Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Saintika Meditory

EKSPLORASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF EKSTRAK DAUN PALA (Myristica Fragrans) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus Mutans PENYEBAB KARIES GIGI SECARA IN VITRO EXPLORATION AND TESTING OF THE ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF ACTIVE COMPOUNDS FROM NUTMEG LEAF EXTRACT (Myristica fragrans) ON THE GROWTH OF Streptococcus mutans THE CAUSATIVE AGENT OF DENTAL CARIES IN VITRO Niken, Niken; Telaumbanua, Arniat Christiani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.2883

Abstract

ABSTRAKKaries merupakan masalah kesehatan gigi yang paling menonjol dengan angka kejadian 96,5%. Berbagai faktor dapat menimbulkan karies gigi salah satunya infeksi bakteri pathogen. Streptococcus mutans (S.mutans) merupakan golongan bakteri yang teradapat dalam rongga mulut manusia yang bersifat kariogenik. Umumnya menangani infeksi bakteri S.mutans dengan pemberian antibiotik. Namun meskipun pemberian antibiotik ini dapat menyembuhkan penyakit keries gigi, penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh. Salah satu upaya pengendalian infeksi bakteri S.mutans yaitu penggunaan bahan alami yang mengandung senyawa antibakteri. Daun Pala (Myristica fragrans) merupakan bahan alami yang memiliki senyawa bioaktif yang bersifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi senyawa aktif melalui skrinning fitokimia dan melihat aktifitas antibakteri ekstrak daun pala (Myristica fragrans) terhadap pertumbuhan bakteri S.mutans secara in vitro. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan metode difusi cakram kertas (Kirby-bauer). Sampel yang digunakan adalah bakteri S.mutans. Konsentrasi yang digunakan yaitu 20%, 40%, 60%, 80% , kontrol positif Amoxicilin dan kontrol negatif DMSO. Dalam kesimpulannya, penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengurangi resiko penggunakan antibiotik dalam mengatasi infeksi bakteri pathogen. Hasil penelitian didapatkan daun pala positif mengandung senyawa aktif metabolit sekunder yaitu flavonoid, tannin, saponin dan alkaloid. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan pada konsentrasi 20% 16,4 mm (kuat), 40% 17,5 (kuat) mm, 60% 17,6 mm (kuat), 80% 17,8 mm (kuat), kontrol positif (amoxicillin) 17,8 (kuat) dan kontrol negative DMSO 0. Uji ANOVA menunjukkan nilai P.Value = 0,000 (sig.< 0,05) bahwa terdapat perbedaan signifikansi antar semua perlakuan dengan control positif. Disimpulkan bahwa ekstrak daun pala efektif menghambat pertumbuhan bakteri S.mutans. Kata kunci : Streptococcus mutans, Myristica fragrans, Karies Gigi, Fitokimia, Herbal  ABSTRACTDental caries is the most prominent oral health issue, with an incidence rate of 96.5%. Various factors can lead to dental caries, including infections by pathogenic bacteria. Streptococcus mutans (S. mutans) is a type of bacteria found in the human oral cavity that is highly cariogenic. Typically, S. mutans infections are treated with antibiotics. However, while antibiotics can cure dental caries, prolonged use may have adverse effects on the body. One alternative method to control S. mutans infection is using natural substances with antibacterial compounds. Nutmeg leaves (Myristica fragrans) are a natural source of bioactive compounds with antibacterial properties. This study aims to explore active compounds through phytochemical screening and to evaluate the antibacterial activity of nutmeg leaf extract (Myristica fragrans) against S. mutans growth in vitro. This laboratory experiment utilized the disk diffusion method (Kirby-Bauer). The samples used were S. mutans bacteria, with extract concentrations of 20%, 40%, 60%, and 80%, along with positive control (Amoxicillin) and negative control (DMSO). In conclusion, this study is essential in reducing the risks associated with antibiotic use in treating pathogenic bacterial infections. The results showed that nutmeg leaves contained active secondary metabolites, including flavonoids, tannins, saponins, and alkaloids. Antibacterial activity testing revealed inhibition zones of 16.4 mm (strong) at 20%, 17.5 mm (strong) at 40%, 17.6 mm (strong) at 60%, 17.8 mm (strong) at 80%, with 17.8 mm for the positive control (Amoxicillin) and 0 for the negative control (DMSO). ANOVA test results indicated a P-value of 0.000 (sig. < 0.05), confirming significant differences among all treatments compared to the positive control. It was concluded that nutmeg leaf extract is effective in inhibiting the growth of S. mutans.Keywords: Streptococcus mutans, Myristica fragrans, Dental Caries, Phytochemistry, Herbal@font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-536870145 1107305727 0 0 415 0;}@font-face {font-family:Aptos; panose-1:2 11 0 4 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:536871559 3 0 0 415 0;}p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:8.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Aptos",sans-serif; mso-ascii-font-family:Aptos; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Aptos; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Aptos; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-font-kerning:1.0pt; mso-ligatures:standardcontextual;}p {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman",serif; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}.MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Aptos; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Aptos; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Aptos; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}.MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:8.0pt; line-height:115%;}div.WordSection1 {page:WordSection1;}
UJI EFEKIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Niken, Niken; Arman, Eliza; Pebriansyah, Randi; Novita Yusuf, Rahmi
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.1961

