Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Biosains Pascasarjana

Potensi Pemaparan Light Emitting Diode (LED) Inframerah Untuk Fotoinaktivasi Bakteri Bacillus subtilis Suryani Dyah Astuti; Rania Basalamah; Moh. Yasin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.10-18

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan cahaya LED inframerah pada fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis dengan cara melakukan uji potensi untuk mengetahui panjang gelombang yang sesuai dengan spektrum serap fotosensitiser bakteri Bacillus subtilis. Selain itu dilakukan uji optimasi untuk menentukan jarak dan waktu pemaparan yang efektif pada proses fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis dengan variasi jarak 1,5 cm, 2cm, dan 3cm serta variasi waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Penelitian ini menggunakan metode TPC (Total Plate Count) untuk menghitung jumlah kematian koloni bakteri akibat pemaparan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LED inframerah dengan panjang gelombang 950 nm berpotensi untuk fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis. Dan efek pemaparan yang paling efektif adalah pada jarak 1,5 cm pada waktu 15 menit dengan prosentase kematian sebesar 53%.
Optimalisasi Parameter Bandwidth dan Time Echo untuk Mengurangi Susceptibility Artifacts dan Chemical Shift pada MRI Suryani Dyah Astuti; Nur Vita Indri Astutik; Akhmad Muzamil
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 3 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.071 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i3.2017.237-245

Abstract

AbstrakTelah di lakukan penelitian yang berjudul Optimalisasi Parameter Bandwidth dan Time Echo untuk Mengurangi Susceptibility  Artifacts dan Chemical Shift. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Bandwidth (BW) dan Time Echo (TE) pada MRI Shoulder serta mengetahui nilai variasi Bandwidth dan Time Echo yang optimal untuk mengurangi Susceptibility  Artifacts dan Chemical Shift. Penelitian ini di lakukan di RSU Haji Surabaya  dengan Pesawat MRI 1,5 Tesla,  parameter Bandwidth 170 Hz/Px, 190 Hz/Px dan 210 Hz/Px dengan  variasi TE 16s dan 20s pada pembobotan T2 Medic potongan axial terhadap 4 pasien. Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode Region of Interest (ROI) pada komputer MRI kemudian dilakukan analisis Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR) serta analisis terhadap Susceptibility  Artifacts dan Chemical Shift. Variasi Time Echo dan bandwidth berpengaruh signifikan terhadap nilai SNR dan CNR pada hasil citra T2 Axial Gradient Echo MRI Shoulder. Pengaruh kedua variasi tersebut adalah semakin kecil nilai TE dan BW didapatkan SNR yang meningkat. Jika TE diperbesar maka didapatkan CNR yang meningkat. Kualitas citra optimal yang dapat menghasilkan keadaan patologis ditentukan dengan meningkatnya nilai CNR dan nilai artefak yang menurun. Sehingga Pada penelitian ini kombinasi antara 2 variabel tersebut dapat menentukan citra optimal pada TE 20ms dan BW 210 Hz/Px. Kata Kunci: Bandwidth, TE, Susceptibility Artifacts, Chemical Shift, MRI Shoulder
Rancang Bangun Sistem Pengendali Tegangan Stimulasi Elektrostimulator Otomatis Berbasis Resistansi Tubuh Adi Prasetyo Hutomo; Suhariningsih Suhariningsih; Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 No. 3 (2018): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.646 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v20i3.2018.146-159

Abstract

AbstrakPada penelitian ini, dibuat desain alat elektrostimulator yang mengeluarkan bentuk gelombang spike-eksponensial monofase. Sistem kontrol elektrostimulator dilakukan dengan menggunakan dua frekuensi dan enam belas tingkat tegangan keluaran dengan batas bawah sebesar 45 Volt dan batas atas sebesar 400 Volt. Penentuan tegangan stimulasi secara otomatis dilakukan dengan pengukuran nilai resistansi tubuh. Nilai resistansi tubuh yang dijadikan umpan balik sistem bergantung dari nilai frekuensi stimulasi yang diberikan. Penentuan nilai resistansi sebagai umpan balik sistem pada tiap frekuensi ditentukan dengan membagi nilai rerata nilai ambang sakit dengan rerata nilai resistansi, sehingga diperoleh arus stimulasi pada tiap frekuensi yaitu 0.01mA pada frekunsi 4 Hz dan 0.09 mA pada frekuensi 100 Hz. Berdasarkan VEff pada tiap tingkat pada masing-masing frekuensi dan arus stimulasi pada tiap frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai resistansi pada tiap tingkat pada tiap frekuensi yang akan dijadikan sebagai umpan balik sistem. Elektrostimulator ini memiliki ketepatan penentuan tegangan stimulasi dengan error pungukuran resistansi tubuh sebesar 1%. Studi yang telah dilakukan menunjukan bahwa alat elektrostimulator yang diwujudkan memiliki akurasi yang baik dan memiliki keuntungan di nilai tegangan puncak yang tinggi dan arus efektif yang rendah, sehingga dapat dipertimbangkan karena memberikan kenyamanan dan keamanan pada peralatan terapi medis. Kata kunci— Elektrostimulator, Elektrostimulator Otomatis, Otomatiasasi Tegangan Stimulasi
Efek Fotodinamik Laser Dioda Merah Dengan Eksogen Metilen Biru Pada Biofilm Staphylococcus aureus Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.407 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.1-10

