Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

Perubahan Beberapa Sifat Fisika Tanah Akibat Pemberian Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Mhd Rizha Fahlevi; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.594 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i4.12818

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan beberapa sifat fisika dan kimia tanah akibat pemberian limbah cair industri kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di kebun PT Austindo Nusantara Jaya Agri Binanga kabupaten Padang Lawas Utara Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan survey dan pengambilan sampel tanah dengan teknik zigzag, sampel tanah yang diambil adalah sampel tanah utuh dan tidak utuh dengan menggunakan ring sampel dan bor tanah. Selanjutnya dianalisis di laboratorium Fisika Tanah, selanjutnya data hasil analisis laboratorium dilakukan uji anova dengan menggunakan rancangan RAK non faktorial. Hasil analisis uji anova menunjukkan bahwa perlakuan yang dicobakan tidak berbeda nyata terhadap sifat fisika tanah yang diamati. Namun hasil pengamatan terhadap kelas masing masing parameter sifat fisika tanah khususnya untuk permeabilitas terjadi perubahan kelas dari agak lambat menjadi sedang. Sementara untuk parameter yang lain tidak terjadi perubahan kelas. Pemberian limbah cair kelapa sawit secara umum dapat merubah sifat kimia tanah seperti pH, C-organik, N-total, dan K-dd. Khusus untuk P-tersedia meningkat dari kelas sangat rendah menjadi sangat tinggi dengan nilai 59,85 ppm.(Changes in Some Physical Properties of Soil As a Result of Giving Liquid Palm Oil Industry Waste)Abstract. This study aims to determine changes in some physical and chemical properties of soil due to the provision of liquid waste from the palm oil industry. This research was conducted in the garden of PT Austindo Nusantara Jaya Agri Binanga, Padang Lawas Utara, North Sumatra. The method used in this research is a descriptive method by conducting surveys and soil sampling with zigzag technique, soil samples taken are intact and non-intact soil samples using ring samples and ground drill. Furthermore, it is analyzed in the Soil Physics laboratory, then the results of laboratory analysis data are carried out using ANOVA test using a non factorial RCBD design. Anova test analysis results showed that the treatments tested were not significantly different from the physical properties of the soil observed. However, the results of observations of each class of the parameters of soil physical properties, especially for permeability, changes in class from slow to moderate. While for other parameters there is no change in class. The provision of palm oil liquid waste in general can change the soil chemical properties such as pH, C-organic, N-total, and K-dd. Especially for the P-available increased from very low class to very high with a value of 59.85 ppm.
Tingkat Bahaya Erosi Pada Perkebunan Kelapa Sawit di Kota Subulussalam Heriadi Dedek Sahputra; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.614 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i2.14853