Abstract

ABSTRAKBakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri yang hidup di permukaan tubuh tanpa membahayakan, terdapat di sekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan dubur. Salah satu cara untuk mengobati infeksi bakteri adalah dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan perkembangan bakteri resisten. Tumbuhan jeruk manis merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Jeruk manis (Citrus sinensis) merupakan salah satu tanaman yang banyak ditanam di Indonesia. Kulit jeruk manis menghasilkan minyak atsiri yang sering digunakan sebagai aromatic. Kandungan kulit buah jeruk manis menunjukan adanya senyawa flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, tanin dan saponin. Kulit buah jeruk manis aktif sebagai antibakteri dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi disk.jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratori. Hasil penelitian didapatkan bahwa aktifitas antibakteri ekstrak kulit jeruk manis ditunjukkan adanya daya hambat terhadap bakteri S.aureus dengan rata-rata konsentrasi 20% dengan diameter 12,3 mm (kuat), 40% diameter 13,6 mm (kuat), 60% diameter 15,4 mm (kuat), 80% diameter 16,9 mm (kuat), 100% diameter 21,4 mm (sangat kuat), kontrol positif amoxicilin 11,8 mm dan kontrol negatif 0 mm. Didapatkan hasil uji ANOVA menunjukkan nilai p= 0,000 (sig.<0,05) bahwa terdapat perbedaan signifikansi antar semua perlakuan dengan kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit jeruk manis efektif menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus, hal tersebut dikarenakan diameter zona hambat ekstrak kulit jeruk manis lebih besar dari kontrol positif. Kata Kunci: Antibakteri, Staphylococcus aureus, Citrus sinensis  ABSTRACT Staphylococcus aureus bacteria are bacteria that live harmlessly on the surface of the body, found around the nose, mouth, genitals and rectum. One way to treat a bacterial infection is to use antibiotics. Overuse of antibiotics can lead to the development of resistant bacteria. Sweet orange plant is one type of plant that can be used for treatment. Sweet orange (Citrus sinensis) is one of the most widely grown plants in Indonesia. Sweet orange peel produces essential oils which are often used as aromatics. The content of sweet orange peel shows the presence of flavonoids, steroids, terpenoids, alkaloids, tannins and saponins. Sweet orange peel is active as an antibacterial and antioxidant. This study aims to determine the inhibition of sweet orange peel extract (Citrus sinensis) concentrations of 20%, 40%, 60%, 80% and 100% on the growth of Staphylococcus aureus bacteria using the disk diffusion method. This type of research was laboratory experimental research. The results showed that the antibacterial activity of sweet orange peel extract was shown to have inhibition against S.aureus bacteria with an average concentration of 20% with a diameter of 12.3 mm (strong), 40% diameter 13.6 mm (strong), 60% diameter 15.4 mm (strong), 80% diameter 16.9 mm (strong), 100% diameter 21.4 mm (very strong), amoxicillin positive control 11.8 mm and negative control 0 mm. The results of the ANOVA test showed a p value = 0.000 (sig. <0.05) that there was a significant difference between all treatments with a positive control. It can be concluded that sweet orange peel extract is effective in inhibiting the growth of S.aureus bacteria, this is because the diameter of the inhibition zone of sweet orange peel extract is larger than the positive control.Keywords: Antibacterial, Staphylococcus aureus, Citrus sinensis
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Sari, Yulia Ratna; Niken, Niken
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i1.1897

