Agung Hadi Endaryanto
Prodi Sarjana Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Teknologi, Sains, Dan Kesehatan RS Dr. Soepraoen, Kesdam V/ Brawijaya, Malang, Indonesia

Published : 45 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)

PERBEDAAN PENGARUH STRETCHING HAMSTRING DAN ISOMETRIC QUADRICEPS EXERCISE TERHADAP KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS GENU: Differences in The Effects of Hamstring Stretching and Isometric Quadricepts Exercise on Functional Ability in Patients with Osteoarthritis Genu Deo Fau, Yohanes; Hargiani, Fransica Xaveria; Wahyuningrum, Esti Karini; Endaryanto, Agung Hadi
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 1 (2024): JIKep | Februari 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i1.1846

Abstract

Pendahuluan: Osteoarthritis merupakan penyakit kronis jangka panjang dan dapat ditandai oleh adanya kemunduran atau degradasi pada kartilago atau tulang rawan sendi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya gesekan antar tulang, menimbulkan bengkak, nyeri, kaku serta gerak sendi menjadi terbatas. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya keterbatasan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Pada penderita osteoarthritis cenderung mengalami masalah pada fleksibititas hamstring karena durasi arthritis atau pola berjalan pasien yang dapat menyebabkan terjadinya pemendekan otot hamstring sehingga memerlukan tindakan stretching hamstring exercise yang fungsinya untuk untuk meregang atau mengulur otot hamstring, selain itu pada penderita osteoarthritis juga mengalami kelemahan otot paha depan atau otot quadriceps sehingga diperlukan tindakan isometric quadriceps exercise. Tujuan: untuk menguji secara empiris perbedaan antara pemberian stretching hamstring exercise dan isometric quadriceps exercise pada penderita osteoarthritis genu primer yang mengalami keterbatasan kemampuan fungsional. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimental dengan menerapkan rancangan two group pretest dan posttest dengan 40 partisipan (20 stretching hamstrinng dan 20 isometric quadriceps) yang merupakan pasien osteoarthritis genu primer grade 2 dan grade 3 dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, Instrumen penelitian menggunakan Inform consent dan kuesioner WOMAC index. Hasil: menggunakan uji normalitas dengan shaphiro wilk test  untuk kelompok I dengan hasil pretest ( p=0.118 ) dan postest ( p=0.045) untuk kelompok 2 dengan hasil pretest (p= 0.054) da dan posttest (p=0.009), uji hipotesa menggunakan  Wilcoxon signed rank test pada kelompok I dengan hasil p = 0.000 (p < 0.05), kelompok 2 dengan hasil p=0.000 (p<0.05), Uji perbandingan menggunakan Mann-Whitneyy dengan hasil p=0.001 (p<0.05), Uji Efektivitas menggunakan N Gain yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemberian intervensi dengan hasil untuk stretching hamstring exercise (mean rank =16.55) dan hasil dari isometric quadriceps exercise (mean rank = 24.45). Kesimpulan: Pemberian isometric quadriceps exercise lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis genu
PENGARUH PEMBERIAN NMES DAN ISOMETRIC QUADRICEPS TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI RUMAH SAKIT SILOAM SURABAYA: The Effect of NMES and Isometric Quadriceps Administration on Functional Activities of Patients with Knee Osteoarthritis at Siloam Hospital Surabaya Deo Fau, Yohanes; Putri Kasimbara, Rachma; Pelohy, Riko Ronaldo Patti; Hadi Endaryanto, Agung
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 1 (2024): JIKep | Februari 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i1.1866

Abstract

Pendahuluan: Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif sendi yang ditandai dengan kerusakan kartilago. Persendian lutut merupakan persendian yang paling sering terjadinya osteoarthritis. Osteoarhtirits lutut merupakan penyakit peradangan yang menyerang sendi lutut, hal ini diakibatkan karena pertumbuhan usia dan terjadinya gesekan antar tulang rawan yang mengakibatkan permukaan sendi semakin menipis. Permasalahan yang sering timbul pada penderita osteoartritis lutut yaitu terdapat nyeri lutut, kekakuan sendi, kelemahan pada otot sehingga dapat mengakibatkan terhambatnya aktifitas fungsional pada penderita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian NMES dan isometric quadriceps terhadap aktifitas fungsional pada penderita osteoarthritis lutut. NMES adalah stimulasi listrik kejut yang berfungsi untuk merangsang otot untuk kontraksi, sedangkan isometric quadriceps merupakan latihan penguatan otot quadriceps tanpa melibatkan gerakan sendi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimental one group pretest and posttest dengan 20 partisipan pasien dengan diagnosa osteoarthritis lutut yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, Instrument penelitian menggunakan WOMAC index. Hasil: Terdapat perubahan nilai rata-rata WOMAC index sebelum dan setelah perlakuan, sebelum = 47,90 setelah = 40.40. Hasil uji statistik menggunakan paired T-Test signifikan p<0.000. Kesimpulan:Pemberian NMES dan isometric quadriceps exercise berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis lutut
PERBEDAAN PENGARUH ZIG-ZAG RUN EXERCISE DENGAN SKIPPING ROPE EXERCISE TERHADAP TINGKAT KELINCAHAN: Differences in the Effect of Zig-Zag Run Exercise and Skipping Rope Exercise on Agility Level Putri, Atiatul Maulana Azmi; Deo Fau, Yohanes; Fariz, Achmad; Endaryanto, Agung Hadi
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 1 (2024): JIKep | Februari 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i1.1874