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi pada perkebunan kelapa sawit di Kota Subulussalam. Metode penelitian menggunakan metode deskriftif yang didasarkan pada hasil pengamatan di lapangan dan analisis tanah di laboratorium. Erosi tanah dihitung dengan menggunakan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikemukakan oleh Wischmeir dan Smith (1978). Metode USLE mengamati beberapa aspek seperti erosivitas, erodibilitas, faktor panjang dan kemiringan lereng, faktor pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, persiapan, pengumpulan data, pelaksanaan lapangan, analisis laboratorium dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pada lokasi penelitian ini terdapat enam satuan peta lahan (SPL) dengan total luas 2437,83 Hektar. Erosi potensial tertinggi dijumpai pada SPL 2 yaitu sebesar 6762,10 ton ha-1 th-1 dan erosi potensial terendah dijumpai pada SPL 1 yaitu 172,01 ton ha-1 th-1. Erosi aktual tertinggi dijumpai pada SPL 2 yaitu sebesar 473,35 ton ha-1 th-1 dan erosi aktual terendah dijumpai pada SPL 5 yaitu 9,58 ton ha-1 th-1. Terdapat 3 klasifikasi tingkat bahaya erosi yaitu tingkat bahaya erosi ringan (R) pada SPL 1, SPL 5, dan SPL 6, tingkat bahaya erosi sedang (S) pada SPL 3, dan tingkat bahaya erosi berat (B) pada SPL 2 dan SPL 4.The Level of Erosion Hazard at Oil Palm Plantation in Subulussalam CityAbstrak.  This study aims to determine the level of erosion hazard in palm oil plantations in Subulussalam City. The research method uses a descriptive method based on field observations and soil analysis in the laboratory. Soil erosion is calculated by using the formula of Universal Soil Loss Equation (USLE) which is invented by Wischmeir and Smith (1978). The USLE method observes several aspects such as erosivity, erodibility, length and slope factors, crop management factors and conservation actions. This research consists of several stages, namely, preparation, data collection, field implementation, laboratory analysis and data analysis. The results of the study showed that at the location of this study there were six units of land maps (SST) with a total area of 2437.83 hectares. The highest potential erosion was found in SPL 2 which was 6762.10 tons ha-1 th-1 and the lowest potential erosion was found in SPL 1 which was 172.01 tons ha-1 th-1. The highest actual erosion was found in SPL 2 which was 473.35 tons ha-1 th-1 and the lowest actual erosion was found in SPL 5 which was 9.58 tons ha-1 th-1. There are 3 classifications of the level of erosion hazard namely the level of light erosion hazard (R) in SPL 1, SPL 5, and SPL 6, the level of moderate erosion hazard (S) in SPL 3, and the level of severe erosion hazard (B) in SPL 2 and SPL 4.
Analisis Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Tanaman Sere Wangi di Kabupaten Gayo Lues Mulyana Mulyana; Manfarizah Manfarizah; Abubakar Karim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.813 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i1.10461

Abstract

Abstrak. Tanaman sere wangi merupakan salah satu  komoditas unggulan Kabupaten Gayo Lues yang kian marak dikembangkan karena semakin tingginya permintaan pasar akan minyak atsiri dari sere wangi, sehingga para petani dewasa ini mulai mengembangkan usaha sere wanginya dengan kurang memperhatikan lahan-lahan yang sesuai untuk dikembangkan tanaman sere wangi, seperti yang terjadi di Kecamatan Pining, Kecamatan Terangun dan Kecamatan Tripe Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luas dan sebaran lahan sere wangi eksisting, serta luas dan sebaran lahan berdasarkan kelas kesesuaian lahan baik yang sudah ditanami sere wangi maupun lahan baru yang sesuai untuk pengembangan tanaman sere wangi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan teknik survai. Hasil analisis menunjukkan bahwa luas lahan sere wangi eksisting pada ketiga kecamatan tersebut adalah seluas 4.365,61 ha kelas kesesuaian lahan yang berpotensi dikembangkan tanaman sere wangi berdasarkan fungsi kawasan dan ketinggian tempat adalah seluas 38.319,91 ha dengan kelas kesesuaian cukup sesuai (S2) seluas 24.550,69 ha (64,07 %) dan kelas sesuai marginal (S3) seluas 13.769,92 ha (35,93 %).Land Suitability Analysis to Expand Citronella Planst in Gayo Lues RegencyAbstract. Citronella plant is one of Gayo Lues Regency’s leading commodity which is excessively to be developed due the increase of market demand for citronella’s essential oil, so tahat many farmers are beginning to develop their citronella farming with less consider about the suitable land for develop it, such as happen in Pining, Terangun, and Tripe Jaya Sub-districts. This research aims to analyze the extent and distribution of existing citronella land, as well as the extent and distribution of land based on it’s suitability classes that have been planted with citronella and another new land which is suitable to develop citronella plants. This research was conducted by using descriptive methods with survey techniques. The results of the analysis showed that the existing land of citronella plant is covering 4.365,61 ha of those sub-districts and land suitability class that potential to develop citronella plants based on the area function and it’s altitude is 38.319,91 ha with moderately suitable class (S2) who are covering  24.550,69 ha (64,07 %) and marginal suitable class (S3) who are covering 13.769,92 ha (35,93 %).
Prediksi Erosi pada Lahan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kabupaten Gayo Lues Menggunakan Metode USLE Riska Ullyana; Manfarizah Manfarizah; Syakur Syakur
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.674 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i2.16958