Abstract

ABSTRAK   Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga menyebabkan kerusakan organ. Menurut WHO di 55 rumah sakit pada 14 negara di seluruh dunia, menunjukkan 8,7% pasien rumah sakit menderita infeksi selama perawatan di rumah sakit. Tumbuhan kirinyuh telah menunjukkan adanya kandungan tanin, terpenoid, saponin, anthraquinon, cardiac glycosides, fenol, dan alkaloid. Adanya kandungan fitokimia ini menyebabkan tumbuhan ini dinyatakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun kirinyuh (chromolaena odorata) konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi disk. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratori. Hasil penelitian ini memperlihat zona hambat dari berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyuh yaitu konsentrasi 20% diameter 0,3 mm (lemah), 40% diameter 1,6 mm (lemah), 60% diameter 3 mm (lemah), 80% diameter 4,6 mm (lemah), 100% diameter 6,6 mm (sedang). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak Chromolaena odorata tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Saran dari peneliti, perlu dilakukan pengujian antibakteri menggunakan bagian lain dari tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata). ABSTRACT  Infectious diseases are diseases caused by the entry and breeding of microorganisms, namely bacteria, viruses, fungi, prions and protozoa into the body, causing organ damage. According to WHO in 55 hospitals in 14 countries around the world, showing 8.7% of hospital patients suffered from infection during hospitalization. The kirinyuh plant has shown the presence of tannins, terpenoids, saponins, anthraquinones, cardiac glycosides, phenols, and alkaloids. The presence of these phytochemicals causes this plant to be declared as an antibacterial. This study aimed to determine the inhibition of kirinyuh leaf extract (chromolaena odorata) at concentrations of 20%, 40%, 60%, 80% and 100% on the growth of Staphylococcus aureus bacteria using the disk diffusion method. This type of research is laboratory experimental research. The results of this study showed the inhibition zones of various concentrations of kirinyuh leaf extract, namely 20% diameter 0.3 mm (weak), 40% diameter 1.6 mm (weak), 60% diameter 3 mm (weak), 80% diameter 4, 6 mm (strong), 100% diameter 6.6 mm (medium). The conclusion of this study was that Chromolaena odorata extract was not effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Suggestions from researchers, it is necessary to do antibacterial testing using other parts of the kirinyuh plant (Chromolaena odorata). Keyword : leaf extract of Chromolaena odorata, Staphylococcus aureus, antibacterial 
Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dan madu hutan terhadap pertumbuhan Candida albicans yulia, inelvi; Niken, Niken; Arman, Eliza; Annisa Nurul Haq, Ruqaya
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.2102

Abstract

Candida albicans merupakan salah satu mikroorganisme penyebab kandidiasis, kandidiasis adalah masalah reproduksi yang dialami oleh 50% wanita di Indonesia terutama pada masa produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak etanol kulit jeruk manis dan madu hutan dengan beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Bahan yang digunakan adalah kulit jeruk manis, madu hutan, isolat Candida albicans, dan etanol. Metode penelitian ini adalah kuantitatif eksperimental laboartorium. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 100%, 90%, 60%, 30% dan 15%, kontrol negatif yang digunakan DMSO dan kontrol positifnya ketoconazole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk manis dan madu hutan dengan beberapa konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans dan dikategorikan sedang hingga kuat. Konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk manis dan madu hutan memiliki perbedaan yang signifikan setelah diuji menggunakan oneway ANOVA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit jeruk manis dan madu hutan dengan beberapa konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans yang dikategorikan sedang hingga kuat