulai Januari – September 2021. Penelitian ini dilakukan pada empat stasiun pengamatan menggunakan metode jelajah dengan teknik pengambilan data secara purposive sampling. Parameter lingkungan yang diukur diantaranya suhu, kelembaban udara, pH tanah dan intensitas cahaya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebanyak 21 spesies yang termasuk kedalam 15 famili yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah sebanyak 1466 individu. Jenis tumbuhan lumut terbanyak ditemukan di kawasan PPKAB adalah Barbula indica dari famili Pottiaceae dengan jumlah 295 individu. Indeks keanekaragaman pada semua stasiun pengamatan tergolong sedang, indeks kemerataan semua stasiun berada pada kategori tinggi dikarenakan pertumbuhan yang tumbuh beragam dan merata dan indeks dominansi berada pada kategori rendah hal tersebut dikarenakan nilai indeks yang mendekati nol sehingga tidak adanya spesies yang sangat mendominasi pada setiap stasiun pengamatannya.