Abstract

Abstrak. Erosi adalah peristiwa terangkutnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Sampel tanah diambil  dari 10 satuan peta lahan (SPL) yang terdapat pada kebun kopi di Kabupaten Gayo Lues. Perhitungan Erosi menggunakan metode USLE yang faktor penilaiannya adalah faktor erodibilitas, faktor curah hujan, faktor lereng, faktor vegetasi dan faktor konservasi. Terdapat 3 kategori kelas Tingkat Bahaya Erosi (TBE) potensial yaitu kelas sedang terdapat pada SPL 1. Kelas berat terdapat pada SPL 6. Kelas sangat berat terdapat pada SPL 2, SPL 3, SPL 4, SPL 5, SPL 7, SPL 8, SPL 9, dan SPL 10. Terdapat 4 kategori kelas Tingkat Bahaya Erosi  (TBE) aktual yaitu kelas sangat ringan terdapat pada SPL 1, SPL 6, SPL 9. Kelas ringan terdapat pada SPL 2, SPL 5, SPL 7. Kelas berat terdapat pada SPL 3 dan SPL 8. Kelas sangat berat terdapat pada SPL 4.Prediction of Soil Erosion on Arabica Coffee plantation (Coffea arabica L) in Gayo Lues Regency With USLE MethodAbstract. Erosion is the event of the transport of soil from one place to another by natural media. Soil samples were taken from 10 land map units (SPL) found in coffee plantations in Gayo Lues Regency. The calculation of erosion uses the USLE method which the assessment factors are erodibility factors, rainfall factors, slope factors, vegetation factors and conservation factors. There are 3 categories of potential Erosion Danger Level (TBE) classes, namely moderate class at SPL 1. Heavy class is found at SPL 6. Very heavy class is found at SPL 2, SPL 3, SPL 4, SPL 5, SPL 7, SPL 8, SPL 9, and SPL 10. There are 4 categories for the actual Erosion Danger Level (TBE) class, namely the very light class at SPL 1, SPL 6, SPL 9. Light class is at SPL 2, SPL 5, SPL 7. Heavy class is found at SPL 3 and SPL 8. Very heavy class is found at SPL 4
Morfologi dan Klasifikasi Tanah Kebun Sere Wangi di Gayo Lues (Morphology and Soil Classification of Lemongrass Gardens in Gayo Lues) Rizkon Zadidah Nasution; Manfarizah Manfarizah; Zainabun Zainabun
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.631 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18332

