Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Kolaboratif Sains

Analisis Kandungan Protein Dan Zat Besi Serta Uji Organoleptik Cookies Daun Kelor Dengan Substitusi Tepung Kacang Hijau: Analysis of protein and iron content and organoleptic test of moringa leaf cookies with mung bean flour substitution Aprilita Putri Salsabila; Sunarto Kadir; Tri Septian Maksum
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8234

Abstract

Cookies adalah cemilan yang umumnya dibuat dengan bahan baku tepung terigu, mentega, telur dan susu bubuk, oleh karena itu agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan makanan lokal, maka dapat digunakan daun kelor dan tepung kaacang hijau yang tinggi protein dan zat besi. Rumusan masalah adalah bagaimana kandungan protein, zat besi dan penerimaan organoleptik cookies daun kelor dengan substitusi tepung kacang hijau. Tujuan adalah untuk menganalisis kandungan protein dan zat besi serta uji organoleptik cookies daun kelor dengan substituti tepung kacang hijau. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan uji kjedahl, spektofotometer UV-Visible dan uji organoleptik untuk mengetahui kandungan protein, zat besi dan penerimaan organoleptik cookies. Panelis yang digunakan adalah mahasiswa Peminatan Gizi Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo sebanyak 20 panelis. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian cookies daun kelor dengan susbtitusi tepung kacang hijau pada formulasi 10g, 15g, dan 20g mengandung protein berturut-turut sebanyak 11,11%, 11,78%, dan 12,24%. Kandungan zat besi ketiga formulasi berturut-turut sebanyak 73,11 mg/kg, 68,34 mg/kg, dan 90,36 mg/kg. Berdasarkan hasil uji organoleptik didapatkan hasil bahwa dari segi warna, aroma, tekstur,dan rasa yang paling disukai oleh panelis adalah cookies dengan formulasi 10g daun kelor. Cookies disukai karena warna hijau cerah dengan 18 panelis (90%), aromanya harum dengan 3 panelis (15%), tekstur renyah dengan 5 paneliS (25%), dan rasanya yang gurih dan manis dengan 11 panelis (55%). Disarankan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kandungan gizi lainnya, dan uji ketahanan cookies agar bisa diketahui berapa lama ketahanan dan layak konsumsi produk .
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Malnutrisi Pada Balita Di Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo: Factors Influencing the Incidence of Malnutrition in Toddlers in Hutadaa Village, Talaga Jaya District, Gorontalo Regency Zulfikal Dulalimo; Sunarto Kadir; Ulva Aulia
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8246

Abstract

Malnutrisi adalah kondisi kekurangan gizi yang ditandai dengan berat dan tinggi badan di bawah normal menurut umur. Kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi bagi balita masih kurang.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi pada balita di Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Variabel dependen adalah kejadian malnutrisi, sedangkan variabel independen meliputi pengetahuan gizi ibu, status ekonomi, dan pola asuh. Populasi berjumlah 214 responden, dengan sampel sebanyak 140 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercyaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar balita berusia 36–47 bulan (35,0%), 55 balita mengalami malnutris atau sebesar (39.3%), ibu memiliki pengetahuan gizi baik sebanyak 46 orang (32,9% ), status ekonomi tinggi sebanyak 44 orang (31.4%), dan 54 ibu (38,8%) menerapkan pola asuh yang baik. Terdapat pengaruh signifikan terhadap pengetahuan gizi ibu (p=0,025), status ekonomi (p=0,000), dan pola asuh (p=0,010) terhadap kejadian malnutrisi pada balita. Disarankan agar ibu memanfaatkan layanan kesehatan, memperhatikan asupan gizi, dan menerapkan pola asuh yang baik untuk mencegah malnutrisi pada balita.
Hubungan Body Image Dan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Smp Negeri 1 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango: The Relationship Between Body Image and Eating Patterns with Nutritional Status in Adolescent Girls at SMP Negeri 1 Bulango Selatan, Bone Bolango Regency Faradilla Valencia Sinandaka; Sunarto Kadir; Yasir Mokodompis
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8285