Abstract

Pendahuluan: Untuk mendukung performa dalam bermain futsal dibutuhkan kelincahan yang tinggi, kelincahan adalah kemampuan seluruh tubuh untuk bergerak cepat dengan perubahan kecepatan ataupun arah sebagai respon terhadap stimulus. Beberapa latihan yang dapat meningkatkan kelincahan diantaranya yaitu zig-zag run exercise dan skipping rope exercise. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zig-zag run exercise dengan skipping rope exercise terhadap tingkat kelincahan. Metode: desain penelitian ini adalah quasy eksperimental pretest-posttest design with control group, kelompok 1 diberikan latihan zig-zag run, dan kelompok 2 diberikan latihan skipping rope exercise. Populasi penelitian ini 30 responden dengan 15 responden diberikan perlakukan 1, dan 15 responden diberikan perlakuan 2. Penelitian dilakukan di Asosiasi Futsal Kabupaten Bojonegoro pada bulan Juni-Agustus 2023. Tingkat kelincahan responden di ukur dengan Illinois Agility Run Test sebelum dan sesudah diberikan latihan 2 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil: Menggunakan uji hipotesis T-Test dengan hasil nilai median pada kelompok zig-zag run exercise; nilai pre 17,66; nilai post 16,41; dan nilai p 0,000. Hasil nilai median pada kelompok skipping rope exercise; nilai pre 17,88; nilai post 17,19; nilai p 0,000. Hasil perbandingan nilai zig-zag run dan skipping rope menggunakan uji hipotesis mann-withney test; nilai mean rank zig-zag run 10,20; nilai mean rank skipping rope 20,80; nilai p 0,001. Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang bermakna dalam pemberian zig-zag run exercise terhadap tingkat kelincahan. Terdapat pengaruh yang bermakna dalam pemberian skipping rope exercise terhadap tingkat kelincahan. Ada perbedaan pengaruh yang bermakna dalam pemberian zig-zag run exercise dengan skipping rope exercise terhadap tingkat kelincahan.
PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN CORE STABILITY TERHADAP PERUBAHAN LINGKAR PINGGANG MAHASISWI STIKES KESDAM IV / DIPONEGORO SEMARANG: The Effect of Core Stability Exercises on Changes in Waist Circumference of Female Students of Stikes Kesdam IV / Diponegoro Semarang Luberto, Purna; Pradita, Angria; Endaryanto, Agung Hadi; Fariz, Achmad
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.1893

Abstract

Pendahuluan: Latihan Core Stability menggunakan prinsip motor learning untuk memfasilitasi koordinasi dari otot bagian dalam dari spine.  Pemberian latihan Core Stability juga dapat membantu aktivasi otot perut bagian dalam, mengembalikan fungsi otot yang lemah dan menambah kemampuan untuk menunjang dan mengontrol tulang belakang serta panggul.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh latihan Core Stability terhadap perubahan lingkar pinggang mahasiswi .Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimental pre-posttest dengan sampel penelitian 20 mahasiswi Stikes Kesdam IV Diponegoro Semarang pada bulan Juni - Juli 2023 yang memenuhi kriteria inklusi dengan teknik purposive sampling.  Pengukuran panjang lingkar pinggang menggunakan pita pengukur sebelum dan sesudah treatment fisioterapi, yakni pemberian latihan Core Stability setiap 5 kali seminggu selama 4 minggu.  Hasil: Diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,01) antara perubahan panjang lingkar pinggang sebelum dan sesudah diberikan latihan Core Stability. Kesimpulan: Terdapat pengaruh latihan Core Stability terhadap perubahan panjang lingkar pinggang.
PERBANDINGAN PEMBERIAN NORDIC HAMSTRING EXERCISE DAN STATIC STRETCHING TERHADAP KECEPATAN BERLARI PADA REMAJA DI CLUB FUTSAL SMPN 1 SUKODONO SIDOARJO.: Comparison of Giving Nordic Hamstring Exercise and Static Stretching to Running Speed in Adolescents at Futsal Club SMPN 1 Sukodono Sidoarjo. Putri, Lidya Shafika; Fau , Yohanes Deo; Kasimbara , Rachma Putri; Endaryanto, Agung Hadi
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.1897