Abstract

Tanaman sere wangi merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Gayo Lues yang saat ini terus menerus dikembangkan. Seiring peningkatan permintaan pasar para petani mulai tidak menanam tanpa memperhatikan kesesuaian lahannya, salah satu parameternya adalah jenis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat morfologi dan klasifikasi tanah menurut Sistem Taksonomi Tanah di kebun sere wangi Kabupaten Gayo Lues sampai kategori subgrup. Metode yang digunakan yaitu survai deskriptif kuantitatif. Parameter yang diukur di lapangan berupa sifat morfologi diantaranya: warna dan kedalaman tanah. Di laboratorium berupa sifat fisika tanah adalah tekstur tanah; sifat  kimia tanah yaitu C-organik dan kejenuhan basa serta kapasitas tukar kation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedon I klasifikasi tanah Podsolik Coklat menjadi Ultisol adalah: (a) epipedon okrik karena memiliki warna terang value lembab 3, C-organik memenuhi molik kecuali ketebalannya C-organik ≥ 0,6% (5,67%), kejenuhan basa ≤ 50% (10,48%)dan value serta chroma ≥ 3 (value 4 dan chroma 3); (b) horison penciri bawah yang dijumpai adalah argilik karena mengandung liat 15 - 40%, maka horison argilik 1,2 kali lebih banyak dari horison eluviasi; (c) subordo Humults , great group Haplohumults, subgroup Typic Haplohumults. Pedon II klasifikasi tanah Latosol menjadi Inceptisol adalah: (a) epipedon okrik karena memiliki warna terang value lembab 3, C-organik memenuhi molik kecuali ketebalannya C-organik ≥ 0,6% (5,28%), kejenuhan basa ≤ 50% (22,64%) dan value serta chroma ≥ 3 (value 5 dan chroma 4); (b) horison penciri bawah yang dijumpai adalah kambik karena bertekstur pasir sangat halus/lebih halus warna lebih merah horison atas/bawahnya; (c) subordo Aquepts, great group Endoaquepts, subgroup Typic Endoaquepts. Lemongrass plant is one of the leading commodities of Gayo Lues Regency which is currently being continuously developed. As market demand increases, farmers begin not to plant without paying attention to the suitability of the land, one of the parameters is soil type. This study aims to determine the morphological characteristics and soil classification according to the Soil Taxonomy System in the Lemongrass Gardens, Gayo Lues Regency to the subgroup category. The method used is a quantitative descriptive survey. Parameters measured in the field are morphological characteristics including: color and soil depth. In the laboratory, the physical properties of soil are soil texture; Soil chemical properties are organic C and base saturation and cation exchange capacity. The results showed that pedon I of Podsolic Brown soil classification into Ultisols were: (a) ochric epipedon because it has a light color moist value 3, C-organic meets mollic except the thickness of C-organic 0.6% (5.67%), base saturation 50% (10.48%) and value and chroma 3 (value 4 and chroma 3); (b) the lower characteristic horizon found is argillic because it contains 15 - 40% clay, so the argillic horizon is 1.2 times more than the eluvial horizon; (c) suborder Humults , great group Haplohumults, subgroup Typic Haplohumults. Pedon II soil classification of Latosols into Inceptisols are: (a) ochric epipedon because it has a light color moisture value 3, C-organic meets mollic except the thickness of C-organic 0.6% (5.28%), base saturation 50% (22.64%) and value and chroma 3 (value 5 and chroma 4); (b) the lower characteristic horizon found is kambik because the texture of the sand is very fine/fine, the color is redder, the upper/lower horizon; (c) suborder Aquepts, great group Endoaquepts, subgroup Typic Endoaquepts.
Pengaruh Ukuran Partikel Biochar Bambu Terhadap Sifat Fisika Tanah, Kadar Hara N, P, K dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Selama Dua Musim Tanam (Jagung - Kedelai) Putri Fadilah; Manfarizah Manfarizah; Darusman Darusman
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.116 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i3.17590

