Christiana Yosevina Ratna Tercia
Universitas Prasetiya Mulya, BSD City Kavling Edutown I.1, Jl. BSD Raya Utama, BSD City, Kec. Pagedangan, Tangerang, Banten 15339

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Kajian Branding Indonesia

Studi Hubungan Kredibilitas Influencer, Parasosial, Nilai Merek, Dan Niat Pembelian Produk Kosmetik Christania Angelica; Fadilla Anjani A; Christiana Yosevina Tercia; Krishnamurti Murniadi
Kajian Branding Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Kajian Branding Indonesia
Publisher : Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.689 KB) | DOI: 10.21632/kbi.2.2.300-336

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dalam penggunaan digital influencer dilihat dari kredibilitas yang dimiliki influencer dan hubungan parasosial yang terbangun dengan pengikutnya dalam membangun nilai merek yang diharapkan dan niat pembelian. Penelitian ini fokus kepada digital beauty influencer Indonesia di media sosial terkait produk kecantikan kosmetik (makeup). Dalam memberikan pemahaman, digunakan basis konseptual seperti digital influencer as opinion leader, influencer credibility, parasocial relationship, brand value, dan intention to purchase. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Hasil dari riset mengkonfirmasi bahwa memang penggunaan influencer memiliki efektivitas dalam mempengaruhi pengikutnya terhadap merek, seperti efektif dalam meningkatkan ekspektasi dari nilai produk/merek dan membangun niat pembelian dari pengikutnya. Pada prosesnya ditemukan bahwa expertise, trustworthiness, attractiveness, dan similarity mempengaruhi parasocial relationship. Kemudian, parasocial relationship yang telah terbangun antara influencer dengan pengikutnya dapat mempengaruhi expected brand value dan intention to purchase dari pengikut terhadap produk kosmetik yang diulas atau direkomendasikan oleh influencer. Kerangka yang diusulkan pada penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan memahami proses perubahan persepsi konsumen dan pola perilaku ketika influencer bertindak sebagai perantara informasi dan merekomendasikan merek. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan dapat mempertimbangkan faktor - faktor kredibilitas yang dimiliki oleh influencer, dari yang terpenting yaitu similarity, trustworthiness, attractiveness, dan similarity. Melalui 4 faktor tersebut, pengikut dapat membangun hubungan parasosial yang semakin kuat dengan influencer. Perusahaan dapat memanfaatkan hubungan parasosial sebagai sarana promosi, karena hubungan parasosial terbukti dapat membantu dalam peningkatan persepsi nilai merek kepada audiens dan pada akhirnya mempengaruhi niat pembeliannya.
Perbandingan Penggunaan Branded Emoticon Yang Mengandung Kelucuan di Dua Negara Calista Calista; Winnie Wiwa Soetijoso; Christiana Yosevina Ratna Tercia; Antonius W Sumarlin
Kajian Branding Indonesia Vol 3 No 1 (2021): Kajian Branding Indonesia
Publisher : Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.041 KB) | DOI: 10.21632/kbi.3.1.1-26