Abstract

Body image mengacu pada persepsi menyeluruh mengenai bentuk tubuh, perasaan tidak puas menyebabkan tidak percaya diri terhadap penampilan. Pola kebiasaan makan yang buruk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Masalah gizi pada remaja salah satunya disebabkan pola konsumsi tidak baik. Rumusan masalah apakah ada hubungan body image dan pola makan dengan status gizi pada remaja putri di SMP Negeri 1 Bulango Selatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan body image dan pola makan dengan status gizi pada remaja putri di SMP Negeri 1 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel adalah siswa remaja putri kelas IX di SMP Negeri 1 Bulango Selatan sebanyak 55 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, formulir food recall 24 jam, pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital, pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise. Analisis data menggunakan uji statistic Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42 orang (76.4%) memiliki body image positif sedangkan sebanyak 13 orang (23.6%) memiliki body image negatif, hasil analisis ada hubungan body image dengan dengan status gizi remaja putri (p = 0.000). Sebanyak 21 orang (38.2%) pola makan kurang, 28 orang (50.9%) pola makan baik dan 6 orang (10.9%) pola makan lebih, hasil analisis ada hubungan pola makan dengan status gizi remaja putri (p = 0.000). Diharapkan remaja putri mempunyai kepercayaan diri lebih baik lagi sehingga terciptanya persepsi positif terhadap citra tubuh serta menjaga pola makan dengan tidak mengkonsumsi sembarang makanan yang dapat mempengaruhi berat badan.
Hubungan Penggunaan Gadget Dan Pola Tidur Dengan Status Gizi Pada Siswa Kelas 7 SMP Negeri 2 Kota Gorontalo: The Relationship Between Gadget Use and Sleep Patterns with Nutritional Status in 7th Grade Students of SMP Negeri 2, Gorontalo City Putri Julistia Nakoda; Sunarto Kadir; Nikmatisni Arsad
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 9: September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i9.8737

Abstract

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk seseorang yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan seseorang. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan penggunaan gadget dan pola tidur dengan status gizi pada siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang berjumlah 346 siswa. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan sampel berjumlah 185 siswa. Analisis data menggunakan uji statistic Chi-Square. Hasil penelitian penggunaan gadget (p value 0,683), tidak ada hubungan secara signifikan dengan status gizi, pola tidur (p value 0,00), ada hubungan secara signifikan dengan status gizi. Siswa yang pola tidurnya baik cenderung memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi, yang dapat mendukung keseimbangan energi dan mencegah penambahan berat badan berlebihan. Diharapkan pada pihak sekolah agar memberikan edukasi kepada siswa mengenai dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan dan pentingnya pola tidur yang teratur terhadap status gizi.
Gambaran Pemilihan Makanan Dengan Menggunakan Toys Food Pada Anak TK Beringin 2 Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo: An Overview of Food Selection Using Toy Food for Children at Beringin 2 Kindergarten, Tilango District, Gorontalo Regency Sartika Nusi; Sunarto Kadir; Yasir Mokodompis
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 7: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i7.8323

Abstract

Penelitian ini berfokus pada anak-anak di Taman Kanak-Kanak (TK) Beringin 2, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, yang sering mengonsumsi jajanan tidak sehat di lingkungan sekolah. Jajanan tersebut umumnya rendah gizi dan mengandung bahan berbahaya, yang berisiko memengaruhi kesehatan anak. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan edukatif, seperti penggunaan Toys Food, untuk membantu anak-anak memahami dan memilih makanan sehat sejak dini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana gambaran pemilihan makanan oleh anak-anak di TK Beringin 2, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, dengan menggunakan media Toys Food?. Bertujuan untuk mengkaji gambaran penggunaan Toys Food dalam membentuk perilaku pemilihan makanan pada anak-anak usia dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Beringin 2. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan melibatkan 30 anak usia 4 hingga 6 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan yang paling banyak dipilih adalah buah (30%), diikuti oleh camilan asin dan manis (masing-masing 23,3%), serta sayuran (23,3%). Sebanyak 53,3% anak lebih sering memilih makanan sehat, sementara 46,7% memilih makanan tidak sehat. Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan makanan adalah daya tarik visual dari mainan makanan, dengan 50% anak memilih makanan berdasarkan warna yang menarik, dan 30% memilih makanan yang sudah dikenalnya. Simpulan Penggunaan Toys Food sebagai alat edukasi memperoleh respons positif, dengan 50% anak sangat menikmati proses pemilihan makanan menggunakan mainan tersebut. Saran dengan menggunakan Toys Food sebagai alat edukasi yang efektif dalam memperkenalkan pilihan makanan sehat kepada anak-anak dan membentuk kebiasaan makan yang lebih baik sejak dini.