Abstract

Abstrak. Bambu merupakan salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk memproduksi arang aktif karena mempunyai daya adsorbsi dan kapasitas tukar kation yang tinggi. Biochar dengan ukuran partikel yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tanah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan empat perlakuan ukuran partikel biochar yang diulang sebanyak tiga kali sehingga menghasilkan 12 satuan plot percobaan dengan dosis biochar sebanyak 15 ton ha-1. Perlakuannya yaitu P0: Kontrol, P1: Biochar berukuran 5.00 - 2.00 mm, P2: Biochar berukuran 2.00 - 1.00 mm, P3: Biochar berukuran 1.00 - 0.5 mm.Tiga parameter yang diteliti dalam penelitian ini yaitu parameter sifat fisika tanah meliputi Berat volume tanah, Porositas, Permeabilitas, Kapasitas menyimpan air (WHC), Daya hantar listrik (DHL), dan pH tanah (H2O); parameter kadar hara tanah meliputi N-total, P-total, dan K-total; dan parameter produksi meliputi polong berisi, polong hampa, total polong, berat biji kering, berat 100 biji dan produksi tanaman kedelai ton ha-1. Penelitian ini dilaksanakan pada kebun percobaan ACIAR Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala sejak bulan Juli sampai November 2020, analisis tanah dan kadar hara dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah dan Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kadar hara N-total dan berat 100 biji berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%. Ukuran biochar bambu yang baik secara keseluruhan dalam memperbaiki sifat fisika tanah, kadar hara tanaman, dan produksi tanaman kedelai adalah biochar yang berukuran 1.00 – 0.5 mm (P3).Influence of Different Sizes of Bamboo Biochar on Soil Physical Properties, Nutrient Uptace N, P, K and Soybean Crop Yield During Two Growing Season (Corn -Soybean)Abstract. Bamboo is one of the raw materials that can be used to produce activated biochar because it has high adsorption and cation exchange capacity. Biochar with different particle sizes has different effects on the soil. This study used a non-factorial randomized block design (RBD) with four treatments of biochar size which were repeated three times so as to produce 12 experimental plot units with a biochar dose of 15 tons ha-1. the treatments were P0: Control, P1: Biochar measuring 5.00 - 2.00 mm, P2: Biochar measuring 2.00 - 1.00 mm, P3: Biochar measuring 1.00 - 0.5 mm. Three parameters studied in this study were of soil physical properties including Bulk density, Porosity, Permeability, Water holding capacity (WHC), Electrical conductivity (DHL), and soil pH (H2O); soil nutrient content parameters include N-total, P-total, and K-total; and production parameters include filled pods, empty pods, total pods, dry seed weight, weight of 100 seeds and soybean crop production ton ha-1. This research was carried out at the ACIAR experimental garden, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University from July to November 2020, soil analysis and nutrient content were carried at the Soil Physics Laboratory and Soil and Plant Research Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University. The results of this study showed that the total N-nutrient content and weight of 100 seeds had a very significant effect at the 1% level. The overall good size of bamboo biochar in improving soil physical properties, plant nutrient content, and soybean production is biochar measuring 1.00 – 0.5 mm (P3).
Analisis Laju Infiltrasi pada Kebun Kopi Robusta di Kecamatan Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara Sartika Ningsih; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.557 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i1.19047

Abstract

Abstrak . Laju infiltrasi adalah kecepatan masuknya air ke dalam tanah dan tergantung pada kondisi tanah. Perkebunan kopi robusta tentunya memiliki beberapa tingkatan umur tanaman yaitu dari umur muda sampai umur dewasa. Akar tanaman yang matang mempengaruhi pori-pori di dalam tanah. Keberadaan akar tanaman di dalam tanah tidak hanya meningkatkan aktivitas mikroorganisme, tetapi pori-pori tanah juga semakin besar sehingga peluang masuknya air ke dalam tanah juga semakin besar. Penelitian ini mengkaji laju infiltrasi pada beberapa umur tanaman kopi Robusta. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kopi Robusta, Desa Bintang Bener, Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara. Penelitian ini menggunakan Double Ring Infiltrometerdan perhitungan menggunakan model Horton. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju infiltrasi tertinggi terdapat pada titik pertama pada umur 9 bulan, laju infiltrasi awal (f0) adalah 24 cm jam־¹ dan laju infiltrasi konstan (fc) adalah 8,4 cm jam־¹ .Analisis Laju Infiltrasi Pada Perkebunan Kopi Robusta Kabupaten Ketambe Kabupaten Aceh TenggaraAbstrak. The infiltration rate is the rate at which water enters the soil and depends on soil conditions. Robusta coffee plantations certainly have several levels of plant age, namely from young age to adult age. Mature plant roots affect the pores in the soil. Plant roots in the soil are not only increasing the activity of microorganisms, but the pores of the soil are also getting bigger so that the opportunity for water to enter the soil is also greater. This study examines the infiltration rate at several ages of Robusta coffee plants. This research was carried out at the Robusta Coffee Garden, Bintang Bener Village, Ketambe District, Southeast Aceh Regency. This study uses a Double Ring Infiltrometer and calculations using the Horton model. The results of this study indicate that the highest infiltration rate is at the first point at the age of 9 months, the initial infiltration rate (f0) is 24 cm hour־¹ and the constant infiltration (fc) is 8.4 cm hour־¹.
Analisis Kualitas Air Irigasi Untuk Pertanian di Daerah Irigasi Pante Lhong kBupaten Bireuen Muhammad Aygun; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.656 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i4.12618

