Latar Belakang: Kejadian abortus masih menjadi focus dalam tujuan menjaga status kesehatan ibu dan kesehatan anak. Faktor resiko kejadian abortus telah banyak dilaporkan, baik dari segi genetik, faktor internal ibu, maupun faktor eksternal. Abortus adalah berhentinya kehamilan oleh akibat tertentu pada saat kehamilan berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Beberapa kejadian dan penelitian melaporakan ada indikasi pengaruh imunisasi terhadap kejadian abortus. Sehingga perlu adanya sintesis penelitian untuk merangkum keterkaitan antara imunisasi dan kejadian abortus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh status imunisasi terhadap kejadian keguguran pada Wanita usia 15-49 tahun. Subjek dan Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik pendekatan sistematik review. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teks full artikel dengan desain studi observasional (cross-sectional dan cohort) yang dipublikasikan dari tahun 2017 hingga tahun 2024. Variabel independen meliputi status imunisasi, dan variable dependen yaitu kejadian keguguran pada Wanita usia subur, Pengumpulan data artikel dilakukan dengan mencari artikel pada search database Google Scholar dan Pubmed. Hasil: Status imunisasi mempunyai pengaruh terhadap kejadian keguguran. Peran tenaga Kesehatan dan pengetahuan menjadi pengaruh untuk Wanita usia subur dalam melakukan imunisasi Tetanus, Measles Rubella, dan covid-19. Kesimpulan: Ada hubungan antara status imunisasi terhadap kejadian keguguran pada Wanita usia subur. Peneliti selanjutnya diĀharapkan dapat mengambil lebih banyak artikel agar pengaruh status imunisasi terhadap kejadian keguguran pada Wanita usia subur dapat dilihat dengan lebih jelas.