Abstract

Pendahuluan: Kecepatan adalah kemampuan untuk menyelesaikan tindakan yang sama terus menerus dalam waktu sesingkat mungkin atau kemampuan untuk menyelesaikan jarak dalam waktu singkat Pemain futsal yang mengeluhkan kurangnya kecepatan baik disaat sprint atau disaat menggiring bola dan kesempatan untuk mendapatkan gol menjadi hilang, Untuk meningkatkan kekuatan otot hamstring dan kecepatan berlari secara optimal, maka dibutuhkan suatu terapi Latihan yaitu Nordic Hamstring Exercise dan Static Stretching. Tujuan: Membandingkan pemberian Nordic Hamstring Exercise dan Static Stretching terhadap kecepatan berlari pada remaja di Club Futsal SMPN 1 Sukodono Sidoarjo.  Metode : Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental dengan rancangan two group pre test and post test design, yaitu membandingkan dua kelompok perlakuan. Jumlah responden dalam penelitian berjumlah 30 responden dengan menggunakan teknik berupa purposive sampling yang kemudian dibagi ke dalam dua kelompok berbeda. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu parameter test. Uji analisa data akhir menggunakan Uji Saphiro Wilk dan Levene’s Test  dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 23. Hasil: Hasil analisa data menunjukkan hasil sig.(2-field) atau p=0,001 < 0,05 maka Ho ditolak. Kesimpulan: Nordic Hamstring Exercise lebih efektif daripada Static Stretching dalam meningkatkan kecepatan berlari pada remaja pemain futsal pada remaja di Club Futsal. Saran: Memberikan penjelasan terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh serta menjaga fleksibilitas dan stabilitas anggota gerak bawah dalam kaitannya dengan  peforma bermain futsal
PENGARUH DEEP MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE TERHADAP MYOFASCIAL TRIGGER POINT SYNDROME PADA PUNGGUNG DI KLINIK BLOSSOM MAGELANG: The Effect of Deep Myofascial Release Technique on Myofascial Trigger Point Syndrome on The Back at Blossom Magelang Clinic Endaryanto, Agung Hadi; Sartoyo; Ernayanti, Tasiya Bella; Fariz, Achmad
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.1901

Abstract

Latar Belakang : Myofascial Trigger Point Syndrome adalah kumpulan titik picu nyeri yang terdapat pada otot muskuloskeletal. Faktor yang memperkuat dan pemicu munculnya MTPS adalah adanya kontraksi otot yang berlangsung secara berkelanjutan, sikap tubuh yang kurang baik, posisi atau gerakan tubuh yang salah dan penataan peralatan kerja yang kurang sesuai yang berakibat pada pola kerja yang tidak ergonomis. Keluhan yang sering ditimbulkan, antara lain: nyeri otot, pegal di sekitar leher dan bahu, kaku, kesemutan pada lengan, sehingga gerak dan fungsinya menjadi terbatas. Keluhan itu juga dapat menyebar ke punggung atas, punggung bawah dan ekstremitas sehingga diperlukan Deep Myofascial Release. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Deep Myofascial Release Technique terhadap Myofascial Trigger Point Syndrome pada Punggung. Metode :Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan jenis penelitian pre and post test one group design dan 20 partisipan yang merupakan pasien Myofascial Trigger Point Syndrome dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dilakukan 2 kali setiap minggunya selama 1 bulan. Hasil : Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Shapiro Wilk Test untuk pre test ( p = 0.17 ) dan post test ( p = 0.15 ), uji hipotesa menggunakan Paired T-Test 0,000 < ? (?= 0.05) terdapat pengaruh tindakan Deep Myofascial Release Technique terhadap Myofascial Trigger Point Syndrome pada pasien di Klinik Blossom Magelang. Kesimpulan : Terdapat pengaruh pada pemberian Deep Myofascial Release Technique pada pasien Myofascial Trigger Point Syndrome