Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan)

PERANAN BUPATI CILACAP PERTAMA RADEN TUMENGGUNG TJAKRAWERDANA II DALAM PEMBANGUNAN KOTA CILACAP 1856-1873 Toni, Toni; Brata, Yat Rospia; Wijayanti, Yeni
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 2, No 3 (2021): OKTOBER
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.66 KB) | DOI: 10.25157/j-kip.v2i3.5846

Abstract

Raden Bei Tjakradimeja dilahirkan di Banyumas yang merupakan putra dari Bupati Cakrawerdana I Bupati Banyumas Kasepuhan. Di usia muda sudah diangkat menjadi Patih Banyumas dan kemudian tanggal 2 Oktober 1839 diangkat menjadi Patih Afdeling Cilacap karena prestasinya yang baik tanggal 27 Juni 1841 Raden Bei Tjakradimeja mendapat anugerah gelar “Tumenggung” dan status Afdeling Cilacap ditingkatkan menjadi Onder-Kabupaten dengan ibukotanya Cilacap. Peranan Bupati Cilacap pertama Raden Tumenggung Tjakrawerdana II dalam membangun Kota Cilacap terhitung dari tahun 1839 sampai dengan tahun 1873, adapun peranannya dalam membangun kota Cilacap yaitu mengeringkan Rawa Si Glongong, membangun pendopo kabupaten lengkap dengan masjid dan alun-alun sebagai pusat pemerintahan, membangun gedung Asisten-residen dan jalan sebagai fasilitas penunjang transportasi darat, pembangunan pelabuhan Cilacap, pembangunan kali Yoso, dan masih banyak fasilitas lain yang turut dibangun pada masa Bupati Raden Tumenggung Tjakrawerdana II.
DAMPAK PERKEMBANGAN KESENIAN “MABOKUY” TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA PURWARAJA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015-2020 Sarah Nafisatul Janan; Yat Rospia Brata; Agus Budiman
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 3, No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v3i1.6007

Abstract

ABSTRACTMabokuy art is a helaran art in the Ciamis Regency area. The purpose of this study was to determine how early the development of Mabokuy art and how the influence of Mabokuy art on the economy. The method used is the historical or historical method (heuristics, criticism, interpretation, historiography). Data collection techniques used are observation techniques, interview techniques, documentation techniques. The results showed that Mabokuy art is one of the traditional cultural arts that was revived through an activity of the Purwaraja Village community in pursuing garabadan weaving or household utensils. Eman Hermansyah glanced at the community's expertise so that it gave the idea to create new innovations that produced a giant robot with the concept of helaran art accompanied by traditional musical instruments. The development of Mabokuy art in 2015 began with performances in the local area in a thanksgiving event. Starting from the performance, Mabokuy art in 2016-2017 continued to appear at various events, even at the 2018 Ciamis Regency Galuh Ethnic Carnival and the anniversary of other districts. In the Mabokuy art form, changes occur from the beginning until now. The influence of Mabokuy art on the economy of the people of Purwaraja Village is an increase in people's income, for example income from IDR 2,560,000 to IDR 5,600,000 per month. Another source of community income is Mabokuy coffee.Keywords: Keywords: development, Mabokuy arts, economy ABSTRAKKesenian Mabokuy merupakan sebuah seni helaran di wilayah Kabupaten Ciamis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana awal perkembangan kesenian Mabokuy dan bagaimana pengaruh kesenian Mabokuy terhadap perekonomian. Metode yang digunakan yaitu metode sejarah atau historis (heuristik, kritik, interpretasi, historiografi). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Mabokuy merupakan salah satu seni budaya tradisional yang dibangkitkan kembali melalui sebuah kegiatan masyarakat Desa Purwaraja dalam menekuni anyaman garabadan atau peralatan rumah tangga. Keahlian masyarakat dilirik oleh Eman Hermansyah sehingga memberikan ide untuk membuat inovasi baru yang menghasilkan sebuah robot raksasa dengan konsep seni helarandiiringi alat musik tradisional. Perkembangan kesenian Mabokuy pada tahun 2015 diawali dengan pementasan di wilayah setempat dalam acara syukuran. Berawal dari pementasan tersebut, kesenian Mabokuy pada tahun 2016-2017 terus menerus tampil di berbagai acara bahkan dalam acara Galuh Ethnic Carnival Kabupaten Ciamis 2018 dan HUT kabupaten-kabupaten lainnya. Dalam bentuk kesenian Mabokuy terjadi perubahan dari awal tercipta sampai dengan sekarang. Adapun pengaruh kesenian Mabokuy terhadap perekonomian masyarakat Desa Purwaraja adalah terjadinya peningkatan penghasilan masyarakat, misalnya penghasilan Rp 2.560.000 menjadi Rp 5.600.000 per bulan. Sumber penghasilan masyarakat yang lain adalah kopi Mabokuy. Kata kunci : perkembangan, kesenian Mabokuy,  perekonomian
SEJARAH KAMPUNG ANGKLUNG DI DESA PANYINGKIRAN KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 1992-2020 Hilma Hanifa; Yat Rospia Brata; Agus Budiman
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 2, No 3 (2021): OKTOBER
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.551 KB) | DOI: 10.25157/j-kip.v2i3.6015

