Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah

Tan Malaka: Dari Gerakan hingga Kontroversi Uun Lionar; Ridho Bayu Yefterson; Hendra Naldi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i1.13012

Abstract

Abstrak: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno di tahun 1963, Tan Malaka hingga saat ini masih menjadi pahlawan yang “redup”. Keterlibatannya dalam tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa Hindia Belanda telah menempatkan Tan Malaka pada posisi sulit, mengingat keberadaan PKI yang telah mengukir sejarah kelam di era kemerdekaan. Padahal, jika memperhatikan ide dan gagasan Tan Malaka yang tertuang dalam banyak karyanya, maka selayaknya ia dijuluki sebagai Bapak Republik. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kiprah Tan Malaka dalam pergerakan nasional dah mengekplorasi titik kontroversi Tan Malaka. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa titik kontroversial Tan Malaka terletak pada keterlibatannya di tubuh PKI masa Hindia Belanda, namun demikian Tan Malaka adalah seorang nasionalis yang konsisten memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia melalui ideologi yang diyakininya. Adanya larangan ajaran Marxisme-Komunisme pasca pemberontakan PKI di tahun 1965 membuat Tan Malaka semakin terpinggirkan sebagai pahlawan nasional, selama Orde Baru namanya tidak terdapat dalam buku-buku pelajaran di sekolah maupun dalam Album Pahlawan Nasional, hal ini menjadi kontroversi atas keterlibatnnya di tubuh PKI. Namun, Era Reformasi menunjukkan sebuah kemajuan, buku-buku karangan Tan Malaka kembali dicetak dan banyak ilmuan mulai serius menyelami sosok Tan Malaka, terutama berkenaan dengan pemikiran dan gagasannya.Kata Kunci: Tan Malaka, Kontroversi, RevolusiAbstract: Defined as a National Hero by President Soekarno in 1963, Tan Malaka is still a "dim" hero. His involvement in the Indonesian Communist Party (PKI) during the Dutch East Indies had put Tan Malaka in a difficult position, given the existence of the PKI which had carved a dark history in the era of independence. In fact, if you pay attention to Tan Malaka's ideas and ideas contained in many of his works, then he should be called the Father of the Republic. This research aims to examine Tan Malaka's progress in the national movement and to explore the points of controversy of Tan Malaka. The method in this study uses the historical method which consists of 4 (four) stages, namely hauristics, source criticism, interpretation, and historiography. The findings of this study indicate that Tan Malaka's controversial point lies in his involvement in the PKI during the Dutch East Indies, however, Tan Malaka was a nationalist who consistently fought for the ideals of Indonesian independence through the ideology he believed in. The prohibition against the teachings of Marxism-Communism after the PKI rebellion in 1965 made Tan Malaka even more marginalized as a national hero, during the New Order his name was not included in school textbooks or in the National Hero Album, this became a controversy over his involvement in the PKI. However, the Reformation Era showed progress, Tan Malaka's books were again printed and many scientists began to seriously delve into the figure of Tan Malaka, especially with regard to his thoughts and ideas.Keywords: Tan Malaka, Controversy, Revolution 
Co-Authors Abianza, Erza Adam Prima Afriani, Rini Ahmad Nurhuda Aldri Frinaldi Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Andeskoli, Oriza Anisa Yulia Ariwinata, Yuda Aygilia, Aprina Azfirmawarman, Dony Azizah, Nur Aqlia Azwar Ananda Bellian Putri Mania Bima Villabodi Candrika Dwi Putra Cyindi Noviani David Oktavianus Putra Diahatra, Raras Faiqa Diana Putri Nengsi Efendi, Tifani Ega Karlina Eka Vidya Putra Endro, Eki Erda Fitriani Erda Fitriani ERIZONA, WAWAN Erniwati , Erniwati Erniwati Erniwati Erniwati Erniwati Etmi Hardi Fajria, Rahmah Feni Suarti Ningsih Finni Fajri Mulyani Firman Firman Fitri Febrianti Fitrisia, Azmi Gandi, Indra Muhammad H Hadiyanto Habil Ramanda Haiqal, M Fikri Handraini, Helti HENDRO SURYAWAN Heris Wanjoni Kardina, Mutia Khairul Nizam Kharles Kharles Kinul Kinul laridho syahmitra Lathifah, Hilma Latifa, Asma Lince Magriasti Lince Yendra, Lince Lionar, Uun M.Bima Saputra Maria Montessori Maya Aulia Putri Meri Erawati Mestika Zed Mira Liswar Mitha Arisetya Mudhoffar, Khosyi Muhammad Aidil Mutia Fadila Najmi Najmi, Najmi Nandia Wati Nasution, Annisa Annida Nengsi, Diana Putri Nora Susilawati Novia Tutut Andriana Ofianto, Ofianto Oftia, Desti Nur Oktavia, Yelvi Ompi, Ezra Olly Opianto Opianto Opianto, Opianto Oxyandri, Fristanty Primadona Primadona Primadona Rani Zulhitria Ranti nazmi Ray Silva Ray Silva Refni Yulia Reno Fernandes Ridho Bayu Yefterson Rio Mastri Ririn Dwi Cahyani Rusdi Satria Okatavianus Saumia, Zulfa Sendika, May Shafa Wulan Nacjwa Shalina Shalina Shalina, Shalina Silva, Ray Siska BR Damanik Siska Novianti Siti Fatimah Srisaparmi, Srisaparmi Surtani Surtani Surya Prahara Syabikul Khairi Syafrina, Yelda Syawitri Adelaida, Ariola Vanny, Dasti Veronika, Mutiara Rejani Vicky Kurniawan Wangi, Annisa Wiediapandan Widya Sari Yefterson, Ridho Bayu Yesi Aulia Putri Yola Isvanli Yuda Ariwinata Yulfa, Arie Yundari, Yundari Yunedi, Jefri Zinda Winarfi ZK Abdurahman Baizal Zulfahmi Zulfahmi Zulfani, Cica Zulhitria, Rani