Abstract

AbstrakBiofilm adalah kumpulan mikroorganisme yang menempel pada suatu permukaan dengan membentuk matriks Extracellular Polymeric Substance (EPS) sehingga bakteri mampu bertahan dari ancaman fisis, kimiawi, atau biologis. Biofilm bekerja dengan menolak aktivitas sistem imun dan menciptakan resistensi terhadap antibiotik yang menyebabkan biofilm resistan terhadap agen antimikroba seperti antibiotik, desinfektan, dan germisida. Permasalahan resistansi akibat biofilm membutuhkan penanganan yang lebih tepat, salah satunya dengan metode fotodinamik inaktivasi. Fotodinamik inaktivasi adalah metode penghambatan aktivitas metabolisme sel yang memanfaatkan interaksi antara cahaya dengan molekul fotosensitiser sehingga menyebabkan kematian sel bakteri. Metilen biru merupakan fotosensitiser eksogen yang dapat menghasilkan oksigen singlet apabila terkena oksigen dan cahaya menghasilkan ROS yang mereduksi biofilm.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis energi yang efektif untuk mereduksi biofilm Staphylococcus aureus dengan penambahan metilen biru sebagai fotosensitizer. Perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok kontrol tanpa ada perlakuan apapun, kelompok kontrol positif dengan penambahan fotosensitiser metilen biru, perlakuan laser, dan perlakuan laser dengan penambahan metilen biru. Perlakuan laser memiliki variasi pemaparan sebesar 60 detik (10,96 J / cm2), 120 detik (21,92 J / cm2), 180 detik (32,88 J / cm2), 240 detik (43,84 J / cm2), dan 300 detik ( 54,80 J / cm2). Reduksi biofilm diukur menggunakan ELISA reader dan dianalisis dengan uji ANOVA faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotoinaktivasi dengan metilen biru 5 μM selama 5 menit mampu mereduksi biofilm bakteri sebesar %. Treatmen dengan laser diode merah dengan rapat energi penyinaran 54,80 J/cm2 selama 5 menit menghasilkan reduksi biofilm sebesar 69,11%  dan 92,01% untuk perlakuan laser diode merah dengan penambahan fotosensitiser metilen biru 5 μM. Sehingga kombinasi laser dengan fotosensitiser metilen biru optimal untuk mereduksi biofilm Staphylococcus aureus.  Kata kunci—3-5 kata kunci, Algoritma A, algoritma B, kompleksitas
Quality Assurance (QA) Dan Quality Control (QC) Pada Instrumen Radioterapi Pesawat LINAC Bambang Haris Suharmono; Ika Yuni Anggraini; Hilmaniyya Hilmaniyya; Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 2 (2020): Jurnal Biosains Pascasarjana
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v22i2.2020.73-80