Abstract

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat  masyarakat terhadap kesenian angklung yang mengalami pergeseran fungsi dari sebuah kesenian menjadi sebuah pertunjukkan yang bersifat hiburan. Kampung angklung merupakan sebuah komunitas yang memproduksi dan mengembangkan angklung di wilayah Ciamis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejarah berdirinya kampung angklung dan perkembangan kampung angklung di Desa Panyingkiran Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan adalah metode sejarah/historis (heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Sejarah berdirinya Kampung Angklung berawal dari kemunculan produksi angklung sekitar tahun 1990-an tatkala seorang warga bernama Alimudin berniat untuk membuat dan menjual angklung. Lama kelamaan, usahanya tersebut berkembang. Seiring waktu, angklung buatannya mulai dilirik pasar domestik sampai pesanan pun mulai meningkat. Periodisasi perkembangan angklung 1992-2000 diawali dengan hijrahnya Mumu Alimudin dari daerah Banjar ke Ciamis. Awalnya pada tahun 1992-2000 Kampung Angklung memiliki nama Sanggar Angklung Panji Mekar. Impian Alimudin terwujud pada 2014 dengan diakui menjadi Kampung Angklung Panyingkiran setelah mengajukan kepada Pemkab Ciamis dengan penuh perjuangan. Kampung Angklung Panyingkiran yang semakin berkembang, ada wacana oleh pemerintah setempat untuk mengajukan Kampung Nempel menjadi salah satu tujuan wisata edukasi yang dibingkai oleh nuansa seni tradisi. Kata kunci : Kampung Angklung, Perkembangan Kampung Angklung
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL TRADISI MERLAWU BAGI MASYARAKAT DESA KERTABUMI KABUPATEN CIAMIS Harpinah Berkah; Yat Rospia Brata; Agus Budiman
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 3, No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v3i1.6014

Abstract

ABSTRACTThe Merlawu tradition in Kertabumi Village is a tradition that is carried out as an expression of gratitude to Allah SWT for having been bestowed with sustenance and as a form of friendship between fellow humans and praying for  the departed ancestors. This traditional activity is carried out every year by the people of Kertabumi Village before entering the holy month of Ramadan which is attended by local government officials and the surrounding community or from people outside Kertabumi Village. The research method used is an ethnographic research method with stages of data source types (primary data and secondary data), data collection techniques (observation, interviews, and documentation), and data analysis methods. The Merlawu tradition contains local wisdom values such as religious values, cooperation values, artistic values, historical values, and economic values.Keywords: Value of Local Wisdom and Merlawu TraditionABSTRAKTradisi Merlawu di Desa Kertabumi merupakan tradisi yang dilakukan sebagai ucapan rasa syukur terhadap Allah SWT karena telah dilimpahruahkan rezeki dan sebagai bentuk silaturahmi antar sesama manusia serta mendoakan para leluhur yang telah meninggal. Kegitan tradisi ini dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Desa Kertabumi sebelum memasuki bulan suci ramadhan yang dihadiri oleh aparat pemerintah setempat serta masyarakat sekitar ataupun dari masyarakat luar Desa Kertabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian etnography dengan tahapan jenis sumber data (data primer dan data sekunder), teknik pengumpulan data (observasi, interview, dan dokumentsi), dan metode analisis data. Tradisi Merlawu mengandung nilai-nilai kearifan lokal didalamnya seperti nilai religi, nilai gotong royong, nilai seni, nilai sejarah, dan nilai ekonomi.Kata Kunci : Nilai Kearifan Lokal dan Tradisi Merlawu
EKSISTENSI SITUS PASIR LULUMPANG DI DUSUN CITEUREUP DESA GOLAT KECAMATAN PANUMBANGAN 2000- 2020 Ira Karmina; Yat Rospia Brata; Agus Budiman
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 3, No 3 (2022): OKTOBER
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v3i3.8746

