Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Aerospace

PERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL Samosir, Ganda; Nuryanto, Agus
Indonesian Journal of Aerospace Vol. 7 No. 2 (2009): Jurnal Teknologi Dirgantara
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket), merupakan roket taktis dengan diameter dan panjang, berturut-turut 70 mm dan 680 mm. Roket ini dapat digunakan, baik dari darat ke darat, udara ke udara, dan bahkan dari udara ke darat. Roket FFAR 2.75”, mempunyai 4 (empat) buah nosel kecil-kecil sejenis (Multi Nosel) yang pemasangannya diatur sedemikian rupa, sehingga satu dengan lainnya membentuk sudut tertentu. Dengan posisi nosel-nosel seperti ini, dapat menghasilkan efek puntir (sebagai mana gerak laju peluru) pada saat terbang, sehingga roket ini mempunyai jangkauan horizontal sekitar 8 km pada sudut elevasi 40º. Roket substitusi FFAR (RX-70) mempunyai 1 (satu) nosel (Nosel Tunggal), berbahan bakar propelan padat jenis komposit, sementara FFAR asli menggunakan tipe double base. Paper ini membahas simulasi perancangan sistem propulsi, pembuatan dan pengujian (statik maupun terbang) roket RX-70 dengan nosel tunggal sebagai pengganti FFAR nosel jamak. Dari hasil uji terbang yang telah dilaksanakan mulai tahun 2004 di Pandanwangi-Jawa Timur dan dilanjutkan di Pameugpeuk-Jawa Barat, diketahui bahwa roket RX-70 mempunyai jangkauan horizontal 7,8 km pada sudut elevasi 40°, terjadi penyimpangan 2,5 % dari rancangan.
ANALISIS SISTEM DINAMIKA TERBANG (FLIGHT DYNAMICS) SATELIT LAPAN TUBSAT Rahman, Abdul; Nuryanto, Agus
Indonesian Journal of Aerospace Vol. 6 No. 1 (2008): Jurnal Teknologi Dirgantara
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Phase peluncuran dan awal orbit (Launch and Early Orbit Phase – LEOP) merupakan tahapan kritis dalam siklus pengoperasian sebuah satelit. Aktivitas utama dalam phase peluncuran dan awal orbit satelit terdiri dari pelacakan, pengecekan sistem satelit, pengendalian sikap dan pengujian muatan. Dalam makalah ini akan diulas tahapan-tahapan tersebut terkait dengan sistem dinamika terbang (Flight Dynamics) Satelit LAPAN-TUBSAT atau Satelit LAPAN-A1.
ASPAL BUTON (ASBUTON) SEBAGAI BAHAN BAKAR ROKET PADAT Nuryanto, Agus; Sutrisno
Indonesian Journal of Aerospace Vol. 7 No. 1 Juni (2009): Jurnal Teknologi Dirgantara
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cadangan asbuton di Pulau Buton Sulawesi yang sangat besar, masih belumdimanfaatkan secara maksimal untuk keperluan pembangunan, khususnya jalan, baik dalam bentuk asbuton butir maupun aspal cair. Aspal cair hasil ekstraksi asbuton, tersusun dari Saturates, Asphaltenes, Resins dan Aromatics, pada dasarnya merupakan campuran hidrokarbon baik aromatik maupun alifatik, dan berbentuk cairan sangat kental berwarna hitam dan memiliki sifat lengket. Bahan bakar roket padat atau yang disebut propelan padat terdiri dari fuelbinder (15-20%), metal-fuel (2-5%), oksidator (75-80%) sebagai sumber oksigen dan additives lainnya (2-5%). Bahan baku tersebut diolah melalui beberapa tahapan proses, sehingga menghasilkan bentuk batang propelan (propellant grain) dengan spesifikasi yang sesuai dengan yang diperlukan dalam perancangan. Aspal cair dari asbuton yang memiliki sifat rekat yang baik, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai fuel-binder dalam propelan padat jenis komposit. Oleh karena, aspal cair berupa cairan yang sangat kental, maka akan mengalami beberapa kendala dalam proses pencampuran dengan oksidator maupun bahan padat lainya dalam pembentukan batang propelan, karena tidak akan bisa menampung jumlah oksidator yang cukup memadai. Sebagai akibatnya, kinerja yang dihasilkan, masih jauh dari yang diharapkan, bila dibandingkan dengan propelan komposit yang sekarang banyak digunakan, seperti poli-butadiena.