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dan kelas mutu air di Daerah Irigasi Pante Lhoeng Kabupaten Bireuen dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara di Daerah Irigasi Pante Lhoeng Kabupaten Bireuen menggunakan metode penelitian deskriptif yang menggunakan survei lapangan 5 Intake), B (Saluran Primer), C (Saluran Sekunder), D (Saluran Tersier), dan E (Saluran Kuarter). Parameter yang di analisis yaitu kekeruhan udara, DHL (Daya Hantar Listrik), bau, Derajat Kemasaman (pH), Ca, Mg, Fe, Na dan SAR (Sodium Adsorption ratio). Hasil penelitian menunjukkan kualitas Air di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten Bireuen berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tergolong dalam Kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air sama dengan kegunaan tersebut. Selanjutnya berdasarkan FAO (1976) dan (1976) melewati-ikut disertakan ke dalam kelas Baik dan Sangat Baik. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhoong Kab Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 Tahun 2001. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhoong Kab Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 Tahun 2001. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhoong Kab Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 Tahun 2001.Analisis Kualitas Air Irigasi untuk Sawah di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten BireuenPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas udara dan kelas kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten Bireuen dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara di Daerah Irigasi Pante Lhong di Kabupaten Bireuen menggunakan metode penelitian deskriptif yang menggunakan 5 survei lapangan Intake), B (Saluran Utama), C (Saluran Sekunder), D (Saluran Tersier), dan E (Saluran Kuarter). Parameter yang dianalisis adalah kekeruhan udara, DHL (konduktivitas listrik), bau, derajat keasaman (pH), Ca, Mg, Fe, Na dan SAR (Rasio Adsorpsi Natrium). Hasil penelitian yang menunjukkan kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhong di Kabupaten Bireuen berdasarkan PP No.82 tahun 2001 diklasifikasikan sebagai Kelas I, yaitu air yang dapat digunakan untuk air minum mentah dan penggunaan lain yang mempersingkat air. menggunakan kegunaan ini. Selanjutnya, berdasarkan FAO (1976) dan (1976) inklusi termasuk dalam kelas Baik dan Sangat Baik. Kualitas air di Daerah Irigasi Pante Lhong Kabupaten Bireuen belum tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri di Daerah Irigasi Pante Lhong. Di Indonesia, meminta kualitas air menurut Scofield (1936), FAO (1976) dan PP No.82 tahun 2001. 
Penentuan Nilai Konduktivitas Hidrolik Jenuh pada Beberapa Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan Ridha Tiara Suci; Manfarizah Manfarizah; Hairul Basri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.146 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22363

Abstract

Abstract . Ketika semua pori-pori dalam tanah terisi air, maka tanah tersebut dikatakan memiliki daya hantar hidrolik (tanah jenuh). Tidak seperti drainase, yang hanya mengacu pada tindakan pergerakan air, konduktivitas hidrolik jenuh juga mengacu pada bagaimana air, bahan organik, bahan mineral, udara, dan partikel lain yang diangkut oleh air akan diserap ke dalam tanah. Tekstur, struktur, dan porositas adalah tiga variabel yang dapat berdampak pada persyaratan konduktivitas hidrolik jenuh. Penelitian ini mengkaji konduktivitas hidrolik jenuh pada penggunaan lahan hutan, tanaman palawija pada Andisol dan Entisol di Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Menurut temuan studi, nilai konduktivitas hidrolik jenuh di lapangan tergolong ke dalam relatif lamban dan sedang. Assessment of Saturated Hydrolic Conductivity in Several Soil Typesand Land UsesAbstract. When all the pores in the soil are filled with water, the soil is said to have hydraulic conductivity (saturated soil). Unlike drainage, which simply refers to the action of water movement, saturated hydraulic conductivity also refers to how water, organic matter, mineral matter, air, and other particles transported by water are absorbed into the soil. Texture, structure and porosity are three variables that can have an impact on saturated hydraulic conductivity requirements. This study examines saturated hydraulic conductivity on forest land use, secondary crops on Andisols and Entisols in Seulimeum District, Aceh Besar District. According to the study findings, the value of saturated hydraulic conductivity in the field is relatively low and moderate.
Aplikasi Biochar Terhadap Perubahan Sifat Fisika Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Muriadin Muriadin; Manfarizah Manfarizah; Darusman Darusman
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22110