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asal usul dan keberadaan Situs Pasir Lulumpang tahun 2000-2020. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil  penelitian ini menunjukan bahwa Situs Pasir Lulumpang ditemukan oleh aki Altaip di warga Dusun Kasorogok, yang tinggal diperbatasan antara Dusun Citeureup dan Dusun Kasorogok. Nama Pasir Lulumpang sendiri berasal dari tempat situs Pasir Lulumpang yang berada di atas. Kondisi dari tahun 2000-2010 situs Pasir Lulumpang sudah dibuat sebuah saung dinding yang terbuat dari bambu dan atap dari dedaunan, Keberadaan dari Situs Pasir Lulumpang keberadaanya hanya dikenal oleh masyarakat sekitar. Pada tahun 2018, situs ini mengalami perubahan dari segi bangunan dinding yang sudah di tembok, lantai dengan menggunakan keramik, atap menggunakan genting, dan terdapat pagar pembatas area Situs Pasir Lulumpang. Kemudian jalan menuju lokasi sudah di cor. Keberadaan dari Situs Pasir Lulumpang sebuah jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu seperti riezeki, kesehatan, maupun kelanggengan jabatan. Berbekal dari kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan mistik yang ada.
PERANAN SYEKH ABDUL WAJAH DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI GALUH IMBANAGARA (CIAMIS) PADA ABAD XVII Irfanul Hakim, Muhammad Fadlan; Brata, Yat Rospia; Budiman, Agus
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 3 (2023): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i3.11718

Abstract

Syekh Haji Abdul Wajah yang merupakan salah satu penyebar agama Islam di Tatar Sunda, khususnya di Tatar Galuh. Beliau merupakan salah satu Waliyulloh keturunan Rosululloh SAW ke-29, dari ayah Syekh Khotib Muwahid dan ibu dari Nyai Raden Sembah Qudrot. Syekh Haji Abdul Wajah selain menyebarkan Islam ke Tatar Galuh, melakukan hal yang sama ke Tatar Sukapura. Perjuangan dan pengorbanannya dalam menyebarkan Islam di Tatar Galuh sangat besar karena dari tangannya banyak lahir tokoh-tokoh Galuh yang berakhlak mulia, selain itu pesantrennya juga melahirkan ulama-ulama besar pada masanya yang terus berkembang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan studi lapangan yang meliputi observasi, wawancara mendalam dengan menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menemukan bahwa Syekh H. Abdul Wajah dalam menyebarkan agama Islam menggunakan metode pendidikan pesantren dan berdakwah langsung kepada masyarakat. Melalui para penyebar inilah Islam dapat berkembang pesat di Nusantara dan Tatar Galuh. Karena Syekh Abdul Wajah, adalah seorang kiyai yang menyebarkan agama Islam di tanah Sukapura dan Galuh Ciamis, khususnya daerah pusat Imbanagara. Peran lain Syekh H. Abdul Facial adalah dalam kehidupan sosial masyarakat, beliau hidup sangat sederhana, sangat peduli terhadap lingkungan.Kata Kunci: Peranan Agama Islam, Syekh Haji Abdul Wajah, Tatar Galuh. 
NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL KESENIAN SINTREN DI DESA JADIKARYA KEAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Musadad, Nur Anwar; Brata, Yat Rospia; Budiman, Agus
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i1.8871