Abstract

Saat ini, Mobile Instant Messaging (MIM) telah menjadi fitur yang secara umum digunakan untuk memperkuat hubungan antara konsumen dengan merek. Penggunaan emotikon dalam MIM digunakan sebagai strategi oleh merek-merek terkenal sebagai influencer merek yang berperan untuk menyampaikan pengetahuan merek (brand knowledge) kepada konsumen lainnya, yang dikenal sebagai hubungan antara konsumen ke konsumen (C2C). Melanjutkan studi penelitian sebelumnya mengenai penggunaan branded emoticon dalam meningkatkan strategi C2C terdapat dua karakteristik tipe emotikon, yaitu: Kindchenschema dan Whimsical dalam studi kasus merek Three Squirrel di China. Peneliti mengeksplorasi kemungkinan efektifnya penggunaan branded emoticon tersebut di Indonesia melalui studi kasus terhadap merek Dunkin Donuts di Indonesia. Studi dilakukan melalui aplikasi MIM paling umum di Indonesia: WhatsApp. Riset data diperoleh secara purposive dan disebarkan secara on-line dengan total sampel sebanyak 400 responden yang diproses melalui SPSS 22 dan software AMOS 24 untuk menyesuaikan model persamaan struktural. Pada penelitian ini ditemukan bahwa kelucuan Kindchenschema dan Whimsical dapat memunculkan intensi pembelian dan kelekatan pada aplikasi WhatsApp melalui keseruan dan brand engagement yang tercipta. Ditemukan juga bahwa diantara kedua kelucuan tersebut, kelucuan Whimsical memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap munculnya intensi pembelian dan kelekatan pada aplikasi WhatsApp.
Intensi Pembelian Tiket pada Aplikasi PT Kereta Api Indonesia Clara Sandadi; Venny Tang; Christiana Yosevina Ratna Tercia; Dini Anggraeni Sirad
Kajian Branding Indonesia Vol 3 No 1 (2021): Kajian Branding Indonesia
Publisher : Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.375 KB) | DOI: 10.21632/kbi.3.1.27-55

Abstract

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta internet di masa kini, masyarakat luas dapat dengan mudah membeli produk dan/ jasa wisata yang mereka inginkan melalui perangkat dimanapun dan kapanpun mereka inginkan secara online tanpa harus mengunjungi toko agen perjalanan untuk membeli produk dan/ jasa wisata tersebut. Perusahaan pun sudah tidak perlu bergantung pada pihak ketiga dalam menyalurkan produk dan/ jasa mereka dan dapat langsung berkomunikasi dan menyampaikannya kepada konsumen. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mampu mempengaruhi intensi kaum Millennial menggunakan aplikasi KAI Access untuk membeli tiket kereta api melalui penelitian kuantitatif yang menggunakan Structural Equation Model (SEM) untuk menganalisis data. Hal penelitian yang didapatkan dari 149 sampel menunjukkan bahwa memiliki attitude/sikap yang positif merupakan hal terpenting untuk membentuk intensi tersebut dimana attitude/sikap kaum Millennial ini paling dipengaruhi oleh keinovasian. Temuan lainnya yang unik dalam penelitian ini adalah pengaruh negatif perceived believability terhadap attitude dan subjective norms yang mengindikasikan meskipun mereka percaya akan klaim atau penawaran yang ditawarkan PT KAI, hal ini tidak membuat mereka memiliki sikap yang positif terkait penggunaan aplikasi KAI Access dan orang-orang di sekitar mereka yang dianggap penting tidak mendorong mereka untuk menggunakan aplikasi KAI Access. Oleh karena itu, aplikasi KAI Access harus dirasakan cukup inovatif sehingga mereka memiliki sikap yang positif terkait penggunaan aplikasi KAI Access yang kemudian dapat memunculkan intensi yang positif juga.
Efek Komunikasi Media Sosial pada Persepsi Konsumen Gen Z terhadap Merk Streetwear Fashion Lokal di Indonesia Tan, Jones; Sachio, Ken; Ratna Tercia, Christiana Yosevina; Amelia, Novi
Kajian Branding Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Kajian Branding Indonesia
Publisher : Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21632/kbi.5.2.167-198

Abstract

Previous studies link Instagram contents with impulsive buying behavior, by passing evaluation stages in buying process. This study aims to fill this gap by considering the consumer behavior process leading up to the emergence of purchase intentions. specifically, this research will examine the relationship between firm-created contents and user-generated contents with the purchase intentions of Gen Z consumers towards Erigo, while considering brand awareness, brand attitude, and belief in global brand citizenship. SEM-PLS analysis was conducted on 135 sample respondents through an online questionnaire, using the purposive sampling technique. This study resulted in two findings: (1) firm-created contents positively influences belief in global brand citizenship, consequently, positively affects Gen Z consumers' purchase intentions towards the Erigo brand, (2) user generated contents positively influences brand attitudes and beliefs in global brand citizenship, both of which, consequently, positively affect Gen Z consumers' purchase intentions towards the Erigo brand.