Abstract

Abstrak. Biochar merupakan arang hayati berpori hasil pembakaran secara pirolisis. Biochar mempunyai pori yang banyak dan mampu menyimpan nutrisis tanaman jangka waktu yang lama. Biochar kaya akan karbon, sehingga dapat digunakan sebagai pembenah tanah. Limbah pertanian memiliki potensi besar sebagai bahan baku biochar, namun yang lebih berpotensi untuk dijadikan biochar adalah limbah dari kelapa muda dan ampas tebu karena mudah tersedia dalam jumlah banyak. Biochar dapat memperbaiki sifat fisika tanah, seperti berat volume tanah, porositas tanah dan stabilitas agregat, karena biochar memiliki pori-pori yang banyak sehingga penyimpanan air tinggi yang dapat mempengaruhi perbaikan sifat fisika tanah dan pertumbuhan pakcoy. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial, terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya yaitu: Kontrol (B0), Biochar kelapa muda 20 t ha-1 (B1), Biochar kelapa muda 30 t ha-1 (B2), Biochar kelapa muda 40 t ha-1 (B3), Biochar ampas tebu 20 t ha-1 (B4), Biochar ampas tebu 30 t ha-1 (B5) dan Biochar ampas tebu 40 t ha-1 (B6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kelapa muda dan ampas tebu tidak berpengaruh nyata pada sifat fisika tanah, namun berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan pakcoy. Hal ini disebabkan biochar mampu menyimpan air di dalam ruang pori sehingga tanaman tidak kekurangan air sehingga meningkatkan penyerapan hara pada tanaman dengan baik. Perlakuan biochar ampas tebu 30 t ha-1 memiliki pengaruh pertumbuhan pakcoy terbaik.Application of Biochar to Changes of Soil Physical Properties and Pakcoy Growth (Brassica rapa L.)Abstract. Biochar is a porous biological charcoal resulting from pyrolysis combustion. Biochar has many pores and is able to store plant nutrients for a long time. Biochar is rich in carbon, so it can be used as a soil enhancer. Agricultural waste has great potential as raw material for biochar, but what has more potential to be used as biochar is waste from young coconuts and bagasse because they are easily available in large quantities. Biochar can improve soil physical properties, such as soil volume weight, soil porosity and aggregate stability, because biochar has many pores so that water storage is high which can affect the improvement of soil physical properties and pakcoy growth. This study used a non-factorial completely randomized design, consisting of 7 treatments and 3 replications. The treatments were: control (B0), young coconut biochar 20 t ha-1 (B1), young coconut biochar 30 t ha-1 (B2), young coconut biochar 40 t ha-1 (B3), bagasse biochar 20 t ha-1 (B4), bagasse biochar 30 t ha-1 (B5) and bagasse biochar 40 t ha-1 (B6). The results showed that the application of young coconut biochar and bagasse did not significantly affect the physical properties of the soil, but had a significant effect on the growth parameters of pakcoy. This is because biochar is able to store water in the pore space so that plants do not lack water, thereby increasing nutrient absorption in plants properly. The biochar treatment of bagasse 30 t ha-1 had the best effect on pakcoy growth.