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kesenian Sintren di Desa Jadikarya Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran dan untuk mengungkapkan nilai-nilai kearifan lokal kesenian Sintren di Desa Jadikarya Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Metode pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif yaitu (1) Heuristik, (2) Kritik, (3) Interpretasi, dan (4) Historiografi. Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini adalah (1) Studi Pustaka; dan (2) studi lapangan, yang terdiri dari (a) teknik observasi, (b) teknik wawancara atau interview. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Sintren telah berkembang, sedangkan nilai-nilai kearifan lokal dari kesenian Sintren adalah (1) Nilai religi, (2) Nilai Sosial Kemasyarakatan. (3) Nilai Seni. (4) Nilai Sejarah. (5) Nilai Budaya. (6) Nilai Ekonomi. (7) Nilai Pengetahuan dan Pendidikan. (8) Nilai Hiburan Adapun manfaat dari hasi penelitian ini adalah sebagi bahan informasi  sejarah budaya tentang Kesenian Sintren di Desa Jadikarya Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran dan diharapkan agar masyarakat sepatutnya merasa bangga memiliki, mencintai dan selalu melestarikannya sebagai ketahanan dan entitas budaya lokal suatu daerah atau wilayah.
Perubahan Sistem Pemerintahan Kadaleman Kawasen Mendadi Desa Kawasen (1628-1811 M.) Fadilah, Fadilah; Brata, Yat Rospia; Budiman, Agus
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 2 (2023): JUNI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i2.8912

Abstract

ABSTRACTIn the 16th century, Kadaleman Kawasen became one of the government systems that was influenced by Mataram. The change of the kadaleman system into a village was influenced by colonial policies that spread its power to Priangan. This study aims is to describe the process of changing the Kadaleman Kawasen government system into a village named Kawasen Village and to describe the comparison of the two systems. The method is using the historical method with for steps. The first is heuristic, it means the source collection stage. The second is criticism, it means researching the source, criticism is divided into external critism and internal criticism. The third is interpretations, it means interpreting the source and the fourth is historiography, it means writing of history. Kadaleman Kawasen  that had a district level position was abolished by the colonial government for some reason. Kadaleman Kawasen runs a government system under the reign of the Mataram Kingdom hegemony. The regent gains the position and power as a minor king who reigns in his territory with inherent privilages. While the Village Government systems was from changes in colonial policies that became their superiors. The form and structure of government is determined based on the customary law of each region.   Keywords: Government, Kadaleman, Kawasen, and Village
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL TRADISI NYAPU KABUYUTAN SITUS GUNUNG PAYUNG DESA SIRNAJAYA KECAMATAN KARANG JAYA KABUPATEN TASIKMALAYA Maulana, Fahmi; Brata, Yat Rospia; Sudarto, Sudarto
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 6, No 2 (2025): JUNI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v6i2.19466

Abstract

Penelitian ini mengkaji hubungan antara praktik tradisi dan pelestarian lingkungan, dengan fokus pada tradisi upacara Nyapu Kabuyutan di Gunung Payung, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya. Meskipun penelitian sebelumnya telah mengakui nilai-nilai dalam tradisi, masih terdapat kesenjangan dalam memahami kontribusi langsung tradisi terhadap pelestarian lingkungan. Tradisi adat mencerminkan pemahaman holistik tentang lingkungan yang mendorong praktik pelestarian berkelanjutan. Upacara Nyapu Kabuyutan bertujuan untuk membersihkan objek Lingga Payung melalui ritual yang dilakukan oleh masyarakat dan pemangku adat, serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam untuk generasi mendatang. Penelitian ini juga menyoroti komitmen masyarakat dalam mempertahankan prinsip, aturan, nilai, dan norma yang ada untuk menjaga kearifan lokal. Dengan mengadopsi konsep Hablum minal’alam, penelitian ini mengeksplorasi harmoni kosmos dan konservasi dalam tradisi Nyapu Kabuyutan dari perspektif etnoekologi dan moral ekologi. Fokus utama penelitian ini adalah nilai kearifan lokal dalam tradisi Nyapu Kabuyutan, dengan membatasi permasalahan pada sejarah perkembangan, prosesi pelaksanaan tradisi, dan kaitannya dengan pelestarian lingkungan.