Abstract

Abstract LINAC is a radiotherapy instrument used to kill tumor and cancer cells in patients. To guarantee the quality of LINAC instruments, QA (Quality Assurance) is needed and to prove the quality assurance there is a need for QC (Quality Control). This is done also aims to examine and test data to determine standards and check the suitability of products to achieve maximum manufacturing operations or measures taken, namely to assess, maintain or improve the quality of treatment given. The role of medical physicists is very important because only medical physicists carry out the implementation of quality assurance of radiotherapy instruments. Keywords: Radiotherapy, Linear Accelerator, Quality Assurance, Quality Control AbstrakLINAC adalah instrumen radioterapi yang digunakan untuk mematikan sel tumor maupun kanker pada pasien. Untuk menjamin kualitas instrumen LINAC, maka diperlukan QA (Quality Assurance) dan untuk membuktikan adanya jaminan kualitas perlu QC (Quality Control). Hal ini dilakukan juga bertujuan untuk memeriksa dan menguji data untuk menentukan standar dan mengecek kesesuaian produk mencapai operasi manufaktur yang maksimum atau ukuran yang diambil yaitu untuk menilai, merawat atau memperbaiki kualitas perlakuan yang diberikan. Peran fisikawan medis sangat penting karena hanya fisikawan medis yang menjalankan pelaksanaan jaminan kualitas instrumen radioterapi. Kata kunci: Radioterapi, Linear Accelerator, Quality Assurance, Quality Control
COMBINATION OF ELECTROACUPUNCTURE THERAPY WITH HERBAL ROSEMARY (ROSEMARINUS OFFICINALIS L.) IN CASE OF OBESITY Widya Retnaning Puspita; Abdul Rahman; Suhariningsih; Suryani Dyah Astuti; Nurul Fitriyah; Winarno; Katherine; Ahmad Faizin Alma; Mohammad Zulkarnaen
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 25 No. 2 (2023): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v25i2.2023.98-107

Abstract

Obesity or overweight is a condition that occurs when the quantity of body fat tissue compared to total body weight is greater than the normal state. Diet, exercise, psychological factors, heredity, hormones, and drug side effects are a few of the factors that might cause obesity. Gastric heat syndrome was present in the patient in this case study. The patients received electrostimulator-assisted acupuncture treatment 12 times for a total of 15 minutes at the following points: Fenglong (ST40), Neiting (ST44), Sanyinjiao (SP6), and Quchi (LI11), and was also given the herbal remedy rosemary (Rosmarinus officinalis L.) for 28 days, taken twice daily. Through the activation of PPAR- g, inhibition of prankeas lipase, and inhibition of pre-adipocyte development into adipocytes, carnosic acid, a component of rosemary, helps people lose weight. Additionally, carnosic acid stimulates the excretion of fat in feces. According to the case study results, the patient's body weight dropped from 77.6 kg to 73.9 kg. This indicates that acupuncture treatments at the points Fenglong (ST40), Neiting (ST44), Sanyinjiao (SP6), and Quchi (LI11) together with the administration of rosemary herbs can result in weight loss of up to 3.7 kg over the course of 28 days.
THE EFFECT OF LED MAGNETIC ON STAPHYLOCOCCUS AUREUS BACTERIA Yonatan; Astuti, Suryani Dyah; Ain, Khusnul; Arifianto, Deni; Yaqubi, Ahmad Khalil
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 27 No. 1 (2025): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v27i1.2025.25-31

Abstract

Nosocomial infections, caused by viruses, bacteria, and fungal pathogens, often occur during treatment in health facilities due to cross-contamination from healthcare workers or medical equipment. The study explores the efficacy of static magnetic fields and photodynamic inactivation in inactivating Staphylococcus aureus bacteria, a crucial step in sterilization. The study used high-power blue LEDs and static magnetic fields generated by neodymium magnets. The highest reduction percentage observed was 81.92 ± 7.92%, found in the combination treatment of static magnetic fields (SMF) with LED illumination at the F8 microplate location, with a treatment time of 40 minutes, an LED dose of 11.72 J/cm², and a magnetic field dose of 25.61 mT. The lowest reduction percentage, 52.41 ± 7.64%, was observed at the F8 microplate location with a treatment time of 10 minutes, an LED dose of 2.93 J/cm², and a magnetic field dose of 25.61 mT.
LASERPUNCTURE TECHNOLOGY AS AN EFFORT PREPARATION OF SIAM CATFISH SEED (Pangasianodon hypophthalmus) MASS Patmadevi, Maulia; Ahmad Taufiq Mukti; Ahmad Shofy Mubarak; Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 26 No. 1 (2024): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v26i1.2024.1-7

Abstract

The spawning of striped catfish which is very dependent on the season and environmental conditions results in the unavailability of mature gonad broodstock during the dry season. The alternative that is often done is by biological stimulation using the ovaprim hormone and laserpuncture technology. The purpose of this study was to determine the effect of giving the ovaprim hormone, laserpuncture induction and a combination of the two on the speed of spawning time and the fecundity value of Striped catfish. This study used an experimental method with a completely randomized design with 3 treatments and 6 replications. The results of this study were the average spawning time for broodstock treated with laserpuncture and ovaprim hormone and the fecundity value was significantly different from the other treatments (p<0.05). Based on the results of the study, it can be concluded that the combination of 0.5 ml/kg of ovaprim hormone and laser puncture at a dose of 0.5 J/cm2 for 32.66 seconds can speed up the spawning time and fecundity of striped catfish.