Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Hubungan Internasional

Kedaulatan Negara dalam Kepemilikan Data Digital: Analisis Langkah Strategis Australia Menghadapi Facebook dan Google Arief Bakhtiar Darmawan; Kholifatus Saadah; I Putu Arya Aditia Utama
Jurnal Hubungan Internasional Vol. 16 No. 1 (2023): JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jhi.v16i1.38971

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedaulatan negara dalam ruang siber dengan mengambil studi kasus perselisihan antara Australia dengan Facebook dan Google. Sejak kemunculannya sebagai aktor global pada dekade 1970-an, pertumbuhan perusahaan multinasional yang sangat pesat membuat para akademisi berargumen tentang peran negara yang terus berkurang dalam hubungan internasional. Kemajuan digital saat ini pun tidak lepas dari peran perusahaan multinasional. Tapi penelitian ini membuktikan pengamatan itu tidak sepenuhnya benar. Aktor negara masih memiliki kekuatan dan kedaulatan yang kuat ketika berhadapan dengan perusahaan multinasional raksasa. Penulis berargumen bahwa hal itu mungkin terjadi karena selain keberadaan state sovereignty yang berpengaruh terhadap besarnya kedaulatan negara, terdapat konsep cyber sovereignty yang memungkinkan negara untuk memiliki peran besar dalam era digital. Dalam menganalisis masalah, penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui empat tahapan proses analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, presentasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Australia merasa bahwa Facebook dan Google harus membayar konten-konten berita mengenai Australia karena hal itu merupakan hak negara sebagai pemilik data. Kedaulatan siber yang dimiliki negara memungkinkan adanya pengaturan model bisnis pembagian keuntungan yang lebih merata. Keywords: kedaulatan negara, kedaulatan siber, kekuataan siber, ruang siber
Candlelight Vigil dan Light-stick sebagai Repertoire of Contention dalam Demonstrasi di Korea Selatan tahun 2024 Saadah, Kholifatus
Jurnal Hubungan Internasional Vol. 18 No. 1 (2025): JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jhi.v18i1.68775

Abstract

Masyarakat sipil memiliki peranan yang cukup penting dalam demokrasi. Per anan tersebut dapat dilihat dalam menjaga demokrasi dengan melihat akunta bilitas pemerintah dan menemukan hal-hal yang tidak tepat pada sistem yang berjalan. Salah satu negara dengan masyarakat sipil yang melakukan fungsi tersebut adalah Korea Selatan. Baru-baru ini, masyarakat Korea Selatan mel akukan protes besar-besaran kepada presiden terakhir mereka, Yoon Suk-yeol di tahun 2024, dan berakhir pada pemakzulan oleh Parlemen Nasional. Protes yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan memiliki karakter damai, tan pa pemimpin dan penggunaan repertoire of contention, termasuk candlelight vigil dan yang terbaru, penggunaan light-stick. Protes yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan tidak muncul begitu saja. Belajar dari sejarah seper ti Gwangju Uprising pada tahun 1980an, repertoire tersebut menggabungkan aspek budaya dan elemen generasi untuk memobilisasi partisipan dengan ma sif, dengan tetap mempertahankan prinsip nirkekerasan. Tulisan ini mengana lisis gerakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan melalui pen dekatan gerakan sosial oleh masyarakat sipil, menekankan pada adaptasi dan resonansi dari repertoire agar tetap relevan pada masa sekarang. Kata Kunci: Gerakan Sosial; Repertoire of Contention; Korea Selatan; Yoon Suk-yeol; Masyarakat Sipil.