Purwonugroho, Daniel Pesah
Pascasarjana Sekolah Tinggi Teologi Baptis Semarang

Published : 50 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Khamisyim : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Analisis Teologis: "Total Depravity" dalam Konteks Teologi Kovenan dan Refleksinya terhadap Kehidupan Manusia Daniel Pesah Purwonugroho; Yohanes Telaumbanua
KHAMISYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2024): April
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Batu, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Total Depravity is the condition of human sinfulness resulting from the failure of Adam and Eve to respond to God's covenant of work in the Garden of Eden. Sin renders human consciousness incapable of choosing to accept salvation from God. The state of total depravity renders humans entirely unable to respond to the covenant between humanity and God. Covenant Theology begins with God taking the initiative to establish a covenant of work with Adam. Adam's failure results in death entering the lives of humanity. Jesus, the eternal Son of God, enters into a covenant with God the Father. Jesus and His faithfulness become the determining factor in the covenant between God and humanity. Through a descriptive qualitative approach, the author expounds on the condition of total depravity and how Jesus serves as the focal point of a superior covenant, along with its reflection in human life. Abstrak Total depravity adalah kondisi keberdosaan manusia akibat dari kegagalan Adam dan Hawa merespon perjanjian kerja Allah di taman Eden. Dosa membuat kesadaran manusia tidak mungkin membuat manusia dapat memilih untuk menerima anugerah keselamatan dari Allah. Dalam keadaan rusak total, mustahil bagi manusia untuk mengadakan perjanjian antara manusia dan Tuhan. Teologi perjanjian dimulai dengan Allah mengambil inisiatif untuk membuat kontrak yang sah dengan Adam. Adam gagal, kegagalan Adam membawa kematian pada kehidupan manusia. Yesus adalah Allah Anak yang berasal dari kekekalan yang mengikat perjanjian dengan Allah Bapa. Yesus dan kesetiaanNya menjadi penentu perjanjian antara Allah dengan manusia. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penulis menguraikan tentang kondisi total depravity dan bagaimana Yesus menjadi titik tumpu perjanjian yang lebih baik serta refleksinya dalam kehidupan manusia. Kata Kunci : Total Depravity, Kovenan, Refleksi, Yesus
Merangkul Kelemahan dan Kekuatan dalam Kuasa Allah: Refleksi Teologis 2 Korintus 12:9 Purwonugroho, Daniel Pesah
KHAMISYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 1 (2025): OKTOBER
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Batu, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71415/jkmy.v3i1.45

Abstract

This paper aims to provide a theological reflection on 2 Corinthians 12:9 regarding weakness and strength in the power of God. Weakness and strength is a common paradox in the Christian perspective. Paul uses this paradox in 2 Corinthians 12:9 to embody the paradoxical concept of weakness and strength. Paul explained that he was experiencing weakness in his ministry. However, through his weakness, Paul experienced the power of God. Through a descriptive qualitative approach, the author will conduct a theological reflection on the verse 2 Corinthians 12:9. This theological reflection provides a deep understanding of weakness and strength in the life of a believer. The author states that the concept of weakness and strength of God that is raised in the theological reflection of 2 Corinthians 12:9 brings every believer to experience significant spiritual growth. This paper provides a reflective academic contribution on weakness and strength and their relationship with God's grace and its dynamics in the lives of believers. AbstrakTulisan ini bertujuan untuk memberikan sebuah refleksi teologis dari 2 Korintus 12:9 mengenai kelemahan dan kekuatan dalam kuasa Allah. Kelemahan dan kekuatan adalah sebuah paradoks yang umum dijumpai di dalam perspektif Kristen seperti di dalam perjalanan kehidupan rohani orang percaya.  Paulus menggunakan paradoks ini di dalam 2 Korintus 12:9 untuk mengejawantahkan konsep paradoks mengenai kelemahan dan kekuatan. Paulus menjelaskan bahwa dirinya tengah mengalami kelemahan di dalam pelayanannya. Namun, melalui kelemahan yang Paulus alami membuat Paulus mengalami kuasa Allah. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penulis akan melakukan refleksi teologis ayat 2 Korintus 12:9. Refleksi teologis ini memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kelemahan dan kekuatan di dalam kehidupan orang percaya. Penulis menyatakan bahwa konsep kelemahan dan kekuatan Allah yang dimunculkan dalam refleksi teologis 2 Korintus 12:9 ini membawa setiap orang percaya mengalami pertumbuhan rohani yang signifikan. Tulisan ini memberikan kontribusi akademik yaitu refleksi teologis mengenai kelemahan dan kekuatan di dalam kehidupan orang percaya. Tulisan ini juga memberikan bentangan pemahaman tentang kelemahan dan kekuatan serta relasinya dengan anugerah Allah dan dinamikanya dalam kehidupan orang percaya.Kata kunci: Kekuatan, Kuasa Allah, Refleksi Teologis, 2 Korintus 12:9