Isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) telah menjadi persoalan kritis yang tidak hanya memicu sentimen dan ketegangan, tetapi juga memicu konflik hingga berujung pada perpecahan masyrakat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, khususnya di era digital. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi peranan penggunaan media sosial untuk meminimalisasi konflik isu SARA di Indonesia. Artikel ini disusun berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber, antara lain jurnal akademik, buku dan artikel online. Tinjauan literatur ini akan mengeksplorasi berbagai perspektif tentang peran media sosial dalam merawat kebhinekaan, faktor-faktor disintegrasi bangsa di media sosial, dan strategi penggunaan media sosial dalam merawat kesatuan bangsa. Hasil yang didapatkan menyoroti bahwa media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Namun di sisi lain, media sosial dapat menyebabkan disintegrasi bangsa melalui hoaks dan ujaran kebencian. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pengguna media sosial dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa yaitu 5D2C. The issue of ethnicity, religion, race and inter-group (SARA) has become a critical issue that not only triggers sentiment and tension, but also triggers conflict that leads to societal divisions. The rapid development of information and communication technology has had a significant impact on society, especially in the digital era. This article aims to explore the role of using social media to minimize conflict over SARA issues in Indonesia. This article was prepared based on a literature review from various sources, including academic journals, books and online articles. This literature review will explore various perspectives on the role of social media in maintaining diversity, factors of national disintegration on social media, and strategies for using social media in maintaining national unity. The results obtained highlight that social media has a very big role in maintaining the unity and integrity of the Indonesian nation within the framework of Bhinneka Tunggal Ika. But on the other hand, social media can cause disintegration of the nation through hoaxes and hate speech. There are several strategies that social media users can use to maintain national unity and unity, namely 5D2C.